Chereads / Akhir Seri: Akademi Seri Penyelam / Chapter 4 - Chapter 3 —Tes Masuk Diver Series Academy???

Chapter 4 - Chapter 3 —Tes Masuk Diver Series Academy???

"Sudah Dua hari semenjak aku menyelamatkan dia, Dan suara misterius itu sudah menghilang dari kepalaku, Yah.. meski ketahuan oleh Fionna. Untungnya dia mau membantu.. Menjelaskan semua hal pada ayah dan ibu, Dan akhirnya Ia dibolehin untuk tinggal disini untuk sementara. Lalu Aku memberi dia nama, Yaitu: Rezon. Karena aku tidak ingin aku memanggil 'kamu' terus. Dan setelah itu..."

Delapan tahun kemudian...

Siswa laki-laki yang sedang duduk di sebuah mobil bus yang sedang berjalan di jalanan kota lalu ke sebelah kirinya, "He— Hei, Nathan? Ayo bangun~", memangilnya dengan tenang ke Seorang remaja laki-laki, berambut hitam, Bertanduk biru, memakai baju seragam yang sama dengannya, yang membuka matanya perlahan, dengan tangannya yang mengepal untuk menopang kepalanya agar tidak terhentak ke kaca di sebelah kirinya, lalu menyaut dengan mengerang sebentar.

"Haaa? Ada apa sih? Ganggu orang lagi tidur aja.."[ Isurugi Nathankato, 15 Tahun ]

Anak laki-laki itu adalah Nathankato yang sudah besar. Dan siswa yang membangunkan itu: Rezon yang memiliki umur sama dengan Nathankato.

"Lah salahmu sendiri tidur kemaleman, Disuruh tidur awal malah gak denger. Makanya kalau udah malem itu tidur bukan malah sebaliknya."[ Rezon, 15 Tahun ]

"Iya iya, Berisik bener dah, Iya aku udah bangun nih terus apa?"

"Sebentar lagi kita sampai di Diver Series Academy nih, Jadi jangan tidur."

"Iya iya. Aku gak bakal tidur lagi."

Seorang gadis cantik memiliki rambut merah sebatas pinggul yang diikat dengan gaya ekor kuda samping di sisi kiri dengan ikat rambut biru muda, dengan sehelai rambut mencuat di dahinya dan mata merahnya. Dia berada di samping kanan Rezon, Ia sedang membaca buku tapi ia

"Eh.. Permisi?"

Nathankato dan Rezon menoleh ke kanan dan melihat gadis itu.

"Ya?"

"Bisakah kalian tidak terlalu berisik? Aku sedang membaca buku."

"Oh maaf. Kami tidak bermaksud untuk menggangu kegiatan membaca bukumu."

Rezon menjawab dengan tenang dan sopan sambil tersenyum tipis. Lalu disapa hangat oleh gadis berambut merah itu dengan senyuman.

"Tidak apa-apa, Terimakasih atas pengertiannya~"

"Ya, sama-sama~"

Setelah Nathankato menjawab dengan sopan dan tenang seperti Rezon, Gadis itu pun kembali membaca bukunya dengan tenang dan anggun, membuat beberapa siswa laki-laki yang ada di belakangnya itu terus menatapnya dengan mata berbinar-binar.

Sedangkan Nathankato berbisik-bisik pada Rezon.

"(Lu sih, Pake bangunin aku segala, Jadi menggangu yang lain kan.)"

"(Lah kok gua sih, Elu yang berisik setelah di bangunin, Malah nuduh gua.)"

"(Lu juga salah, Rezon. Lu yang ngebangunin gua sampai berisik.)"

"(Yaudahlah, Yaudahlah, Gak ada gunanya juga berdebat di mobil bus, Malu nanti diliatin semua siswa-siswi disini. Apalagi dengan tanduk biru dikepalamu itu yang mencolok.)"

"(Nah itu tahu.)"

Mobil bus yang membawa siswa-siswi yang akan menuju ke Diver Series Academy adalah Siswa-siswi tahun ajaran baru. Kemudian mobil bus itu sampai di tujuan dan berhenti di sekolah.

Saat turun ada sebuah gerbang yang terbuat dari batu alam yang menunggu. Semua anak laki-laki dan perempuan berseragam segera turun dari bus dan melewati gerbang.

Ini adalah tempat yang akan Nathankato ikuti mulai hari ini bersama Rezon.

"Jadi ini sekolah kita?"

"Ya, Diver Series Academy.

