Langit mulai meredupkan warnanya saat Li Xing mengikuti pria tua itu ke sebuah tempat yang tersembunyi jauh di dalam hutan lebat. Tanah di bawah kaki mereka tertutup oleh lapisan dedaunan yang tebal, dan hanya suara langkah mereka yang memecah kesunyian malam. Li Xing merasakan ketenangan yang luar biasa di tempat ini, namun di dalam hatinya, ada sesuatu yang terus mengusik sebuah perasaan yang sulit ia pahami. Seolah-olah, sesuatu yang lebih besar sedang mengintai di balik bayang-bayang dunia ini.
Pria tua itu berhenti di depan sebuah gua yang tersembunyi, terlindungi oleh pepohonan tinggi yang tampaknya telah berdiri di tempat ini selama berabad-abad. Gua itu tampak seperti sebuah pintu menuju kegelapan yang mendalam, sebuah tempat yang tidak pernah dilalui oleh orang biasa.
"Ini adalah tempat di mana segala sesuatu yang pernah ada berakhir, dan segala sesuatu yang akan datang dimulai," kata pria tua itu, matanya tajam menatap Li Xing. "Di dalam sini, kau akan menghadapi ujian yang lebih berat. Hanya mereka yang mampu bertahan yang bisa menguasai kekuatan Dao dengan penuh."
Li Xing menatap gua itu, lalu kembali menatap pria tua yang seolah-olah mengetahui setiap jalan hidupnya. "Aku siap," jawabnya, meskipun hatinya diliputi perasaan tak menentu. Ia tahu bahwa ujian yang sebenarnya belum dimulai, dan di sini, di tempat yang misterius ini, kekuatan yang lebih besar akan terungkap.
Mereka memasuki gua, dan udara di dalamnya terasa lebih dingin, lebih padat. Li Xing bisa merasakan getaran kekuatan spiritual yang mengalir melalui dinding-dinding gua ini, seolah-olah setiap inci tanahnya dipenuhi oleh energi yang sangat kuat. Setiap langkah mereka semakin dalam, semakin jauh dari dunia luar, dan semakin dekat dengan rahasia yang terkubur di dalam.
Pria tua itu berhenti dan menoleh ke Li Xing. "Di sini, kau akan menemukan kekuatan yang tak terbayangkan. Namun, kau juga akan menghadapi bahaya yang tak bisa dihitung. Keberanianmu akan diuji, dan hati nuranimu akan ditantang. Kau harus siap untuk melepaskan segala yang kau kenal tentang dunia ini, dan siap untuk menerima kegelapan yang ada dalam dirimu."
Li Xing mengangguk, merasa semakin tertantang oleh kata-kata pria tua itu. "Aku siap untuk itu," jawabnya dengan penuh keyakinan. Ia merasa bahwa inilah saat yang menentukan di sini, di tempat ini, ia akan menghadapi dirinya sendiri dan membuktikan apakah ia benar-benar pantas memiliki kekuatan yang ia impikan.
Pria tua itu melangkah maju, dan dengan satu gerakan tangan, sebuah pintu batu raksasa terbuka di depan mereka. Pintu itu berdecit keras, seolah-olah berjuang untuk membuka dirinya, dan suara gemuruh yang mengikutinya memecah kesunyian yang telah lama ada di gua ini.
"Mari kita masuk," ujar pria tua itu, matanya tidak pernah lepas dari Li Xing. "Ini adalah langkah pertama menuju kekuatan sejati. Di sini, kau akan bertemu dengan bayang-bayang dari masa lalu, dengan kekuatan yang lebih besar dari apapun yang pernah kau bayangkan. Hanya mereka yang bisa menghadapinya yang dapat melangkah lebih jauh."
Li Xing mengambil napas dalam-dalam dan melangkah ke dalam ruangan gelap itu. Begitu ia memasuki ruangan, ia merasakan sebersit energi yang sangat kuat melingkupi dirinya. Dunia di sekelilingnya tampak seperti menghilang, dan ia hanya bisa merasakan tekanan luar biasa yang datang dari setiap sudut.
