Hari-hari setelah kompetisi itu berlalu dengan cepat. Xiao Shao merasakan perubahan yang jelas dalam dirinya. Setiap gerakan tubuhnya terasa lebih efisien, lebih terkoordinasi. Teknik yang dulu terasa rumit kini menjadi bagian dari dirinya. Meskipun begitu, ia tahu bahwa itu belum cukup. Kekuatannya masih jauh dari sempurna, dan dunia ini penuh dengan tantangan yang menanti.
Setelah beberapa minggu, Xiao Shao mulai menerima tantangan yang lebih besar. Kabar tentang kemampuannya tersebar, dan tidak sedikit orang yang ingin menguji kekuatannya. Beberapa dari mereka datang dengan maksud serius, beberapa lainnya hanya untuk membuktikan bahwa Xiao Shao bukanlah siapa-siapa.
Suatu sore, ketika Xiao Shao sedang berlatih di dojo, seorang pria muda mendekatinya. Pria itu tinggi, berotot, dan memiliki aura percaya diri yang kuat. Dari cara ia bergerak, Xiao Shao bisa merasakan bahwa pria ini memiliki pengalaman bertarung yang cukup tinggi.
"Xiao Shao, kan?" tanya pria itu dengan suara tegas.
Xiao Shao mengangguk. "Iya, ada apa?"
Pria itu tersenyum lebar. "Aku mendengar banyak hal tentangmu. Aku ingin mengujimu. Ada pertandingan malam ini, aku harap kau datang."
Tanpa menunggu jawaban, pria itu berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Xiao Shao dengan pikiran yang penuh tanda tanya. Meskipun ia tidak tahu siapa pria itu, ia tahu bahwa ini adalah kesempatan lainnya untuk menguji batas kemampuannya.
---
Malam itu, Xiao Shao tiba di lokasi pertandingan. Arena itu lebih besar dari yang ia bayangkan, dipenuhi dengan orang-orang yang menonton pertarungan. Ada sejumlah petarung dari berbagai dojo, sebagian dari mereka terlihat sangat berpengalaman. Namun, Xiao Shao tidak merasa gentar. Ia tahu bahwa jika ia ingin mencapai puncaknya, ia harus terus menghadapi lawan yang lebih kuat.
Di tengah kerumunan, Xiao Shao melihat pria yang menantangnya tadi. Ia sedang berdiri bersama dua rekannya, menatapnya dengan ekspresi penuh tantangan. Pria itu melambaikan tangan, memberi isyarat agar Xiao Shao mendekat.
Xiao Shao berjalan ke arah mereka, merasakan ketegangan yang meningkat di udara. Ia mengamati lawannya—pria itu lebih besar dan lebih berotot, tampaknya memiliki keahlian bertarung yang jauh lebih baik.
Pria itu menatap Xiao Shao dengan senyum sinis. "Siap untuk bertarung?" tanyanya.
"Selalu," jawab Xiao Shao, matanya tetap fokus.
Pertandingan dimulai. Pria itu langsung melancarkan serangan cepat, pukulan bertubi-tubi yang penuh dengan kekuatan. Namun, Xiao Shao sudah siap. Ia menghindar dengan gesit, berputar untuk menghindari pukulan, dan mencari celah untuk membalas.
Gerakan pertama lawannya sangat kuat, tetapi juga terduga. Xiao Shao tahu bahwa untuk mengalahkan lawan ini, ia harus sabar dan menunggu saat yang tepat. Setelah beberapa menit berkelit, ia melihat peluang.
Dengan gerakan yang cepat dan terkoordinasi, Xiao Shao meluncurkan serangan balik. Sebuah tendangan kuat menghantam perut lawannya, membuat pria itu terhuyung mundur. Penonton terkejut, melihat kekuatan yang baru muncul dari Xiao Shao.
Namun, lawannya segera bangkit dan melanjutkan serangan. Ia semakin agresif, menggunakan teknik bertarung yang lebih kompleks. Gerakannya lebih sulit untuk dihindari, tetapi Xiao Shao tetap tenang. Ia tahu bahwa kekuatan fisik bukan satu-satunya yang akan memenangkan pertarungan ini. Ia harus mengandalkan keterampilan dan kecerdikan.
Saat pria itu melancarkan serangan tendangan, Xiao Shao memanfaatkan kelambanan lawannya setelah tendangan tersebut. Dengan gerakan yang cepat, ia berhasil menjatuhkan lawannya dengan kuncian yang tepat. Pria itu terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi.
Xiao Shao berdiri tegak di atas lawannya, napasnya teratur, tubuhnya sedikit kelelahan, tetapi ekspresinya menunjukkan kepuasan. Ia tahu bahwa setiap kemenangan memberinya lebih banyak pelajaran.
Penonton di sekitar arena meledak dengan sorakan. Mereka tak menyangka Xiao Shao bisa mengalahkan pria yang terlihat jauh lebih kuat darinya.
---
Setelah pertandingan, Xiao Shao duduk di pinggir arena, merenung. Kemenangan itu bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga pengendalian diri dan pemahaman tentang lawan. Setiap gerakan yang ia lakukan memiliki tujuan, setiap keputusan yang ia buat adalah langkah untuk memahami lebih dalam.
Namun, ia tahu ini masih jauh dari cukup. Dunia ini penuh dengan petarung yang lebih kuat, dan ia harus terus berkembang. Ia harus melangkah lebih jauh, menggali lebih dalam. Jika dunia ini tidak memberinya kekuatan melalui qi, maka ia akan menciptakan kekuatan itu sendiri.
---
Malam itu, setelah pertandingan berakhir, Xiao Shao kembali ke apartemennya dan melanjutkan rutinitas latihannya. Meskipun ia sudah memenangkan beberapa pertarungan, ia tahu bahwa kekuatan sejati tidak datang dengan mudah. Ia harus terus berlatih, terus mencari cara untuk mendorong batas tubuh dan pikirannya lebih jauh lagi.
Sambil menatap langit malam, ia berjanji pada dirinya sendiri. "Ini baru permulaan. Aku akan terus berjuang, terus bertumbuh, dan pada akhirnya, tidak ada yang bisa menghentikan aku."
Dengan tekad yang semakin kuat, Xiao Shao melangkah lebih jauh dalam perjalanannya menuju kekuatan sejati. Dunia ini mungkin tidak memberinya apa yang ia inginkan, tetapi ia tidak akan menyerah. Ia akan mencari jalan, apa pun yang terjadi.