Chereads / Immortal Cultivation: Beyond Revenge - For Love and Eternity / Chapter 24 - Bab 23: Duel Maut di Gunung Es

Chapter 24 - Bab 23: Duel Maut di Gunung Es

Selama tiga hari penuh, Yan Ling terus melayang di udara dengan pedang terbangnya. Ia telah melintasi pegunungan yang menjulang tinggi, bukit-bukit hijau yang membentang luas, serta lembah-lembah yang sunyi. Angin dingin menerpa wajahnya, namun ia tetap melaju tanpa henti, memperhatikan setiap sudut dunia dengan mata tajamnya.

Tiba-tiba, saat melewati sebuah pegunungan es yang luas, Yan Ling merasakan sesuatu yang aneh. Ada energi negatif yang kuat menyelimuti daerah itu, sebuah aura yang menyerupai kutukan kuno. Ia memperlambat laju pedang terbangnya dan mulai mendekati sumber energi tersebut.

Di tengah pegunungan yang diselimuti es dan salju abadi, Yan Ling menemukan sesuatu yang menarik: sebuah formasi kuno yang sudah rusak. Sekilas, ia bisa melihat pola-pola formasi yang dulunya sangat kuat, namun kini telah kehilangan efektivitasnya. Tidak jelas siapa yang membangun formasi ini, tapi satu hal yang pasti—dahulu tempat ini pasti memiliki kegunaan yang sangat penting.

Yan Ling mendarat di sebuah puncak es, mencoba memahami formasi tersebut. Namun, sebelum ia sempat menyelidiki lebih jauh, suara gemuruh mengguncang gunung es itu. Dari dalam jurang es yang dalam, sesuatu bergerak dengan cepat.

GROOAAARR!

Suara raungan menggema ke seluruh penjuru gunung. Es mulai berjatuhan dari tebing, dan udara yang semula dingin kini terasa jauh lebih menusuk. Dari balik bongkahan es raksasa, seekor naga muncul.

Naga itu sangat besar, tubuhnya diselimuti sisik biru es yang memantulkan cahaya matahari. Matanya bersinar tajam, seolah mampu menusuk jiwa siapa pun yang menatapnya. Nafasnya menghembuskan kabut beku, dan setiap gerakannya membuat suhu sekitar semakin turun drastis.

Yan Ling dengan cepat menyadari bahwa naga ini adalah penjaga pegunungan es, dan tampaknya ia tidak menyukai kehadiran Yan Ling yang membawa aura kematian. Tanpa peringatan, naga itu menyerang.

Dengan satu ayunan cakarnya yang besar, naga es itu menghantam ke arah Yan Ling. Yan Ling melompat ke belakang dengan lincah, menghindari serangan yang cukup kuat untuk menghancurkan batu es seberat ribuan ton. Namun, naga itu tidak berhenti di situ.

SWOOSH!

Sebuah gelombang es meluncur dari mulut naga itu, langsung menyerang ke arah Yan Ling. Udara di sekitar serangan itu membeku seketika, menunjukkan betapa kuatnya energi es yang dikeluarkan oleh makhluk itu.

Yan Ling melayang ke udara dengan pedang terbangnya, menghindari serangan tersebut. Namun, beberapa bagian pakaiannya mulai membeku karena hawa dingin yang ekstrem.

"Sepertinya aku tidak bisa menahannya terlalu lama," gumamnya.

Dengan cepat, Yan Ling mengumpulkan Qi di telapak tangannya. Energi Qi yang hitam dan murni berkumpul di sekelilingnya, menciptakan pusaran energi yang bergetar dengan hebat. Dengan satu gerakan cepat, ia menghunus pedangnya dan melesat ke arah naga es itu.

CLANG!

Serangan pertama berhasil mengenai sisik naga, namun tidak cukup untuk melukainya. Sisik birunya begitu keras, bahkan lebih kuat daripada baja. Naga itu menggeram dan membalas dengan serangan ekornya.

Yan Ling berhasil menghindari serangan itu, namun ia tahu bahwa pertarungan ini tidak akan mudah. Jika ia tidak menggunakan kekuatan yang lebih besar, ia bisa terjebak di gunung es ini selamanya.

Naga itu kembali menghirup udara, bersiap untuk mengeluarkan serangan napas es yang jauh lebih kuat. Yan Ling tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Tanpa ragu, ia mengerahkan kekuatan kematian tingkat menengahnya. Aura hitam yang pekat mulai mengelilingi tubuhnya, membuat tanah di sekitarnya membeku dan retak. Angin di sekelilingnya berputar semakin liar, membawa tekanan yang begitu besar hingga gunung es itu mulai bergetar.

Saat naga itu meluncurkan napas esnya, Yan Ling menyerang balik. Dengan satu tebasan penuh energi kematian, ia membelah udara di depannya. Gelombang energi hitam melesat seperti kilat, menghantam serangan es naga itu dan menembus tubuhnya.

BOOOM!

Raungan naga menggema di seluruh pegunungan saat tubuhnya terbelah menjadi dua. Darah biru es menyembur ke udara sebelum akhirnya membeku dan jatuh seperti pecahan kristal. Naga itu, yang telah menjadi penjaga pegunungan selama ratusan tahun, kini telah tiada.

Yan Ling berdiri diam di atas pedang terbangnya, mengamati sisa-sisa pertarungan yang baru saja terjadi. Salju turun perlahan, menutupi tubuh naga yang telah mati.

Ia menarik napas dalam-dalam. Meskipun ia berhasil menang, tubuhnya sedikit terluka oleh hawa dingin ekstrem yang ditinggalkan oleh naga itu. Namun, ini adalah bukti bahwa ia telah berkembang lebih jauh.

"Sepertinya aku harus mencari tempat lain untuk melanjutkan kultivasiku," katanya pelan.

Tanpa melihat ke belakang, Yan Ling kembali menaiki pedang terbangnya dan melesat meninggalkan pegunungan es. Perjalanan ini masih panjang, dan tantangan yang lebih besar masih menunggunya di depan.