Sebuah suara yang tidak diketahui asalnya terdengar di seluruh ruangan, menggema dalam kegelapan. "Apa yang kau cari, Li Xing?" suara itu bertanya. "Apakah kau benar-benar siap untuk berhadapan dengan kegelapan yang ada dalam dirimu? Apakah kau siap untuk menerima kekuatan yang tak terhingga, meskipun itu berarti kehilangan diri sendiri?"
Li Xing merasakan dinginnya suara itu menusuk jiwanya. Itu bukan suara manusia. Itu adalah suara kekuatan yang lebih besar, yang datang dari tempat yang lebih dalam, dari dalam dirinya sendiri. Namun, ia tidak gentar. "Aku mencari kekuatan untuk membalaskan dendam kekasihku. Aku siap menghadapinya, meskipun aku harus mengorbankan apapun yang aku miliki."
Suara itu terdiam sejenak sebelum kembali bergema. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan, maka lihatlah. Lihatlah dirimu yang sebenarnya."
Secara tiba-tiba, dinding gua yang gelap menyala dengan cahaya merah yang menyilaukan, dan bayangan hitam yang besar mulai muncul di sekeliling Li Xing. Bayangan itu tampak seperti sebuah entitas gelap yang hidup, dengan mata yang berkilau seperti api. Li Xing bisa merasakan kekuatan yang luar biasa terlepas dari bayangan tersebut kekuatan yang begitu besar dan menakutkan.
"Apa ini?" tanya Li Xing, sedikit terkejut oleh fenomena yang terjadi.
"Ini adalah bayangan dari masa lalumu, Li Xing," suara itu menjawab. "Ini adalah kegelapan yang ada dalam dirimu, yang telah terpendam sejak lama. Setiap langkah yang kau ambil menuju kekuatan lebih besar akan semakin dekat dengan kegelapan ini. Kau harus menghadapi dirimu sendiri dan menaklukkan apa yang ada di dalam."
Bayangan itu bergerak lebih dekat, menekan Li Xing dengan kekuatan yang luar biasa. Itu bukan hanya kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan emosional yang membanjiri hati Li Xing dengan perasaan cemas dan takut. Bayangan itu adalah representasi dari segala keraguan, ketakutan, dan kesedihan yang ada dalam dirinya sebuah manifestasi dari kelemahannya.
Namun, Li Xing tidak mundur. Ia memusatkan pikirannya, menahan rasa takut yang merayap ke dalam dirinya. Ia tidak akan menyerah. Ia akan menghadapinya. Dengan satu gerakan tangan, ia menyalurkan seluruh kekuatan spiritualnya, membentuk aliran energi Dao yang kuat untuk menanggulangi bayangan tersebut.
"Tunjukkan pada dirimu sendiri siapa dirimu, Li Xing!" suara itu bergema sekali lagi, memberikan perintah yang lebih kuat.
Li Xing menatap bayangan itu, kemudian dengan penuh tekad, ia melangkah maju, menghadapinya. Ia tahu bahwa untuk menjadi kuat, ia harus mengalahkan kegelapan yang ada dalam dirinya sendiri.
Li Xing menatap bayangan itu dengan tajam, merasakan darahnya bergejolak, dan detak jantungnya semakin cepat. Setiap nafas terasa begitu berat, seolah-olah dunia ini menekan dirinya. Bayangan di hadapannya semakin membesar, menutupi hampir seluruh ruang, menciptakan rasa ketakutan yang hampir tak tertahankan. Namun, Li Xing tahu bahwa ini adalah ujian yang harus ia hadapi untuk melangkah lebih jauh.
Ia menutup matanya sejenak, mengatur napasnya. Dalam kegelapan hatinya yang terdalam, ia menemukan kekuatan yang selama ini tersembunyi. Itu bukan kekuatan fisik atau kekuatan luar, melainkan kekuatan batin, kekuatan yang muncul dari keyakinannya untuk membalaskan dendam kekasihnya, untuk menjadi yang terkuat. Begitu tekad itu muncul, ia merasakan aliran energi Dao yang lebih kuat, lebih murni mengalir melalui tubuhnya.
