Pagi itu, seperti biasa, Yan Xuan duduk di tepi sungai, menatap air yang mengalir dengan tenang. Namun, hatinya penuh dengan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang baru ia rasakan sejak beberapa waktu terakhir. Sebuah perasaan aneh yang muncul seiring dengan semakin dalamnya ia memahami Qi dan teknik-teknik yang ia ciptakan. Ia merasa bahwa kemampuannya mulai melampaui batas yang biasa, mengarah pada sesuatu yang lebih luar biasa.
Selama bertahun-tahun, Yan Xuan telah berlatih dengan tekun, mengendalikan Qi-nya dengan hati-hati, dan menciptakan teknik-teknik baru yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Salah satunya adalah teknik yang kini mulai ia kuasai, yang berhubungan dengan dimensi—sebuah ruang yang bisa ia ciptakan dan masuki, di mana waktu dan ruang di luar berhenti, namun kehidupan dalam dimensi itu terus berjalan seperti biasa. Di dunia luar, ia tampak hanya berada di satu tempat, namun di dalam dimensi yang ia ciptakan, segala sesuatu dapat berubah dengan cepat, dan waktunya melambat.
Pada suatu malam, saat ia berlatih sendirian, Yan Xuan merasakan perubahan yang mendalam. Teknik yang ia sebut "Xuan Chen Qi" mulai berkembang dengan cara yang tidak pernah ia prediksi sebelumnya. Di dalam dimensi yang ia ciptakan, galaksi-galaksi berputar dengan harmoni, bintang-bintang bersinar lebih terang, dan di tengah semuanya itu, sebuah planet muncul—planet yang sangat mirip dengan Bumi, dengan lanskap yang hampir identik.
Namun, ini bukan sekedar dunia kosong. Di dalam dunia bawah sadar itu, Yan Xuan mulai merasakan adanya kehidupan. Seolah-olah dunia yang ia ciptakan memiliki sistem yang lengkap—dari pergerakan bintang hingga kehidupan yang mulai berkembang. Bahkan, manusia muncul di dunia tersebut, mengikuti pola kehidupan seperti yang ada di dunia nyata. Mereka berjalan, berbicara, dan bahkan membangun peradaban.
Sambil memperhatikan dunia yang ia ciptakan, Yan Xuan merasa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi. Ia menyadari bahwa dunia ini adalah hasil dari kekuatan Qi yang ada dalam dirinya, yang kini telah mencapai puncaknya. Teknik "Xuan Chen Qi" miliknya telah berkembang jauh lebih tinggi, mencapai tingkat bintang kedelapan, dan kini, ia merasakan peningkatan yang luar biasa—membawa teknik ini ke tingkat bintang kesembilan.
Teknik ini, yang kini sudah jauh lebih kuat, memungkinkannya untuk tidak hanya menciptakan dunia dalam alam bawah sadarnya, tetapi juga untuk mengendalikannya sepenuhnya. Ia dapat menciptakan berbagai planet, mengubah iklim, atau bahkan membentuk kehidupan dengan cara yang sebelumnya tak terbayangkan. Namun, yang paling menakjubkan adalah kemampuan untuk memperkenalkan kehidupan—manusia—ke dalam dunia itu. Seperti Tuhan yang menciptakan dunia, Yan Xuan kini bisa menentukan takdir dari dunia yang ia ciptakan.
Di dunia luar, tidak ada yang menyadari apa yang terjadi dalam dimensi ini. Waktu berjalan dengan cara yang berbeda, dan di dalam dunia yang ia ciptakan, segala sesuatu dapat berkembang dengan kecepatan yang sangat berbeda. Di dunia luar, hanya beberapa detik yang berlalu, namun di dalam dunia yang ia bentuk, berabad-abad bisa terasa dalam sekejap. Namun, meskipun dunia itu tak terlihat oleh siapa pun, Yan Xuan tahu bahwa dunia yang ia buat itu sangat nyata baginya, dan dalam beberapa cara, itu adalah dunia yang lebih penting daripada yang ia kenal.
Seiring berjalannya waktu, Yan Xuan mulai bertanya-tanya tentang batasan kemampuannya. Dunia yang ia ciptakan begitu sempurna dan kompleks, namun apakah ini hanya awal dari perjalanan panjangnya? Jika ia bisa menciptakan dunia, apakah ia bisa mengubah takdir dunia ini, atau bahkan dunia luar yang sesungguhnya?
Dengan pikiran yang penuh pertanyaan, Yan Xuan kembali fokus pada teknik "Xuan Chen Qi" dan meningkatkan kemampuannya lebih jauh lagi. Dalam diam, ia tahu bahwa langkahnya ke depan akan membawa perubahan besar—baik untuk dirinya sendiri maupun dunia yang ia ciptakan. Ke depan, ia harus memutuskan apakah ia akan membiarkan dunia itu berkembang dengan sendirinya, ataukah ia akan mengambil peran lebih besar dalam takdir yang baru saja ia ciptakan.