Setelah satu hari penuh berkultivasi di dalam gua, Yan Ling membuka matanya perlahan. Energi Qi di sekitarnya berputar dengan tenang, seolah menyatu dengan keberadaannya. Dalam pikirannya, ia masih menunggu kabar dari mata-matanya yang telah ia kendalikan dengan kekuatan spiritualnya. Pagi itu, cahaya matahari menyusup masuk ke dalam gua, membentuk bayangan samar di dinding batu yang kokoh.
Yan Ling bangkit dari duduknya dan berjalan keluar gua dengan tenang. Angin pagi berhembus lembut, membawa kesejukan yang seharusnya menenangkan, tetapi hatinya tetap dipenuhi oleh dendam dan amarah yang belum terpuaskan. Dia tidak akan merasa tenang sampai Zhang Tianyi benar-benar musnah dari dunia ini.
Dari kejauhan, seorang pria dengan wajah penuh kecemasan datang tergesa-gesa mendekatinya. Itu adalah pria yang telah dikuasai pikirannya oleh Yan Ling sehari sebelumnya. Tangannya menggenggam erat sebuah gulungan catatan yang tampak kusut, seolah telah dibawa dengan sangat hati-hati agar tidak sampai jatuh ke tangan yang salah.
Pria itu berhenti beberapa langkah di depan Yan Ling, napasnya terengah-engah. Dia menundukkan kepala dalam ketakutan sebelum mengulurkan gulungan catatan tersebut dengan tangan gemetar.
"Tuan… Ini… Ini adalah semua informasi yang berhasil saya dapatkan tentang rencana Negara Jinzhou…"
Yan Ling mengambil gulungan itu tanpa berkata apa-apa. Dengan cepat, dia membukanya dan mulai membaca isi catatan tersebut. Matanya bergerak cepat mengikuti setiap baris tulisan, dan semakin jauh dia membaca, semakin keras rahangnya mengatup.
Namun, saat nama Zhang Tianyi muncul dalam catatan itu, tubuhnya seketika menegang. Matanya menyala penuh dengan kebencian yang telah ia pendam selama berabad-abad.
"Zhang Tianyi…" gumamnya pelan, tetapi suaranya mengandung kemarahan yang mengerikan.
Ternyata, musuh bebuyutannya yang telah menghancurkan keluarganya kini mengambil alih Negara Jinzhou dan berencana untuk menyerang Negara Wuyue. Ini bukan kebetulan. Ini adalah permainan takdir yang mempertemukan mereka kembali setelah seribu tahun berlalu.
Yan Ling meremas catatan itu hingga hancur berkeping-keping di tangannya, kemudian melepaskan seberkas energi Qi yang langsung menghanguskan sisa-sisa kertas itu hingga menjadi abu yang tertiup angin.
Dia tertawa dingin, suara tawanya menggema di seluruh lembah.
"Hahahaha… Zhang Tianyi… Aku sudah menunggumu selama seribu tahun! Seribu tahun! Dan sekarang kau muncul lagi di hadapanku dengan rencana keji yang sama seperti dulu?"
Matanya bersinar dengan aura kematian yang begitu pekat hingga udara di sekelilingnya menjadi berat dan menekan.
"Kali ini, aku tidak akan membiarkanmu lolos. Aku akan menyiksamu. Aku akan membuatmu merasakan penderitaan yang jauh lebih besar daripada yang kau berikan kepada ibuku! Aku akan menghancurkan jiwamu hingga kau tidak bisa bereinkarnasi lagi!"
Pria yang berdiri di hadapannya semakin gemetar ketakutan. Dia merasa tubuhnya kaku, seolah jiwanya sendiri ingin lari dari tubuhnya karena tekanan yang begitu besar dari Yan Ling.
Namun, sebelum pria itu bisa berkata apa-apa, Yan Ling mengangkat tangannya dan dalam sekejap, energi hitam keluar dari telapak tangannya.
"Kau sudah melakukan tugasmu… dan kau tidak boleh hidup lebih lama lagi."
Pria itu hanya bisa membuka mulutnya dalam ketakutan sebelum tubuhnya meledak menjadi serpihan darah di bawah tekanan energi kematian Yan Ling. Tidak ada belas kasih di mata Yan Ling. Tidak ada penyesalan.
Dendam telah menguasai dirinya sepenuhnya.
