Di sebuah ruangan gelap dengan layar-layar besar yang memancarkan cahaya biru, Sudirman Prasetya berdiri dengan raut wajah murka.
Puluhan pakar keamanan siber dari berbagai negara duduk berjajar di hadapannya, masing-masing memandangi laptop mereka.
Semua fokus pada satu misi, menemukan dalang di balik hilangnya miliaran uang miliknya.
"Dengar baik-baik," kata Sudirman dengan nada dingin. "Aku tidak peduli seberapa sulitnya. Kalian harus menemukan orang ini. Gunakan semua sumber daya yang kalian punya!"
Para hacker terbaik dunia, dari yang bekerja di perusahaan keamanan siber hingga yang sebelumnya bergerak di dunia gelap, kini bersatu di bawah satu tujuan.
Nama besar mereka bergema di komunitas hacker, dan mereka dianggap tak terkalahkan. Tapi target mereka kali ini adalah Felza Wellian, dan Felza bukanlah lawan biasa.
===
Para hacker mulai menganalisis pola peretasan yang digunakan untuk mengambil uang Sudirman.
Jejak yang ditinggalkan Felza benar-benar minimal, hanya serpihan data di server yang menunjukkan aktivitas mencurigakan.
"Ini bukan pekerjaan amatir," gumam salah satu hacker asal Rusia. "Jejaknya nyaris tak ada. Dia tahu persis apa yang dia lakukan."
Seorang hacker dari Jepang, yang dikenal sebagai salah satu pemecah kode terbaik di dunia, mencoba melacak jaringan VPN yang digunakan Felza.
Namun, setiap kali ia mendekati lokasi virtual, jalurnya terputus oleh serangkaian server palsu yang seolah membawa pencariannya ke jalan buntu.
"Dia memasang decoy di setiap langkah," katanya, frustrasi.
Sementara itu, seorang hacker dari Amerika Serikat mencoba menyerang server yang digunakan Felza untuk memproses transaksi.
Ia mencoba memanfaatkan zero-day vulnerability, sebuah celah yang biasanya tak terdeteksi. Namun, begitu ia mengakses sistem itu, ia menemukan kode-kode yang membuatnya terdiam.
"Apa ini…?" Ia memandangi layar laptopnya dengan heran. "Kode ini seperti jebakan. Kalau aku salah langkah, sistemku bisa lumpuh."
Tak lama kemudian, laptopnya mulai panas. Alarm berbunyi, menandakan adanya serangan balik.
"Dia sudah tahu aku di sini!" teriaknya, panik.
Laptopnya tiba-tiba mati total, meninggalkan layar hitam yang memantulkan wajahnya yang penuh keringat.
===
Di kamar kecilnya, Felza menatap layar laptopnya yang menampilkan puluhan log aktivitas dari upaya peretasan yang diarahkan padanya. Ia mengenali nama-nama besar yang mencoba menembus pertahanannya.
"Jadi mereka mengerahkan semua orang," gumamnya, tersenyum tipis.
Ia dengan tenang membuka jendela kode dan memulai serangkaian perintah untuk memonitor lebih dalam.
Setiap kali ada hacker yang mencoba menembus firewall-nya, ia langsung mengirimkan paket data palsu yang membuat mereka kebingungan.
Namun, senjata utama Felza adalah Raptor Attack, algoritma enkripsi dan serangan balik yang ia rancang sendiri. Algoritma ini bekerja seperti seekor raptor, cepat, tidak terduga, dan mematikan.
Raptor Attack tidak hanya melindungi datanya, tetapi juga melumpuhkan sistem siapa pun yang mencoba menyerangnya.
Dengan kecepatan proses tinggi, algoritma ini mampu mengenali pola serangan lawan, memanipulasinya, dan mengirimkan respons balik yang menghancurkan perangkat mereka.
"Seperti berburu di padang savana," gumam Felza sambil tersenyum kecil.
===
Satu per satu, hacker-hacker terbaik itu mulai menyerah. Mereka menghadapi serangkaian jebakan digital yang melumpuhkan perangkat mereka atau memaksa mereka mundur sebelum seluruh sistem mereka terkena dampak.
"Ini gila," kata salah satu hacker dari Eropa. "Siapa pun dia, dia bukan manusia biasa."
Hacker lain, seorang wanita dari Brasil, berkata, "Aku sudah bekerja di bidang ini selama 15 tahun, tapi aku belum pernah melihat pertahanan seperti ini. Dia tahu setiap langkah kita sebelum kita melangkah."
Dalam waktu dua hari, komunitas hacker dunia yang awalnya merasa yakin bisa menangkap pelakunya, kini terpecah. Beberapa bahkan berhenti mencoba karena takut terkena serangan balik.
Sudirman, yang mendengar laporan ini, semakin marah. "Kalian semua orang-orang terbaik di dunia, tapi kalian bahkan tidak bisa menangkap satu orang?!" teriaknya.
Salah satu hacker berani menjawab. "Tuan, orang ini berbeda. Dia bukan hanya jenius, tapi dia juga sangat berhati-hati. Bahkan dengan semua sumber daya yang kami miliki, peluang kami untuk menangkapnya hampir nol."
Sudirman membanting cangkir kopinya ke lantai. "Kalau begitu, cari cara lain!"
===
Di malam yang tenang, Felza duduk santai di depan laptopnya. Ia tahu bahwa upaya para hacker untuk melacaknya sudah mulai mereda.
Ia memutuskan untuk membuka salah satu forum hacker anonim yang digunakan untuk berbagi informasi.
Sebuah diskusi menarik perhatiannya: "Siapa orang di balik peretasan Sudirman Prasetya?"
Beberapa komentar bermunculan :
"Siapa pun dia, dia adalah legenda."
"Aku mencoba melacaknya, tapi laptopku malah kena serangan balik. Aku menyerah."
"Kode yang dia pakai sangat aneh. Rasanya seperti teknologi dari masa depan."
Felza terkekeh membaca komentar-komentar itu. "Legenda, ya?" gumamnya. "Mungkin itu sedikit berlebihan."
Ia menutup laptopnya, memutuskan untuk beristirahat. Baginya, ini bukan tentang menjadi terkenal atau membuktikan siapa yang paling hebat. Ia hanya ingin melawan ketidakadilan dengan cara yang ia tahu paling efektif.
Namun, di balik tawanya, ia sadar bahwa ancaman dari Sudirman belum berakhir. Orang seperti Sudirman tidak akan berhenti hanya karena kalah sekali.
===
Di tempat lain, Sudirman mengubah strateginya. Jika teknologi tidak bisa menangkap Felza, ia memutuskan untuk menggunakan cara tradisional manusia.
Ia menghubungi jaringan mafia yang menjadi mitranya, meminta mereka untuk mulai mencari informasi tentang siapa yang mungkin berada di balik peretasan tersebut.
"Mulai dari desa itu," perintah Sudirman. "Aku yakin dia ada di sana."
Dengan perintah ini, bahaya baru mulai mengintai Felza. Tapi Felza bukan orang yang mudah ditaklukkan. Ia tahu bahwa perang ini baru saja dimulai.
Bagi Felza, ini bukan hanya soal membela diri. Ini adalah pertempuran untuk membuktikan bahwa kebenaran selalu memiliki cara untuk menang, tidak peduli seberapa kuat lawan yang dihadapi.
=========