Adi terbangun di tengah malam saat jarum jam menunjuk pukul 00.30, karena ia merasa ada yang memegang kakinya, tangan itu terasa dingin bagaikan tidak ada darah yang mengalir di dalam pembuluh tangan tersebut.
"Ni tangan apaan? Kok dingin ya?" Kata Adi sembari mencoba membuka matanya. Ketika mata Adi sudah sepenuhnya terbuka , ia terkejut melihat sosok Dodi yang memegangi kakinya, sosok berwajah hancur tersebut menarik-narik kaki Adi.
Adi mencoba membangunkan Bagus, namun entah kenapa Bagus tidak kunjung bangun, Bagus malah terlihat tidur lebih pulas.
"Do-Dodi, lepasin kaki gue" Teriak Adi berusaha melepaskan kakinya dari cengkraman tangan pucat itu.
"Lo harus ikut sama gue" Kata Dodi sambil menyeringai.
"Gue nggak mau ikut sama lo, lagian kenapa lo kembali lagi? Bukannya lo udah meninggal?" Jawab Adi yang kakinya masih ditarik oleh Dodi.
Karena Adi enggan untuk pergi bersama, tiba-tiba Dodi melompat ke arah Adi.
"Aaaah" Teriak Adi membangunkan Bagus.
"Di-Di-Adi, bangun, Di, lo kenapa?" Tanya Bagus membangunkan Adi. Ternyata Adi sedang bermimpi. Setelah Adi bangun, ia langsung diberondong pertanyaan oleh Bagus. "Di, lo kenapa kok tiba-tiba teriak? Lo mimpi apaan? Apa yang terjadi? Lo ngapain?" Tanya Bagus penasaran sambil menyodorkan Adi segelas air.
"Gue mimpi didatangi Dodi"
"Serius, lo?" Ucap Bagus.
"Iya, gue didatangi Dodi dan dia minta gue untuk ikut sama dia" Balas Adi.
"Kenapa dia ingin lo ikut sama dia? Random banget kalau ada arwah yang minta temannya ikut sama dia" Tanya Bagus semakin penasaran.
"Gue juga nggak tahu, Gus" Balas Adi.