Orion menghindari serangan dari Nathan dengan bergerak ke kiri, membuat kapak besar itu menancap ke tanah dan tidak bisa dilepas oleh Nathan.
"Kena kau..."
Orion mengambil Gunsword yang ada di tepat kakinya, lalu menembak Nathan secara tiba-tiba dan tanpa henti. Membuat Nathankato tak berkutik hingga ia terus menerus di hujani sinar tembakan gunsword miliknya sendiri.
Hingga membuat animanya pecah. Orion segera melemparkan Gunswordnya ke depan karena ia tidak membutuhkannya lagi, Lalu memegang kapak besarnya kembali.
"Sepertinya kita seimbang, kan Isurugi?"kata Orion, sembari menyeringai seakan mengejek Nathan.
"Yah, Nampaknya seperti itu. Berarti kita impas ya."
Dilangit terlihat mendung, Angin-angin disekitar mereka itu terasa tidak tenang, suasana suram menambah Hawa mencekam di sekitar mereka hingga membuat mereka merinding sendiri.
Dengan refleks, Nathankato mengambil Gunswordnya yang tergeletak di tanah, Seakan tidak ingin itu terjadi, Orion bergerak maju dan menghantamkan kapak besarnya ke perut Nathan hingga Nathan terbentur ke kaca suatu gedung yang cukup tebal sambil ditahan oleh Orion dengan kapaknya.
Kacanya hampir retas, tidak kuat menahan beban tubuh Nathan. Tidak tinggal diam, Nathan dengan sekuat tenaga melepaskan tembakan sinar ke Arah tubuh Orion dari bawah Gunswordnya.
"Eck!"
"Aaaaaaa!"
Orion memajukan kapaknya hingga Nathan terpental, menghancurkan kaca di belakangnya hingga masuk ke gedung itu lalu terguling dan tergeletak di lantai. Nathan pun berlari keluar dari gedung itu sambil menghindari ayunan kapak Orion.
"Sampai kapan kau mau berlari ha?"
Orion berlari menuju Nathankato lalu mendorong keras kakinya untuk melompat dan melayangkan kapaknya di udara. Nathankato melepaskan tembakan sinar ke Arah Orion, Membuat Orion seperti harus berhenti dan mendarat tanpa melayangkan kapaknya.
Dengan kesempatan itu, Nathan menendang kepala Orion hingga terpental dan terbang di udara, Dengan sekuat tenaga, Orion mencoba menghentikan dirinya sendiri.
"Haaaaa!"
Nathan melepaskan tembakan sinar dari kedua Gunswordnya ke arah Orion, Sesegera mungkin Orion bergerak menghindar tapi itu tidak terlalu berpengaruh, Karena sinar itu mengenai lengan kiri hingga membuat tangan kirinya terpisah dari badannya.
"ARRGGH!... Nggh..."
Tangan kirinya pun tergeletak di tanah dekat Orion, dengan darah yang terus keluar dari bagian tangan kirinya yang putus.
"Si— Sial.."
Orion pun bernafas berat karena kesakitan. Tidak sampai di situ, secara tiba-tiba Nathankato melepaskan kembali beberapa sinar kearah Orion hingga menembus badannya dan kepalanya.
"...?!"
Orion pun terjatuh dan terbaring tak berdaya di tanah. Hingga memecahkan Animanya yang ketiga.
Nathankato mendesah panjang, Tampak lelah dengan semua situasi yang menegangkan, sambil melihat tubuh Orion yang terbaring tak berdaya.
Kondisi Nathan itu bukanlah hal yang bisa dibilang baik, Baju seragamnya robek-robek, Goresan tebasan ada di tubuhnya. Nathan berbalik arah dan mulai berjalan.
Tachibana Hayase yang melihat situasi itu nampaknya lumayan lega, Begitu juga dengan Rezon.
"Nampaknya sudah beres ya. Tapi Tunggu... Kenapa dia tidak terteleportasi kesini?"kata Gadis berambut merah.
"Lah iya juga ya? Apa yang terjadi sekarang, hei Tachibana Hayase-san?"
"Aku tidak tahu, seharusnya Sanctuary sudah menteleportasi dia kesini."
Namun...
Jari telunjuk tangan kanan Orion bergerak, Hingga membuat Rezon dan Gadis berambut merah terkejut dengan hal ini, bahkan semua murid di sana seketika kaget melihatnya. Murid perempuan seperti ketakutan, Dan murid laki-laki yang hanya terdiam mematung.
Nathan berbalik dan membuka kelopak matanya lebar-lebar melihat apa yang ia lihat itu benar. Ya, Orion masih bisa untuk bangkit kembali setelah Animanya pecah tiga.
