Chereads / Immortal Cultivation: Beyond Revenge - For Love and Eternity / Chapter 34 - Volume 4: Bab 33 – Awal Perjalanan Baru

Chapter 34 - Volume 4: Bab 33 – Awal Perjalanan Baru

Di atas langit yang luas membentang, dua sosok melayang dengan tenang di atas pedang terbang mereka. Yan Ling berada di depan, tatapannya tajam menatap cakrawala, sementara Li Qing mengikuti di belakangnya dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu. Angin berhembus menerpa rambut mereka, dan awan putih berarak di sekitar mereka, menciptakan pemandangan yang begitu damai, bertolak belakang dengan peperangan yang baru saja berakhir.

Li Qing menatap punggung Yan Ling. Sejak mereka meninggalkan Sekte Lingyun, dia belum banyak bicara. Dendam yang telah membakar hatinya selama seribu tahun kini telah terbalaskan. Zhang Tianyi telah lenyap, tubuh dan jiwanya dihancurkan tanpa ampun. Namun, di balik kemenangan itu, ada sesuatu yang berbeda dalam diri Yan Ling, sesuatu yang membuat Li Qing merasa cemas.

"Senior," panggil Li Qing, suaranya lembut namun penuh dengan kegelisahan.

Yan Ling meliriknya sekilas tanpa memperlambat laju pedang terbangnya. "Ada apa?"

Li Qing menggigit bibirnya, ragu sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Sekarang setelah dendammu terbalaskan... apa yang akan kau lakukan?"

Yan Ling terdiam sejenak, tatapannya lurus ke depan. "Aku masih punya urusan yang harus kuselesaikan," jawabnya singkat.

Li Qing mengernyit. "Urusan apa? Bukankah tujuanmu sudah tercapai?"

Yan Ling tidak segera menjawab. Dia tahu bahwa Li Qing memiliki perasaan terhadapnya, tetapi ada hal-hal yang tidak bisa dia ungkapkan sekarang. Keputusan yang telah dia buat adalah sesuatu yang tidak ingin dia bagikan kepada siapa pun, termasuk Li Qing.

"Li Qing, aku membawamu bersamaku bukan hanya karena aku ingin kau ikut dalam perjalananku," kata Yan Ling akhirnya. "Aku ingin melindungi dunia ini, memastikan tidak ada lagi ancaman seperti Zhang Tianyi yang muncul."

Li Qing terkejut. "Melindungi dunia?"

Yan Ling mengangguk. "Aku telah melihat terlalu banyak penderitaan, terlalu banyak darah yang tertumpah. Jika aku hanya berkultivasi untuk kekuatan pribadiku, lalu apa gunanya semua ini?"

Li Qing menatapnya dengan perasaan yang campur aduk. Dia tahu bahwa Yan Ling bukan sekadar pembunuh yang haus akan balas dendam. Di balik semua amarah dan aura kematian yang selalu mengelilinginya, ada seseorang yang masih peduli terhadap dunia.

"Tapi..." Li Qing menundukkan kepalanya. "Apakah ini berarti kau tidak akan pernah berhenti?"

Yan Ling menoleh padanya, matanya sedikit melunak. "Aku tidak tahu," jawabnya jujur. "Tapi ada satu hal yang pasti. Aku harus terus maju."

Li Qing menggenggam jubahnya sendiri dengan erat. Dia ingin bertanya lebih jauh, tetapi sesuatu dalam ekspresi Yan Ling membuatnya menahan diri.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di sebuah lembah yang tersembunyi, dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang tinggi. Yan Ling memperlambat laju pedangnya dan turun ke tanah. Li Qing mengikutinya, mendarat dengan ringan di atas rerumputan yang lembut.

"Di sini kita akan tinggal sementara waktu," kata Yan Ling.

Li Qing mengedarkan pandangannya. Lembah ini sangat tenang, dengan sungai kecil yang mengalir jernih dan hutan yang rimbun. Udara di sini terasa lebih murni, lebih segar dibandingkan tempat-tempat lain yang pernah dia kunjungi.

"Kenapa memilih tempat ini?" tanyanya.

Yan Ling berjalan ke depan tanpa menoleh. "Aku membutuhkan waktu untuk berkultivasi lebih jauh. Aku belum mencapai puncak kekuatanku."

Li Qing mengangguk pelan. Dia memahami bahwa kultivasi bagi seorang kultivator tidak pernah berhenti. Tetapi entah kenapa, dia merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar itu.

Malam pun tiba, dan Yan Ling memilih sebuah gua di sisi tebing sebagai tempat tinggal sementara mereka. Api unggun menyala, menerangi gua dengan cahaya keemasan. Li Qing duduk di dekat api, sementara Yan Ling duduk bersila di sudut, matanya terpejam dalam meditasi.

Li Qing memperhatikannya dalam diam. Dia telah mengenal Yan Ling selama ratusan tahun, tetapi tetap saja, ada banyak hal yang masih menjadi misteri baginya.

"Senior," panggilnya pelan.

Yan Ling membuka matanya, menatapnya.

"Apakah... kau akan selalu menyendiri seperti ini?" tanya Li Qing dengan suara lirih.

Yan Ling terdiam sesaat sebelum menjawab, "Aku telah hidup sendirian selama ini, Li Qing. Itu sudah menjadi bagian dari diriku."

Li Qing menundukkan kepalanya. "Tapi kau tidak sendiri sekarang," gumamnya hampir tak terdengar.

Yan Ling menatapnya lebih lama, tetapi tidak berkata apa-apa. Dia tahu bahwa Li Qing ingin mengubahnya, ingin membuatnya merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar kultivasi dan pertempuran. Namun, ada jalan yang telah dia pilih, dan dia tidak bisa membiarkan perasaan menghalangi langkahnya.

Dalam keheningan malam, Yan Ling kembali memejamkan matanya, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dia tahu bahwa waktunya terbatas. Dalam seratus tahun ke depan, tubuh ini akan mencapai batasnya. Dia harus segera menemukan cara untuk menciptakan tubuh baru—tubuh yang lebih kuat, lebih sempurna.

Tetapi untuk saat ini, dia membiarkan malam berlalu dalam keheningan, dengan Li Qing yang masih duduk di dekat api unggun, matanya tertuju pada sosoknya dengan perasaan yang sulit diungkapkan.

Perjalanan mereka baru saja dimulai.