Cahaya dari layar besar di markas Zayn menyoroti wajah-wajah tegang di ruangan itu. Zayn, yang biasanya tenang, kini tampak gelisah saat meneliti peta digital dari jaringan NDIC yang baru saja diretas.
Rendra bersandar di dinding, masih mencoba mengatur napas setelah pelarian dramatis mereka. Di tengah suasana yang mencekam itu, Felza duduk dengan tenang, tangannya terus mengetik tanpa henti.
"Felza, apa yang sedang kau lakukan?" Zayn akhirnya bertanya, alisnya berkerut. "Kita sudah punya data yang kita butuhkan. Kenapa kau masih bekerja?"
Felza tidak langsung menjawab. Ia hanya melirik Zayn sekilas sebelum kembali fokus pada layar laptopnya. "Data ini hanya permukaan," katanya dengan suara tenang tapi tegas. "Kalau kita ingin menghancurkan mereka, kita harus masuk lebih dalam."
Rendra menatap Felza dengan bingung. "Maksudmu, lebih dalam dari server utama mereka? Kau bercanda, kan?"
Felza berhenti sejenak, menatap kedua temannya dengan tatapan serius. "Ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Aku melihat jejaknya di log aktivitas tadi. Sebuah jaringan bayangan yang tidak terhubung langsung ke sistem utama. Kalau kita bisa menemukannya, kita akan tahu segalanya, dan mereka tidak akan pernah menyangka kita bisa masuk."
"Jaringan bayangan?" Zayn mengulang, matanya menyipit. "Kalau itu benar, maka kita sedang menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar dari yang kita kira. Tapi jaringan seperti itu pasti memiliki tingkat keamanan yang belum pernah kita lihat sebelumnya."
Felza tersenyum tipis. "Itulah kenapa kita harus melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun sebelumnya."
=======
Felza memulai dengan menganalisis data log yang berhasil mereka unduh. Ia memfokuskan diri pada pola-pola yang tampaknya tidak penting, seperti jeda waktu dalam transmisi data atau aktivitas server yang tidak konsisten.
Zayn dan Rendra mengamati dalam diam, terpesona oleh kecepatan dan ketelitian Felza.
"Apa yang kau cari?" tanya Zayn akhirnya.
"Anomali," jawab Felza tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Sesuatu yang tidak sesuai dengan pola normal. Sebuah celah kecil yang menunjukkan bahwa ada lebih dari apa yang mereka perlihatkan."
Setelah beberapa jam bekerja tanpa henti, Felza akhirnya berhenti, wajahnya menunjukkan ekspresi kemenangan. Ia memutar laptopnya agar Zayn dan Rendra bisa melihat.
"Lihat ini," katanya sambil menunjuk ke layar. "Mereka menggunakan teknik penyamaran data yang sangat canggih. Tapi aku menemukan pola kecil yang konsisten, sebuah sinyal tersembunyi yang muncul setiap 15 menit."
Zayn memeriksa data itu dengan cermat. "Ini seperti… jaringan dalam jaringan. Tapi bagaimana kau bisa yakin ini mengarah ke sesuatu yang besar?"
Felza tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. "Karena sinyal ini hanya aktif selama dua detik setiap kali muncul. Mereka sengaja membuatnya hampir tidak terlihat."
"Kalau begitu, bagaimana kita mengaksesnya?" tanya Rendra.
Felza bangkit dari kursinya, berjalan menuju meja peralatan di sudut ruangan. Ia mengambil beberapa perangkat keras, termasuk sebuah alat yang ia rakit sendiri. "Kita tidak bisa mengaksesnya langsung. Tapi kita bisa menciptakan tiruan dari sinyal ini, membuat jaringan mereka percaya bahwa kita adalah bagian dari mereka."
Zayn dan Rendra menyaksikan dengan takjub saat Felza mulai bekerja dengan alat-alatnya.
Ia merakit sebuah perangkat baru yang tampaknya dirancang untuk memancarkan sinyal tiruan yang sangat spesifik.
"Ini adalah sesuatu yang bahkan mereka tidak akan duga," jelas Felza sambil menyolder kabel kecil. "Alih-alih mencoba memecahkan pertahanan mereka, kita akan membuat jaringan mereka membuka pintu untuk kita."
"Kau membuatnya terdengar mudah," gumam Rendra.
Felza tertawa kecil. "Percayalah, ini jauh dari mudah. Tapi ini adalah satu-satunya cara."
Setelah beberapa jam bekerja, perangkat itu akhirnya selesai. Felza menyambungkannya ke laptopnya dan mulai mengatur sinyal yang akan dipancarkan. Zayn mendekat, terlihat penasaran.
"Bagaimana alat ini bekerja?" tanyanya.
