Sesampainya di kampus, berita tentang kematian Ayu sudah didengar oleh hampir seluruh warga kampus. Hal tersebut menjadi topik yang panas di kalangan teman-teman Adi.
***
Setelah perkuliahan selesai, Adi pulang ke rumahnya.
Karena terlalu lelah Adi ketiduran di sofa hingga sore.
Setelah membuka ponselnya, Adi terkejut karena melihat di grup kampusnya banjir pesan yang membahas sahabatnya.
Adi kembali terkejut setelah membaca pesan tersebut satu per satu. Ternyata mereka sedang membahas peristiwa yang menimpa Dodi tadi sore.
***
Saat sandyakala, ketika sang surya belum sepenuhnya tenggelam di ufuk barat.
Dodi sedang berkendara dengan sepeda motornya hendak menuju ke kampus, karena suatu keperluan.
Naasnya ia dihadang oleh sekelompok begal. Mereka menjarah apa saja yang Dodi bawa. Dodi yang tidak terima barang barang-barangnya diambil paksa memberikan perlawanan, Dodi tidak tahu kalau begal tersebut bersenjata.
Mereka berkelahi di jalan sepi itu. Dodi tidak takut kepada mereka, mereka yang kewalahan menandingi Dodi yang hanya seorang.
Karena menganggap Dodi terlalu kuat, salah satu dari sepuluh begal mengeluarkan celurit.
Tidak butuh waktu lama mereka langsung menggorok leher dan menyayat wajah Dodi. Darah segar mulai keluar dari luka akibat celurit.
Pelaku yang panik mengetahui Dodi sekarat langsung tancap gas meninggalkan Dodi tergeletak di ruas jalan, mereka tak lupa membawa barang-barang berharga milik Dodi.
"Adi, lo dimana? " Ucap Dodi yang bersimbah darah. Itulah kalimat terakhir Dodi sebelum meninggal dunia.
Kebetulan ada seorang pengendara mobil yang melihat kejadian tersebut. Dia langsung mengejar para pelaku yang didominasi anak-anak remaja.
Setelah para pelaku diamankan, dia menelepon ambulan untuk mengantarkan jasad Dodi ke rumah sakit guna diotopsi.