Chapter 33 - Ujian di Gunung Langit

Setelah mengalahkan naga penjaga Kuil Langit, Xiao Shao dan Ling merasa lega sekaligus waspada. Tanduk Naga Emas yang mereka dapatkan memancarkan energi magis yang kuat, seolah-olah memiliki kehidupan sendiri. Namun, mereka tahu bahwa ini bukanlah akhir dari perjalanan mereka. Justru, ini adalah awal dari petualangan yang lebih berbahaya dan menegangkan.

"Kita harus segera turun dari gunung ini," kata Xiao Shao, memandang ke arah langit yang mulai gelap. "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres."

Ling mengangguk, matanya waspada. "Aku juga merasakannya. Sepertinya kita tidak sendirian di sini."

Tiba-tiba, angin berhembus kencang, membawa suara gemuruh yang menggelegar. Dari balik awan, muncul sekelompok makhluk bersayap—makhluk yang dikenal sebagai Harpy, makhluk setengah manusia setengah burung yang terkenal kejam dan licik.

"Mereka datang!" teriak Ling, siap menghunus pedangnya.

Xiao Shao mengangkat Tanduk Naga Emas, merasakan energi magisnya mengalir ke tubuhnya. "Kita harus bertahan! Jangan biarkan mereka mengambil tanduk ini!"

Pertarungan pun pecah. Harpy-Harpy itu menukik dari langit, mencakar dan menyerang dengan kecepatan yang luar biasa. Xiao Shao dan Ling berjuang mati-matian, menggunakan segala kemampuan mereka untuk bertahan. Xiao Shao mengeluarkan jurus-jurus naga yang dia pelajari, sementara Ling menggunakan kecepatan dan kelincahannya untuk menghindari serangan.

"Ling, kita harus bekerja sama!" teriak Xiao Shao, menangkis serangan dari dua Harpy sekaligus.

"Setuju!" jawab Ling, melompat ke udara dan menendang salah satu Harpy dengan kekuatan penuh.

Mereka berhasil mengusir beberapa Harpy, tapi jumlah mereka terlalu banyak. Tiba-tiba, Xiao Shao mendapat ide. "Aku akan menggunakan kekuatan Tanduk Naga Emas!"

Dia mengangkat tanduk itu tinggi-tinggi dan meniupnya dengan sekuat tenaga. Suara yang keluar dari tanduk itu bukanlah suara biasa—itu adalah suara gemuruh naga yang memekakkan telinga. Gelombang suara itu menyebar ke segala arah, membuat Harpy-Harpy itu berteriak kesakitan dan terbang menjauh.

"Berhasil!" teriak Ling, tersenyum lega.

Tapi, sebelum mereka bisa bersantai, tanah di bawah kaki mereka mulai bergetar. "Apa lagi ini?" tanya Xiao Shao, matanya waspada.

Dari dalam tanah, muncul makhluk raksasa berbentuk seperti ular naga, tapi dengan tubuh yang terbuat dari batu dan magma. Itu adalah **Naga Batu Magma**, makhluk legendaris yang dikatakan menjaga Gunung Langit.

"Kita tidak punya waktu untuk istirahat!" teriak Ling, siap menghadapi makhluk baru itu.

Naga Batu Magma itu mengeluarkan suara gemuruh yang menggetarkan jiwa. "Kalian telah mengambil Tanduk Naga Emas! Kembalikan, atau hadapi kemurkaanku!"

Xiao Shao mengangkat tanduk itu, matanya penuh tekad. "Kami tidak bisa melakukannya. Kami membutuhkan tanduk ini untuk melindungi orang-orang yang kami cintai!"

Naga itu menggeram, lalu menyerang dengan ekornya yang besar. Xiao Shao dan Ling melompat ke samping, menghindari serangan itu. Pertarungan sengit pun terjadi. Naga Batu Magma itu mengeluarkan semburan magma panas, sementara Xiao Shao dan Ling menggunakan segala kemampuan mereka untuk bertahan dan menyerang balik.

