Hari-hari semakin berat bagi Xiao Shao. Meskipun latihan fisik dan pertarungannya semakin membaik, ia merasa ada sesuatu yang kurang. Di dalam dirinya, ada perasaan bahwa meskipun kekuatan tubuhnya meningkat, ada batasan yang tak bisa ia lewati dengan hanya mengandalkan otot dan kecerdikan.
Malam itu, setelah berlatih keras di dojo, Xiao Shao pulang dengan tubuh yang sangat lelah. Saat ia membuka pintu apartemennya, ia merasa sesuatu yang aneh. Di atas meja kecilnya, ada sebuah buku tua yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Buku itu terbuat dari kulit kasar, warnanya sudah memudar, dan ada beberapa simbol yang tidak ia kenali terukir di sampulnya.
Penasaran, Xiao Shao mengambil buku itu dan membuka halamannya. Di dalamnya, ada tulisan yang tidak ia pahami pada awalnya. Kata-kata itu tampaknya bukan berasal dari bahasa yang ia kenal, tetapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Beberapa kalimat di halaman pertama berbicara tentang kekuatan yang lebih besar daripada tubuh manusia, tentang cara untuk meningkatkan potensi fisik dan mental melalui jalan yang lebih dalam.
"Ini… bukan hanya tentang latihan fisik," pikir Xiao Shao, menyadari bahwa buku itu mungkin adalah sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang ia bayangkan.
Ia mulai membaca dengan seksama, menerjemahkan setiap kalimat. Meskipun tulisan itu tampaknya tidak sempurna, kata-kata itu memberi gambaran tentang kekuatan yang bisa didapatkan melalui "kultivasi." Meskipun dalam dunia ini tidak ada qi atau energi spiritual yang ia kenal sebelumnya, buku ini berbicara tentang cara untuk mengendalikan tubuh dan pikiran dengan cara yang lebih mendalam.
Buku itu menjelaskan tentang "Kultivasi Tubuh dan Jiwa." Setiap halaman memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengoptimalkan kekuatan manusia secara alami, mulai dari teknik pernapasan hingga cara mengatur energi dalam tubuh. Xiao Shao merasakan sebuah harapan baru muncul dalam dirinya. Jika dunia ini tidak memberinya qi, mungkin ada cara lain untuk memperoleh kekuatan yang lebih besar, dan buku ini mungkin adalah kunci untuk mencapainya.
---
Selama beberapa minggu berikutnya, Xiao Shao mendedikasikan dirinya untuk mempelajari teknik-teknik dalam buku tersebut. Meskipun terkadang ia merasa frustasi karena kesulitan memahami beberapa konsep, ia tidak menyerah. Ia terus berlatih, mengikuti petunjuk dalam buku itu dengan penuh ketekunan.
Salah satu teknik pertama yang ia coba adalah "Pernapasan Dalam." Teknik ini mengajarkan Xiao Shao untuk mengendalikan napasnya dengan cara yang lebih terstruktur. Setiap kali ia menarik napas, ia membayangkan udara itu mengalir ke seluruh tubuhnya, memberikan kekuatan dan vitalitas. Setiap kali ia menghembuskan napas, ia berusaha untuk membuang rasa lelah dan stres, menggantinya dengan ketenangan.
Seiring waktu, Xiao Shao mulai merasakan perubahan dalam tubuhnya. Ia merasa lebih kuat, lebih energik. Setiap latihan fisik yang ia lakukan terasa lebih mudah, lebih lancar. Meskipun ia tidak merasakan adanya aliran qi seperti yang dijelaskan dalam buku itu, ia merasakan semacam peningkatan yang lebih subtil—sebuah perasaan kekuatan yang muncul dari dalam dirinya.
Selain pernapasan, buku itu juga mengajarkan teknik meditasi yang lebih mendalam. Xiao Shao menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk duduk dengan tenang, mengatur pikirannya, dan mencoba untuk merasakan aliran energi dalam tubuhnya. Meskipun tidak ada energi spiritual yang bisa ia rasakan, meditasi itu membantunya untuk lebih terhubung dengan dirinya sendiri, dengan setiap bagian tubuhnya.
---
Pada suatu pagi yang cerah, setelah bermeditasi selama hampir dua jam, Xiao Shao merasakan sesuatu yang berbeda. Saat ia membuka matanya, tubuhnya terasa ringan, seperti tidak ada batasan. Ia merasakan kekuatan yang sebelumnya tidak ia ketahui ada di dalam dirinya. Ia berdiri dan menggerakkan tubuhnya dengan kelincahan yang luar biasa, seakan seluruh dunia mengalir bersama gerakan tubuhnya.
"Saya… bisa merasakannya!" teriak Xiao Shao dengan suara keras, kebingungannya berubah menjadi kekaguman. Ia baru saja menyentuh batas kekuatan yang lebih tinggi, meskipun tanpa qi.
Dengan teknik yang ia pelajari, tubuh dan pikirannya kini berada dalam keadaan sinergi yang sempurna. Seolah-olah ada bagian dari dirinya yang telah terbangun, dan kekuatan itu mengalir bebas ke seluruh tubuhnya. Ia bisa merasakan energi dari dalam dirinya, meskipun tidak seperti qi yang ada dalam cerita-cerita kuno. Ini adalah energi tubuh manusia yang murni, yang sudah ada sejak lama, tetapi hanya sekarang ia bisa mengaksesnya.
---
Sejak saat itu, Xiao Shao terus melatih dirinya dengan lebih intens. Teknik-teknik yang ada dalam buku itu mulai membuahkan hasil. Setiap hari, ia merasa tubuhnya semakin kuat, lebih fleksibel, dan lebih cepat. Bahkan dalam pertarungan, ia bisa merasakan peningkatan yang luar biasa. Gerakannya menjadi lebih tajam, lebih presisi, dan lebih mematikan.
Tidak hanya fisik, kemampuan mentalnya juga semakin berkembang. Ia bisa berkonsentrasi lebih lama, berpikir lebih jernih dalam situasi tekanan tinggi, dan merespons dengan ketepatan yang luar biasa. Pikiran dan tubuhnya kini berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh.
Meskipun begitu, Xiao Shao tahu bahwa ini masih baru permulaan. Buku itu hanya memberikan petunjuk dasar, dan ia tahu masih ada banyak hal yang harus dipelajari. Namun, ia merasakan bahwa ia telah menemukan jalur baru, jalan menuju kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang bisa diberikan oleh dunia ini.
Dan dengan pengetahuan ini, Xiao Shao tahu bahwa tidak ada yang bisa menghentikan langkahnya menuju puncak kekuatan.