Namun, Yan Ling tidak gegabah. Dia tahu bahwa melawan Zhang Tianyi bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan terburu-buru. Jika Zhang Tianyi telah mengambil alih Negara Jinzhou, maka itu berarti dia telah memperkuat dirinya dalam seribu tahun terakhir. Yan Ling harus memastikan bahwa dirinya cukup kuat sebelum bertindak.
Dia menarik napas dalam-dalam dan menenangkan pikirannya.
"Tidak… Aku tidak akan bertindak sekarang. Aku akan menunggu hingga mereka menyerang Negara Wuyue. Saat itu terjadi, aku akan muncul… dan menghancurkan mereka semua."
Keputusan itu membuatnya harus mencari sekutu atau setidaknya mendapatkan lebih banyak informasi tentang kekuatan Zhang Tianyi saat ini. Dalam sekejap, dia teringat akan giok hijau yang diberikan oleh Xiang Mei dari Sekte Tianlong.
Tanpa membuang waktu, Yan Ling melompat ke atas pedang terbangnya dan segera melesat ke langit, meninggalkan lembah itu di belakangnya. Dia terbang dengan kecepatan luar biasa, menembus awan dan melintasi pegunungan dalam waktu singkat.
Setelah beberapa jam perjalanan, dia akhirnya sampai di wilayah Sekte Tianlong.
Gerbang megah sekte itu berdiri kokoh di depan matanya, dengan banyak murid sekte berjaga di sekitarnya. Mereka langsung waspada ketika merasakan aura kematian dari Yan Ling, tetapi sebelum mereka bisa bereaksi, Yan Ling mengeluarkan giok hijau dan menunjukkannya pada mereka.
Salah satu murid mengenali giok itu dan langsung membungkuk hormat.
"Silakan masuk, Tuan Yan Ling. Tetua Xiang Mei telah menunggu Anda."
Yan Ling tidak berkata apa-apa dan langsung berjalan masuk ke dalam sekte. Murid-murid di sekitar hanya bisa menatap punggungnya dengan penuh rasa hormat dan ketakutan.
Di dalam aula utama, Xiang Mei sedang duduk di atas kursinya dengan penuh wibawa. Ketika melihat Yan Ling masuk, dia segera berdiri dan tersenyum tipis.
"Yan Ling… Aku sudah mendengar tentang apa yang terjadi. Apakah kau membawa kabar buruk?" tanyanya dengan suara lembut tetapi penuh kewaspadaan.
Yan Ling menatapnya dengan serius.
"Zhang Tianyi mengambil alih Negara Jinzhou. Dia sedang merencanakan serangan ke Negara Wuyue."
Wajah Xiang Mei langsung berubah tegang. Dia sudah menduga ada sesuatu yang besar akan terjadi, tetapi dia tidak menyangka bahwa musuh yang mereka hadapi adalah Zhang Tianyi.
"Jadi… dia kembali setelah seribu tahun?" gumamnya pelan.
Yan Ling mengangguk. "Aku tidak akan membiarkan ini berlanjut. Aku akan menghancurkan Zhang Tianyi dan semua orang yang berpihak padanya."
Xiang Mei menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Yan Ling… Aku tahu dendammu terhadapnya sangat besar, tetapi jangan biarkan dendam itu membutakanmu. Zhang Tianyi bukan musuh yang bisa diremehkan. Jika kau ingin mengalahkannya, kau harus memastikan bahwa kau benar-benar siap."
Yan Ling hanya tersenyum dingin. "Aku sudah menunggu seribu tahun untuk saat ini, Xiang Mei. Tidak ada yang bisa menghentikanku."
Xiang Mei menghela napas. Dia tahu bahwa tidak ada yang bisa menghentikan Yan Ling ketika dia sudah menetapkan tujuannya.
"Baiklah… Jika kau membutuhkan bantuan, Sekte Tianlong akan membantumu semampu kami."
Yan Ling menatapnya sekilas, lalu mengangguk. "Aku tidak membutuhkan bantuan. Aku hanya ingin kau tetap mengawasi pergerakan mereka. Jika saatnya tiba, aku sendiri yang akan menghabisi Zhang Tianyi."
Xiang Mei menatapnya dalam diam, lalu tersenyum tipis. "Baiklah… Aku akan menunggu bagaimana akhirnya semua ini berakhir."
Dengan itu, Yan Ling berbalik dan pergi, meninggalkan Sekte Tianlong.
Saat ini, satu hal yang pasti—hari pembalasan sudah semakin dekat.