Sekolah Khusus yang dibuat oleh pemerintah Seluruh dunia untuk mendidik siswa-siswi agar bisa untuk membangkitkan Diver mereka sendiri, Tempat berkumpulnya siswa-siswi yang ingin melawan Revolt dan menjadi kesatria. Dulu, Banyak sekali anak bangsawan bersekolah disini. Diver Series Academy menjadi sekolah ternama yang terletak di Kerajaan Galar, Kerajaan tetangga dari Kerajaan Lucius. Siswa-siswi disana Tidak hanya dari kerajaan Galar, melainkan dari seluruh dunia. Dan—"

"Sudah sudah, Kau tidak perlu menjelaskannya lagi, Membaca dua Paragraf di kertas sekolah itu saja sudah cukup membuatku pusing."

Rezon menjelaskan tentang Sekolah baru bagi mereka itu yaitu Diver Series Academy tapi perkataannya diberhentikan oleh Nathankato di kalimat "Dan".

"Ayo, Kita masuk, Upacara masuknya akan segera dimulai."

"Hei tunggu aku!"

Nathankato mengajak Rezon untuk segera masuk, Lalu mereka berjalan kearah yang sama.

"Ngomong-ngomong entah kenapa, aku merasa bahwa ada hal yang janggal di sekolah ini kedepannya."

"Hal janggal apa?"

"Gak tahu, Aku hanya merasa seperti itu."

Di tempat upacara masuk, Semua murid-murid laki-laki dan perempuan berseragam duduk di kursi putih termasuk Nathankato dan Rezon.

Seorang gadis berseragam Diver Series Academy pun menaiki panggung dan berdiri di tengah-tengah panggung lalu diberikan mic oleh pelayannya yang datang bersamanya.

Di sisi lain panggung, ada guru-guru yang berdiri dengan senyuman tipis. Seperti guru berpenampilan Seperti Seorang maid, dan lain-lain.

"Siswa baru, selamat datang di Diver Series Academy, Aku adalah Ketua di sekolah ini, Tachibana Hayase. Pertama, Mari kita lakukan sebuah tes untuk siswa baru yang ingin masuk sekolah ini. Kualifikasi Diver, Tes yang akan dijalankan oleh kalian, Kalian akan ditempatkan di sebuah Kota tak berpenghuni, Disanalah kalian akan memulai tes dan mengikuti aturan tes ini, Bagi sesiapapun yang kalah dalam tes ini, Tidak akan masuk sekolah ini."

"Apa?"

Semua tiba-tiba terkejut mendengarnya, Siswa laki-laki kebingungan dengan pertanyaan dari Ketua sekolah ini, "He— hei, Ini tidak ditulis dalam kertas penjelasan sekolah?".

"Apa? Apa yang akan terjadi setelah ini, Nathan?"

Rezon yang kebingungan dengan apa yang terjadi yang lalu bertanya pada Nathan.

"Sudah kubilang kan, Sekolah ini memiliki hal yang janggal. Tapi sepertinya hal janggalnya bukan hanya ini saja."

"Haa? Maksud lu.. masih ada hal yang janggal lainnya?"

"Ya. Kita tunggu saja dulu dan kita lihat apa hal janggal itu."

Tachibana Hayase meneruskan penjelasannya.

"Semuanya kalian bisa diam dulu tidak. Dengar, ketika kalian ditempatkan di bagian-bagian kota tak berpenghuni itu, Waktu akan berjalan yaitu batasnya adalah tiga puluh menit. Jika dalam tiga puluh menit itu tidak ada menang, dan tidak ada yang kalah, maka kalian semuanya tidak akan masuk sekolah ini."

"... .."

Semuanya terdiam, Suasana sunyi menambah Hawa mencekam dan tegang di tempat upacara masuk.

"Kalian semua sudah mengetahui tentang lima Life point dan Anima kan? Gunakanlah sebaik-baiknya life point dan Anima itu, agar kalian tidak mati di tes ini, Karena tes ini mempertaruhkan hidup kalian. Apakah kalian semua siap? Baiklah, Hahaha, Ayo kita mulai! Rise, Sanctuary!"

Tubuhnya ditutupi oleh Aura-aura dan partikel-partikel kecil yang berterbangan tak santai yang lalu membuat sebuah tubuh dari Makhluk Alias Diver: Sanctuary. Diver milik Tachibana Hayase yang lalu Diver tersebut memberikan sebuah tongkat sihir kepada Tachibana Hayase.

Ia menerimanya lalu menghentakkan ujung tongkat sihir itu kelantai hingga Lingkaran sihir muncul di bawah kaki semua murid laki-laki dan perempuan. Tapi sebelum itu Tachibana Hayase meneruskan penjelasannya.

