Chereads / Immortal Cultivation: Beyond Revenge - For Love and Eternity / Chapter 28 - Bab 28: Pertarungan yang Tak Terelakkan

Chapter 28 - Bab 28: Pertarungan yang Tak Terelakkan

Angin malam bertiup dingin saat pasukan Sekte Tianlong berangkat menuju medan perang. Yan Ling melayang di udara dengan pedang terbangnya, menyaksikan barisan kultivator di bawahnya yang bergerak dengan penuh kewaspadaan. Cahaya bulan menerangi mereka, menciptakan bayangan panjang di tanah berbatu.

Namun, berbeda dengan yang lain, Yan Ling tidak bergabung dalam barisan depan. Dia memilih untuk tetap berada di bayang-bayang, menyembunyikan kehadirannya.

Dia tahu bahwa pertemuan dengan Zhang Tianyi akan datang, tetapi dia tidak ingin terburu-buru. Tidak sebelum dia memastikan bahwa momen itu benar-benar tepat.

Sejak dia mengetahui bahwa Zhang Tianyi adalah dalang di balik serangan Negara Jinzhou, dendamnya semakin menguat. Kenangan lama kembali menghantui pikirannya—ibunya yang tersiksa, darah yang membasahi tanah, dan rintihan yang masih terdengar dalam ingatannya.

Sekarang, setelah seribu tahun, dia akhirnya memiliki kesempatan untuk membalas semuanya.

Satu hari kemudian, Sekte Tianlong akhirnya tiba di perbatasan Negara Wuyue, di mana pasukan Sekte Lingyun sudah menunggu.

Begitu melihat kedatangan mereka, para murid dan tetua Sekte Lingyun segera menyambut dengan penuh hormat.

"Salam, Pemimpin Sekte Tianlong, Xiang Mei!" teriak salah satu tetua.

Xiang Mei melangkah maju dengan anggun, diikuti oleh para tetua dan murid-muridnya. Li Qing juga ada di sana, berdiri di sisi para pemimpin Sekte Lingyun.

Tatapan Li Qing penuh dengan ketegangan. Dia tahu bahwa perang yang akan terjadi ini bukanlah pertempuran biasa. Lawan mereka bukan hanya sekadar pasukan biasa dari Negara Jinzhou, tetapi ada Zhang Tianyi di dalamnya—seorang musuh yang penuh dengan kelicikan dan kekuatan yang luar biasa.

Sementara itu, Yan Ling tetap bersembunyi di kejauhan, menyaksikan semuanya dengan tatapan tajam. Dia melihat bagaimana kedua sekte bersatu, bagaimana mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi lawan yang kuat.

Namun, meskipun dia tetap tersembunyi, auranya perlahan-lahan semakin gelap.

Setiap detik yang berlalu, semakin mendekatkannya pada saat yang telah dia tunggu selama seribu tahun.

Akhirnya, langit pagi mulai terang saat pasukan Negara Jinzhou maju ke medan perang.

Dari kejauhan, Yan Ling bisa melihat bendera mereka berkibar, diikuti oleh ribuan prajurit berbaju zirah hitam. Mereka membawa tombak, pedang, dan berbagai senjata lain, bersiap untuk menyerang tanpa belas kasihan.

Dan di depan barisan pasukan itu, Zhang Tianyi berdiri.

Sosoknya terlihat begitu tenang, dengan senyuman penuh keangkuhan. Dia tidak berubah. Masih sama seperti seribu tahun yang lalu—seorang pria dengan tatapan dingin yang penuh dengan kesombongan.

Dendam Yan Ling semakin membara.

Tetapi dia tetap menahan diri. Ini belum saatnya.

"SERANG!!"

Dengan teriakan itu, kedua pasukan langsung bertabrakan.

Anggota Sekte Tianlong dan Sekte Lingyun menyerbu dengan kekuatan penuh. Serangan pedang, tombak, dan teknik kultivasi menghantam ke segala arah. Energi Qi berputar di udara, menciptakan ledakan-ledakan kecil yang mengguncang tanah.

Xiang Mei dan Li Qing memimpin serangan dengan sempurna.

Xiang Mei, dengan tenangnya, mengayunkan pedangnya yang bersinar emas, membantai musuh yang mendekat tanpa ampun. Sementara itu, Li Qing menggabungkan energi Qi-nya dengan milik Xiang Mei, menciptakan gelombang energi yang menghancurkan puluhan musuh sekaligus.

Namun, meskipun mereka berhasil membunuh banyak musuh, pertempuran masih jauh dari selesai.

Yan Ling yang masih bersembunyi melihat semuanya dengan penuh ketenangan. Dia memperhatikan bagaimana kedua sekte bertarung dengan gagah berani, tetapi dia juga tahu bahwa perang ini akan berakhir hanya jika Zhang Tianyi dihancurkan.

Ketika pertarungan semakin memanas, Yan Ling melihat sesuatu yang membuat darahnya bergejolak.

Di tengah medan perang, Zhang Tianyi mengangkat tangannya, mengumpulkan energi Qi yang kuat. Dan kemudian, dalam sekejap, dia mengarahkannya langsung ke Li Qing!

Sebuah ledakan energi yang luar biasa menghantam udara, meluncur dengan kecepatan tinggi menuju Li Qing yang tidak sempat menghindar.

Dan saat itulah Yan Ling bergerak.

Dalam hitungan detik, dia melesat dengan pedang terbangnya, muncul di hadapan Li Qing tepat sebelum serangan itu mengenainya.

"BOOM!!"

Energi Qi menghantam tubuh Yan Ling, tetapi tidak cukup untuk melukainya. Sebagai gantinya, dia tetap berdiri tegak, memeluk Li Qing untuk melindunginya.

Suasana di medan perang tiba-tiba menjadi hening.

Semua orang, termasuk anggota Sekte Tianlong dan Sekte Lingyun, terkejut melihat kehadiran Yan Ling. Mereka bisa merasakan aura kematian yang luar biasa kuat terpancar darinya.

Namun, di antara semua orang yang terkejut, Zhang Tianyi adalah yang paling terperanjat.

Dia menyipitkan matanya, menatap Yan Ling dengan ekspresi tak percaya. Lalu, bibirnya melengkung membentuk senyuman sinis.

"Yan Ling... Aku kira bocah sepertimu sudah mati, tapi ternyata belum," katanya dengan nada mengejek.

Yan Ling tidak menjawab. Sebaliknya, dia mulai tertawa. Tawa yang dingin dan mengerikan.

Dan saat dia tertawa, aura kematian di sekelilingnya semakin kuat.

"Zhang Tianyi..." kata Yan Ling akhirnya, suaranya penuh dengan kebencian yang telah dipendam selama seribu tahun. "Aku sudah menunggumu... seribu tahun. Dan sekarang, aku akan menyiksamu..."

Suasana semakin tegang.

Bahkan para anggota Sekte Tianlong dan Sekte Lingyun bisa merasakan aura kematian yang menakutkan dari Yan Ling. Itu bukan aura seorang manusia biasa. Itu adalah aura seseorang yang telah melewati kematian dan kembali dengan kebencian yang membakar.

Zhang Tianyi menyipitkan matanya, tetapi dia tidak terlihat gentar. Sebaliknya, dia hanya menyeringai.

"Menarik," katanya. "Kalau begitu, tunjukkan apa yang bisa kau lakukan, bocah!"

Dengan kata-kata itu, pertarungan antara Yan Ling dan Zhang Tianyi akhirnya dimulai.

Bersambung ke Bab 29…