Chereads / Tepatilah Janjimu! / Chapter 6 - Melayat

Chapter 6 - Melayat

"Masuk, nak Adi" Suara lirih Dewi menyambut kedatangan Adi dengan berderai air mata. Ketika Adi masuk ke ruang tengah suara isak tangis membanjiri seisi rumah.

Di tengah-tengah banyak pelayat yang duduk melingkar terdapat sebuah keranda dengan jasad Dodi di dalamnya. Adi membuka kain penutup wajah Dodi dan mendapati wajah Dodi yang sudah rusak parah, saking hancurnya wajah Dodi yang dipenuhi sayatan benda tajam hingga membuat darah Dodi menembus dan kering menyisakan bercak merah di kain kafannya.

Air mata Adi kembali keluar menyaksikan kondisi mayat sahabatnya itu. "Yang sabarnya, Adi, Dodi pasti sudah tenang di alam sana" Ucap Bagus, teman sekelas Adi yang juga melayat ke rumah Dodi. "Iya, Gus, terima kasih sudah menenangkan gue" Balas Adi.

"Kalau boleh tahu jasad Dodi ingin dimakamkan kapan, tante?" Tanya Adi kepada Dewi berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.

"Besok pagi, nak Adi. Kalau dimakamkan sekarang sudah terlalu malam" Jawab Dewi seraya melihat ke arah jam yang terpaku di dinding rumahnya.

Tiba-tiba Bagus yang duduk di samping Adi bertanya kepada Dewi "tan, saya boleh menginap di sini?", mendengar itu Adi sontak mengenggol pundak Bagus "Gus, lo jangan bilang kayak gitu, kalau Tante Dewi tersinggung, gimana?" kata Adi menegur Bagus. "Nggak papa, kalian boleh menginap di sini" Jawab Dewi, "saya pulang saja, tan, nggak enak kalau harus menginap di sini" sahut Adi.

"Menginap saja, Di. Rumah lo kan juga jauh, kalau lo pulang ini sudah larut malam, kalau lo di jalan kenapa napa, gimana?" Bujuk Bagus agar Adi mau untuk menginap di rumah Dodi. "Ya sudah, gue mau nginap di sini" Jawab Adi menyanggupi ajakan Bagus.

***

Mereka menginap di rumah Dodi dan tidur di ruang tamu bersama jasad Dodi yang sudah terbujur kaku dengan kulit pucat. Selama mereka menginap, mereka mendapatkan gangguan-gangguan saat itu.