"Tapi sebelum itu, Kuberitahu suatu tips nih, Mau gak?"

"Apa?"kata salah satu murid perempuan.

"Di setiap tempat atau bangunan, Kalian bisa menemukan Anima secara gratis di peti Berwarna putih. Baiklah, dadah, Sampai jumpa lagi dan... Semoga kalian berhasil."

Tachibana Hayase melambaikan tangannya dan diakhiri dengan menyeringai licik kepada semuanya. Lalu semua murid laki-laki dan perempuan termasuk Nathankato dan Rezon menghilang dari tempat mereka.

Nathankato perlahan membuka matanya.

"Dimana ini?"

Kemudian Nathankato menyadari bahwa ia sedang berada di atap sebuah bangunan gedung lalu ia pun berdiri dan berjalan ke batas Atap bangunan.

"Ini.. diatas gedung?"

Suasana disana sunyi, Hanya suara nafas dari Nathankato yang terdengar. Langitnya mendung, Angin-angin disekitarnya pun berhembus secara tak terduga. Lalu Nathankato menutupi wajahnya dengan tangannya.

"... ..?"

Saat menoleh ke bawah, Ia melihat koper besar.

"Koper?"

Nathankato membungkuk dan membuka koper besar itu, Yang ternyata itu adalah Peralatan milik Nathan.

"Oh sepertinya setiap orang dikirimi peralatan mereka masing-masing ya."

Isi dari koper itu adalah peralatan yang dibawa oleh Nathan, Yaitu: Dua gunsword, Satu sabuk dan satu sebuah gelang.

Nathankato pun memakaikan sabuk itu di pinggang, memasangkan dua gunswordnya itu di sebelah kiri dan kanan sabuk, Dan menggunakan gelang itu ditangan.

"Baiklah, Selanjutnya apa yang harus kulakukan? Dan dimana murid-murid lainnya?"

Nathankato mempertanyakan yang harus ia lakukan dan kemana semua murid pergi, sedangkan sekarang itu sendiri. Nathan menghela nafas lalu menyalakan gelang di tangannya.

Dan menampilkan Hologram Map dari kota yang sekarang ia berdiri yang dimana kota ini bisa disebut Sanctuary Place, Kemudian di samping hologram map Sanctuary Place, Ada sebuah timer hitung mundur yang menunjukkan di menit 27.22 .

"Jadi sekarang sudah lewat tiga menit ya,Lah Jadi gua Tiga menit cuman Pingsan doang gitu, dan gak ada yang tahu gua pingsan disini? Haaa??? Apakah aku itu jauh dari siswa-siswi lain ya? Coba turun ke bawah kali ya."

Tangan dari siswa laki-laki yang tiba-tiba melompat dari bawah gedung ke atas sambil teriak, "Kenapa kau berbicara sendiri, hei!" dengan keras, Lalu berlari menuju Nathankato sambil membawa pedangnya untuk diayunkan. Insting Nathankato seperti aktif, dan membuatnya menghindari sabetan pedang yang diayunkan ke arahnya.

"Masih belum!"

Ia kemudian mengarahkan pedangnya kearah Nathan, tapi dengan cepat Nathan menghindarinya. Siswa laki-laki itu menyeringai licik, lalu mengayunkan pedangnya untuk menebas kepala Nathan, dengan reaksi murni seketika Nathan bergerak ke kiri yang langsung membuat arah pedangnya itu tidak mengenainya.

Tangan kanannya pun mengambil satu gunsword yang ada di sebelah kiri yang lalu ia mengangkat gunswordnya keatas lalu mengayunkannya. Siswa laki-laki itu mengembalikan kembali pedangnya yang sudah ia ayunkan tadi ke tempat semula yaitu di antara kepala sampai dada, sehingga menangkis serangan dari Nathankato.

Suara gesekan dari kedua senjata ini terdengar oleh mereka sendiri. Mereka pun berbicara sambil mengadu senjata mereka, Kedua tangan mereka getar karena menahan serangan dari masing-masing pihak.

"Segini saja kah, Kemampuanmu, Isurugi Nathankato?"

"... ..!, Bagaimana lu bisa tahu nama gua? Kita kan belum ketemu, kecuali sekarang."

"Yah aku sebenarnya hanya menebak-nebak, tapi sepertinya tebakanku benar ya. Kalau begitu salam kenal, Namaku Ishihara Shunichi."

Dia mendorong keras tangan kanannya yang memegang pedang, Membuat Nathankato mundur satu langkah, dan tidak di posisi sempurna. Kemudian shunichi mengarahkan hunusan pedangnya kearah leher Nathankato...