"Kita harus menemukan kelemahannya!" teriak Ling, mencoba mencari celah di tubuh batu naga itu.

"Di bagian dadanya! Ada kristal merah—itu adalah sumber kekuatannya!" jawab Xiao Shao, yang telah membaca tentang makhluk ini di salah satu naskah kuno.

Mereka berdua bekerja sama, dengan Ling mengalihkan perhatian naga itu sementara Xiao Shao mencoba mendekati kristal merah itu. Tapi, naga itu tidak mudah dikelabui. Ia mengeluarkan semburan magma lagi, memaksa Xiao Shao mundur.

"Kita butuh rencana lain!" teriak Ling, yang hampir terkena serangan ekor naga.

Xiao Shao memandang Tanduk Naga Emas, lalu mendapat ide. "Aku akan menggunakan kekuatan tanduk ini untuk mengalihkan perhatiannya. Kau harus menghancurkan kristal itu!"

Ling mengangguk, siap melaksanakan rencana itu. Xiao Shao meniup tanduk itu lagi, kali ini dengan kekuatan penuh. Suara gemuruh naga itu membuat Naga Batu Magma terkejut dan mengalihkan perhatiannya ke Xiao Shao.

Saat itulah Ling melompat ke udara, menggunakan pedangnya untuk menyerang kristal merah di dada naga itu. Dengan satu serangan tepat, kristal itu pecah, dan Naga Batu Magma itu mengeluarkan suara erangan kesakitan sebelum tubuhnya hancur menjadi batu-batu kecil.

"Kita berhasil!" teriak Ling, tersenyum lega.

Xiao Shao mengangguk, tapi dia tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. "Kita harus segera turun dari gunung ini. Aku merasa ada lebih banyak bahaya yang menunggu."

Mereka berdua segera turun dari Gunung Langit, melewati jalan setapak yang berbahaya dan medan yang sulit. Tapi, perjalanan mereka tidak menjadi lebih mudah. Saat mereka mencapai kaki gunung, mereka dihadang oleh sekelompok bandit yang dipimpin oleh seorang pria bertopeng misterius.

"Serahkan Tanduk Naga Emas, atau kalian akan mati!" ancam pemimpin bandit itu.

Xiao Shao dan Ling saling memandang, tahu bahwa mereka tidak punya pilihan lain. "Kami tidak akan menyerahkannya!" jawab Xiao Shao, siap bertarung lagi.

Pertarungan sengit pun terjadi. Bandit-bandit itu terlatih dan bersenjata lengkap, tapi Xiao Shao dan Ling tidak mudah dikalahkan. Mereka menggunakan segala kemampuan mereka untuk melawan, dan akhirnya berhasil mengusir bandit-bandit itu.

Tapi, pemimpin bandit itu tidak mudah dikalahkan. Dia menggunakan sihir gelap untuk menyerang, membuat Xiao Shao dan Ling kesulitan. "Kalian tidak bisa mengalahkanku!" teriaknya, menyerang dengan kekuatan gelap.

Xiao Shao mengangkat Tanduk Naga Emas, mencoba menggunakan kekuatannya untuk melawan sihir gelap itu. Tiba-tiba, tanduk itu memancarkan cahaya terang, menghancurkan sihir gelap dan membuat pemimpin bandit itu terlempar ke belakang.

"Tidak mungkin!" teriaknya, sebelum akhirnya kabur bersama sisa anak buahnya.

Xiao Shao dan Ling tersungkur ke tanah, kelelahan tapi lega. "Kita berhasil," kata Xiao Shao, tersenyum lemah.

"Ya, tapi perjalanan kita belum selesai," jawab Ling, memandang ke arah cakrawala. "Kita harus menemukan Pulau Abadi."

Dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya, Xiao Shao dan Ling melanjutkan perjalanan mereka.