"Ini bukan hanya alat biasa," kata Felza. "Aku memprogramnya untuk mempelajari pola enkripsi sinyal mereka dalam waktu nyata. Dengan begitu, alat ini bisa meniru sinyal yang tepat pada waktu yang tepat."
Zayn terdiam sejenak sebelum menggelengkan kepala. "Aku belum pernah melihat sesuatu seperti ini. Kau benar-benar jenius, Felza."
Felza hanya mengangkat bahu. "Kejeniusan tidak ada artinya kalau tidak digunakan untuk sesuatu yang penting. Sekarang, mari kita lihat apakah ini berhasil."
Felza mengaktifkan perangkatnya, dan sinyal tiruan mulai dipancarkan. Ia memasukkan kode ke laptopnya, mengarahkan sinyal itu ke jalur yang sudah ia identifikasi sebelumnya.
Di layar, sebuah antarmuka baru muncul, sesuatu yang bahkan Zayn belum pernah lihat sebelumnya. Ini adalah pintu masuk ke jaringan bayangan NDIC.
"Luar biasa," bisik Zayn, hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Felza tersenyum, tapi ia tidak berhenti bekerja. Ia mulai menjelajahi jaringan itu, memeriksa setiap file dan log aktivitas. Apa yang ia temukan membuatnya terdiam sejenak.
"Felza, apa yang kau lihat?" tanya Rendra dengan cemas.
Felza menatap mereka, wajahnya serius. "Ini lebih besar dari yang kita duga. Mereka tidak hanya memata-matai orang-orang di pemerintahan. Mereka mengendalikan semuanya. Media, ekonomi, bahkan keputusan politik."
Ia membuka beberapa file, memperlihatkan dokumen rahasia yang berisi rencana untuk memanipulasi pemilu, menciptakan krisis ekonomi buatan, dan bahkan operasi rahasia untuk membungkam lawan politik.
"Ini… gila," gumam Zayn.
"Ini lebih dari sekadar gila," kata Felza. "Ini adalah bukti bahwa mereka bukan hanya korup. Mereka adalah dalang di balik setiap krisis yang terjadi di negara ini."
Felza tahu bahwa hanya memiliki data ini tidak cukup. Mereka harus menyebarkannya ke publik, tetapi tanpa jejak yang mengarah kembali ke mereka.
"Aku akan memanfaatkan jaringan mereka sendiri untuk menyebarkan informasi ini," kata Felza.
Zayn menatapnya dengan kaget. "Kau ingin menggunakan jaringan mereka untuk melawan mereka? Itu sangat berisiko!"
Felza tersenyum. "Justru karena itu jaringan mereka, tidak ada yang akan mencurigai kita. Mereka akan berpikir bahwa kebocoran ini adalah kesalahan internal."
Ia mulai memprogram ulang beberapa file, mengatur agar data itu secara otomatis tersebar melalui server NDIC ke berbagai media internasional. Rendra, yang biasanya lebih skeptis, hanya bisa menggelengkan kepala.
"Kau benar-benar gila, Felza," katanya.
"Terkadang, gila adalah satu-satunya cara untuk menang," jawab Felza sambil menyelesaikan pekerjaannya.
Beberapa jam kemudian, berita besar mulai bermunculan di seluruh dunia. Media internasional melaporkan tentang konspirasi besar yang melibatkan NDIC dan pemerintah bayangan yang selama ini mengendalikan negara dari balik layar.
Zayn, yang masih memantau dari markas, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. "Felza, kau tidak hanya meretas jaringan mereka. Kau telah mengubah permainan ini sepenuhnya."
Felza hanya tersenyum kecil, matanya terlihat lelah tapi puas. "Ini baru awal. Kita telah membuka mata dunia, tapi perjuangan ini belum selesai."
Rendra menatap Felza dengan hormat. "Kau benar-benar berbeda dari siapa pun yang pernah kukenal. Apa yang kau lakukan hari ini akan dikenang selamanya."
Felza menghela napas panjang, menatap layar yang kini menunjukkan jaringan NDIC yang hancur.
Ia tahu bahwa mereka masih memiliki banyak musuh yang harus dihadapi, tetapi untuk saat ini, ia merasa puas telah membuat langkah besar menuju kebenaran.
"Ini bukan soal diingat atau tidak, Rendra," katanya pelan. "Ini soal melakukan hal yang benar, apapun risikonya."
Zayn dan Rendra hanya bisa mengangguk, tahu bahwa Felza adalah sosok yang tidak hanya jenius, tetapi juga memiliki keberanian luar biasa.
Perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan Felza di sisi mereka, mereka tahu bahwa tidak ada tantangan yang tidak bisa dihadapi.
========