Chereads / berkultivasi untuk menjadi yang terkuat dan tidak tertandingi / Chapter 36 - Pertemuan dengan Sang Penjaga Samudra

Chapter 36 - Pertemuan dengan Sang Penjaga Samudra

Dua hari setelah lolos dari Pulau Bayangan, perjalanan mereka dihadang oleh fenomena aneh. Lautan tiba-tiba menjadi tenang seperti kaca, dan kabut tebal naik dari permukaan air. Dari dalam kabut, muncul sosok raksasa berpakaian jubah biru tua, dengan wajah yang tertutup topeng karang. Itu adalah **Sang Penjaga Samudra**, entitas yang dikatakan menguasai semua rahasia lautan.

"Kalian membawa Tanduk Naga Emas," suaranya bergemuruh, membuat air laut bergetar. "Tapi apakah kalian layak untuk mencapai Pulau Abadi?"

Xiao Shao maju ke depan. "Kami hanya ingin melindungi yang lemah dan menemukan kebenaran. Tolong, beri kami jalan!"

Sang Penjaga Samudra mengangkat tangannya, dan air laut membentuk dua gelombang raksasa yang berputar seperti portal. "Pilih satu: gelombang kiri akan menguji kekuatan fisikmu, gelombang kanan akan menguji kebijaksanaanmu. Salah pilih, dan kalian akan binasa."

Ling melihat Xiao Shao. "Aku percaya padamu. Kau yang memutuskan."

Xiao Shao menatap kedua gelombang itu. Tiba-tiba, Tanduk Naga Emas di tangannya berdenyut, seolah memberi petunjuk. "Kita pilih... keduanya!" teriaknya, meniup tanduk itu dengan kencang.

Kekuatan tanduk itu membelah kedua gelombang, dan di tengahnya muncul jalan ketiga—sebuah terowongan kristal yang memancarkan cahaya keemasan. Sang Penjaga Samudra tertawa, suaranya menggema. "Cerdik. Kalian layak melanjutkan."

Terowongan itu membawa mereka ke perairan yang dipenuhi bioluminesensi—ikan-ikan dan ubur-ubur bercahaya berenang di sekitar kapal. Di kejauhan, mereka melihat pulau yang diselimuti cahaya keemasan. **Pulau Abadi**.

Tapi tiba-tiba, Kapten Liang menarik pisau dan menodongkannya ke punggung Xiao Shao. "Maaf, anak muda. Harta karun di pulau itu akan jadi milikku!"

Ling berusaha melompat, tapi Kapten Liang sudah melempar granat asap. Saat asap menghilang, Kapten Liang dan beberapa awak kapal yang berkhianat telah melarikan diri dengan sekoci, membawa Tanduk Naga Emas.

"Tidak...!" teriak Xiao Shao, putus asa.

Ling menguatkannya. "Kita masih punyamu. Dan kita masih punya semangat. Pulau Abadi sudah di depan mata. Kita harus merebut kembali tanduk itu!"

Dengan tekad membara, mereka menggunakan sekoci darurat dan mendayung ke arah Pulau Abadi, siap menghadapi pertarungan terbesar dalam hidup mereka. Di pulau itu, Kapten Liang sudah menunggu dengan senyum kemenangan—tapi dia tidak tahu bahwa Pulau Abadi menyimpan rahasia yang lebih mengerikan dari yang ia bayangkan.