Bayangan itu menyerangnya dengan ganas, bergerak cepat dan gelap, seolah-olah berusaha menelan dirinya. Namun, Li Xing tidak mundur. Dengan satu tangan terangkat, ia memancarkan energi Dao yang sangat kuat, membentuk sebuah perisai spiritual yang bercahaya putih. Perisai itu menyelubungi dirinya, menahan kekuatan bayangan yang menekan.
Bayangan itu meronta, mencoba menghancurkan perisai spiritual yang diciptakan oleh Li Xing, namun ia tidak berhasil. Li Xing merasakan perlawanan bayangan itu rasanya seperti melawan dirinya sendiri. Setiap serangan bayangan itu adalah refleksi dari ketakutan, rasa sakit, dan keraguan yang selama ini ia simpan dalam hati. Tetapi Li Xing tidak akan membiarkan dirinya jatuh. Dia menyalurkan seluruh kekuatan Dao-nya, menciptakan gelombang energi yang besar yang menembus kegelapan itu.
"Sekarang, hadapi dirimu yang sejati," suara yang mengarah pada dirinya kembali bergema, lebih dalam dan lebih keras.
Li Xing membuka matanya, dan dalam sekejap, ia melihat sebuah gambaran gambaran masa lalu yang penuh darah dan penderitaan. Itu adalah kenangan dari orang yang telah ia sayangi, dari kekasihnya yang telah mati dengan cara yang sangat kejam. Li Xing merasakan seberkas rasa sakit dan kesedihan yang sangat mendalam, seolah-olah ia kembali berada di saat yang mengerikan itu. Namun, ia tidak membiarkan perasaan itu menguasainya. Sebaliknya, ia membiarkan rasa sakit itu menguatkan tekadnya.
"Ini bukanlah diriku yang sebenarnya," Li Xing berbisik pada dirinya sendiri, melepaskan diri dari bayangan yang menyerang. "Aku bukan orang yang mudah kalah. Aku adalah Li Xing, dan aku akan mengalahkanmu."
Dengan kata-kata itu, seluruh energi Dao-nya terfokus pada bayangan tersebut, menghancurkannya dalam ledakan cahaya putih yang sangat terang. Bayangan itu berteriak, menghilang dalam kegelapan, sementara Li Xing berdiri tegak, merasa seperti baru saja melalui ujian hidup dan mati.
Ruangan itu kembali tenang, dan suara yang menguji dirinya pun menghilang. Li Xing berdiri di sana, lelah tetapi penuh dengan rasa kemenangan yang mendalam. Ia telah berhasil mengalahkan bayangannya sendiri, dan dengan itu, ia tahu bahwa kekuatan yang ia cari selama ini telah ada dalam dirinya hanya menunggu saat yang tepat untuk bangkit.
Pria tua itu muncul di belakangnya, matanya memancarkan rasa hormat. "Kau telah berhasil, Li Xing. Tidak banyak yang mampu menghadapi bayangan mereka sendiri dan keluar dengan kemenangan. Itu adalah langkah pertama menuju kekuatan yang sejati."
Li Xing menatap pria tua itu dengan penuh rasa hormat dan terima kasih. "Aku hanya mengikuti jalan yang harus kutempuh. Aku tidak bisa mundur."
Pria tua itu tersenyum samar. "Kau benar. Tidak ada jalan mundur bagi mereka yang telah memilih jalan ini. Sekarang, kau siap untuk memulai perjalanan yang lebih berat lagi."
Li Xing mengangguk, tak terhingga rasa tekad dan semangat berkobar dalam dirinya. Ia tahu, perjalanannya masih panjang. Tetapi ia tidak akan pernah menyerah. Kematian kekasihnya akan terbalaskan, dan ia akan menjadi orang terkuat, tak peduli apapun yang harus ia bayar untuk itu.