"A— Apa? Apa yang terjadi?"
Orion memegang kapak besarnya itu, Mendorong keras kakinya untuk melompat dan melayangkan kapaknya, Nathan menembak Orion tapi itu tidak berpengaruh terhadap Orion. Dengan kekuatan penuh, Kapaknya menebas leher Nathan hingga membuat animanya pecah untuk ketiga kalinya.
Tubuh Nathankato pun terjatuh dan terbaring tak berdaya di tanah. Orion setelah melakukan itu pun juga terbaring di tanah.
Beberapa jam kemudian...
Membuka kelopak matanya secara perlahan, ia adalah Nathan.
"Oh sudah bangun ya. Syukurlah kau tidak apa-apa."
"Rezon? Ini dimana?"
Nathan melihat Rezon yang sedang duduk di kursi samping kiri kasur yang ia tumpangi. Rezon hanya bersyukur karena Nathan baik-baik saja, Dari raut wajahnya terlihat seperti khawatir.
"Kita sekarang ada di UKS, Kau pingsan setelah kejadian dimana lehermu itu ditebas Orion."
"Begitu ya.. Omong-omong sekarang jam berapa?"
"Sekarang sekitar pukul delapan malam, Lu tuh pingsan hampir seharian. Tapi syukurlah jika lu udah bangun, Kalau begitu ayo kita ke asrama cowok."
"Untuk apa?"
"Pake nanya lagi, Untuk istirahat lah."kata Rezon, dengan menyeringai.
"Baiklah."
"Bagus, itu tujuannya."
Rezon terkekeh, Lalu bangkit dari kursinya dan membantu Nathan untuk bangun dari ranjangnya.
"Kau sepertinya memang kelelahan ya, Nathan."
"Ya mau gimana lagi, Lawanku itu pengguna senjata Diver yang kuat. Sedangkan aku masih belum bisa menggunakan kekuatan diverku."
"Yasudahlah, Mari kita ke asrama."
Nathan dan Rezon pun sudah diluar gedung sekolah, lalu berjalan menuju ke asrama cowok.
Suasana diluar itu sunyi, senyap dengan dipadukan dengan angin yang berhembus secara santai tapi membuat sebuah kedinginan. Dan juga di luar sudah tidak ada orang yang berjalan-jalan, hanya Rezon dan Nathan saja.
Asrama itu tidak jauh dari gedung utama sekolah, jadi mereka cepat sampai, mau itu ke sekolah ataupun ke asrama. Asrama cowok dan cewek juga sedikit berdekatan meski tetap rada sedikit jauh.
"Ngomong-ngomong dimana Orion sekarang?"
"... .Untuk masalah itu... Aku hanya diberi tahu oleh Tachibana Hayase bahwa tubuhnya hilang tanpa jejak."
"Hilang tanpa jejak? Apakah hanya itu alasannya atau .... Masih ada alasan lain?"
Nathan tampak serius, Begitu juga dengan Rezon yang menjawab.
"Aku tidak tahu, Tapi ... Sepertinya memang ada alasan lain. Entah ia di pindahkan ke tempat lain atau gimana juga, aku gak tahu."
"Tunggu, bagaimana dengan kelulusannya? Apakah banyak yang lulus?"
"Yah banyak yang lulus, banyak yang gak lulus sih, Bisa dikatakan seimbanglah, antara yang lulus atau gak. Tapi itu bukannya hal lumrah terjadi?"
Rezon mengatakan bahwa yang lulus itu banyak, yang gak lulus juga banyak, Dan ia berkata sambil tersenyum tipis.
"Ya."kata Nathan, dengan senyum tipis.
"Kalau kita berdua bagaimana?"
"Kita berdua sudah jelas lulus, Kita masuk nominasi lima besar kan, Jadi wajar. Yah meski itu kurang penting sih kalau kata gua mah."
"Benarkah? Tch, padahal ekpektasi ku itu bahwa aku tidak akan lulus."
"Tidak akan lulus matamu. Emang kenapa jikalau kau tidak lulus?"
"Jika aku tidak lulus maka aku bisa sekolah di sekolah yang lebih aku inginkan. Damai, tanpa harus melawan Revolt-revolt itu."
"Halah, Lu cuman ingin punya Harem doang kan di sekolah biasa, Wajar saja kalau lu itu pasti punya Harem, Lu kan anak bangsawan, sedangkan yang lain itu hanya anak biasa."
"Mana ada gua pengen punya Harem hah? Gua cuman mau menikmati kedamaian."
