Saat perjalanan pulang, mereka harus melewati Jalan Merak, jalan di mana peristiwa kematian Ayu terjadi. Ketika melewati jalan tersebut Adi dan Dodi masih melihat bekas bercak darah Ayu tertinggal di tikungan dekat pohon besar.
Tidak ada angin, tidak ada hujan Dodi menanyakan sesuatu yang membuat Adi tercengang.
Dodi yang membonceng Adi tiba-tiba bertanya kepada Adi "Di, kalau seandainya kejadian Ayu menimpaku, lo akan ngapain?" Adi yang merasa terkejut dengan pertanyaan itu menjawab "yaaa, gue akan sedih sih, kan lo yang sudah menemani gue sampai detik ini."
"Tapi, lo akan selalu di sisi gue,kan? Di manapun gue berada" Tanya Dodi lagi. Adi kembali terkejut mendengar pertanyaan sahabatnya itu. "ya, gue bakal selalu di sisi lo" Dodi langsung sumringah mendengar jawaban Adi, senyum ringan terpancar dari mulut laki-laki berumur 21 tahun itu.
Sesampainya di rumah Dodi, Adi disambut oleh Dewi "terimakasih, nak Adi, sudah berkenan mengantar anak tante ke rumah." Mendapat sambutan dari ibunya Dodi, Adi hanya menganguk dan pamit untuk pulang "sama-sama, tan, kalau begitu saya pamit pulang dulu ya."
***
Ketika di perjalanan Adi terus membatin "kenapa ya, kok Dodi tiba-tiba bilang kayak gitu? " Sembari fokus mengendarai motornya.
Adi masih terheran-heran sekaligus khawatir kepada Dodi setelah Dodi mengucapkan kalimat itu.
Sesampainya di depan rumah Adi berusaha menepis pikiran buruknya dengan berkata "aah, paling itu cuman gurauannya Dodi" Sembari masuk ke dalam rumahnya.
Adi segera mandi dan berganti pakaian, serta bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.
Saat sang mentari menyinari bumi dengan cahayanya. Adi berangkat ke kampus.