"Halah, Bohong banget tuh keliatan dari raut muka."
"Aaah Yasudah kalau lu gak percaya."
"Eleh."
Mereka berbincang-bincang sepanjang jalan, Dan akhirnya sampai di depan pintu kamar milik Nathankato yang diantar oleh Rezon.
(—Isurugi Nathankato—)
"Tapi lu kamarnya dimana? Sedangkan gua lantai dua, kalau lu dimana?"
"Tepat di sebelah kirimu."
Sambil menunjuk dengan jari jempol. Menunjuk ke sebuah kamar yang bertuliskan..
(—Tsurugi Rezon—)
"Oh."
"Jangan jawab "Oh" doang dong, Hah yasudah, masuklah kekamarmu dan beristirahat, Otakmu itu perlu diistirahatkan tahu."
"Iya, Iya."
Rezon ingin masuk ke kamarnya, Nathankato pun memegang gagang pintu, lalu membukanya, Namun Pintunya tidak terbuka.
"Lah kok gak bisa dibuka?"
"Oh iya aku lupa."
Rezon memberikan kunci kamarnya ke Nathan dengan cara melemparkan kuncinya dan dengan sigap ditangkap oleh Nathan dengan kedua tangannya. Rezon pun masuk kembali kedalam kamarnya dan menutup pintunya.
Nathan menggunakan kunci dan membuka pintunya dan akhirnya bisa. Dia masuk dan menutup kembali pintunya.
Setiap asrama itu ternyata asrama yang cukup besar.
Satu tempat tidur, dengan meja yang dimana di meja itu terdapat laptop, meja yang dilengkapi dengan kursi dan laci kecil, terdapat satu kamar mandi,Ada tv yang lumayan besar juga di dinding, ada balkon juga yang pintunya itu dari kaca, kamar Asrama ini layaknya sebuah hotel bintang lima yang sering ada di kota-kota besar.
Setiap kamar itu memiliki fasilitas yang sama semua. Mau itu kamar asrama cowok dan cewek.
"Cukup besar untuk sebuah kamar Asrama Murid. Ada kamar mandi di dalam ruangan, ada tv juga lumayan, Bisalah buat nonton sembari tiduran kan enak."
Nathankato pun menaruh tas yang ia bawa di lantai dekat dengan tempat tidur, Tapi perhatiannya teralih pada laptop yang ada di meja.
"Wah ada laptop dong?! Jarang-jarang ada asrama yang memfasilitasi muridnya dengan laptop, Pasti mahal tuh belinya. Biasanya nih ya laptop sekolah itu biasa aja, Tapi kita cek dulu spesifikasinya."
Nathan mengecek setiap bagian dari laptop itu dan menemukan hal yang membuat ia terkejut.
"Hah?! Laptop dengan Seria's core i9?! Mana grafiknya pake ETX 4070 lagi?! Ini sekolah sekaya apa sih hah? Yah lumayan nih buat main sama livestreaming bareng Nakiri Nao. Oh ya, Nakiri-san livestreaming gak yah sekarang."
Nathan mengaktifkan laptop itu, Login ke Akun yang sudah ia buat dari dulu, masuk ke halaman YouTube, dan mengetik "Nakiri Nao Ch. Yuke GL" lalu Muncullah Channel Vtuber dari Nakiri Nao. Yaitu Nakiri Nao Ch. Yuke GL
"Wah ternyata dia lagi livestream dong."
Nakiri Nao sedang livestream memainkan sebuah game di live nya, Nathan pun menekan live itu dan mengetik di live chat.
"(Malam Nakiri-san.)"di live chat.
"Malam Nathan, hei guys ada kak Nathan guys~"kata Nao yang senang.
Nathan tertawa kegirangan karena chat di balas oleh Vtuber. Yah meski ini bukan yang pertama kalinya, tapi tetap saja membuat jantung berdebar kencang.
"Ini bukan pertama kalinya tapi tetap saja! Jantung langsung berdebar kencang! Ajak main bareng kali ya."
Nathan mengetik di live chat.
"(Nakiri-san, kamu mau gak main sama aku?)"di live chat.
""Nakiri-san, kamu mau gak main sama aku?" Boleh Nathan, Kita main bareng sekarang."
Nathan pun kegirangan dan tersenyum, Nathan mengetik lagi di live chat.
"(Oke, Kita pake endscord aja Nakiri-san.)"di live chat.
"Oke, nathan."
(Dan ya, gua memutuskan untuk bermain game bersama Nakiri Nao, salah satu Vtuber kesukaanku di livestreamnya Hingga larut malam, Bukannya istirahat aku malah main game.)