Setelah berbulan-bulan berlalu sejak ia membangun rumah kecil di pinggir sungai, Yan Xuan telah menemukan kedamaian yang tak terhingga di tempat itu. Rumah sederhana yang ia dirikan di dekat aliran sungai yang tenang adalah tempat di mana ia bisa hidup dengan lebih tenang dan terfokus. Dari sini, ia menyaksikan bagaimana alam semesta yang ia ciptakan perlahan berkembang dan mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang lebih besar.
Pada malam hari, ketika Huang Li—bayi yang ia temui sebelumnya—tidur nyenyak di samping api yang menyala, Yan Xuan sering meluangkan waktu untuk berlatih. Meskipun ia sudah mencapai puncak dalam Xuan Chen Qi, ia tidak pernah berhenti untuk memperdalam teknik-teknik baru, berusaha memahami lebih dalam dimensi yang ia ciptakan. Tidak hanya itu, malam-malam ini juga memberikan kesempatan bagi Yan Xuan untuk lebih memahami potensi teknik baru yang mulai ia kuasai.
Dengan kedamaian yang ia rasakan di sekitar rumahnya, Yan Xuan merasakan dorongan kuat untuk melanjutkan penciptaan sesuatu yang lebih besar, yang lebih signifikan daripada sekadar dunia kecil yang ia ciptakan di dalam alam bawah sadarnya. Ia merasa ada kekuatan yang lebih besar yang menunggu untuk ditemukan, kekuatan yang bisa menghubungkannya lebih jauh ke alam semesta yang lebih luas.
Malam itu, saat bintang-bintang bersinar lebih terang daripada biasanya, Yan Xuan duduk di luar rumah, menatap langit yang luas. Di bawah langit yang begitu besar, ia mulai merasakan kekuatan dalam dirinya. Dengan konsentrasi yang dalam, ia mulai membentuk konstelasi pertama.
Dalam sekejap mata, titik-titik cahaya mulai muncul, berputar membentuk pola besar yang akhirnya menjadi sebuah konstelasi. Bintang-bintang yang ada di sekitar tubuhnya memancarkan cahaya yang semakin terang. The Primordial Dragon, naga besar yang mewakili kekuatan dan kebijaksanaan zaman awal, muncul di hadapannya. Yan Xuan merasa takjub melihat konstelasi ini—sesuatu yang benar-benar merupakan manifestasi dari kebijaksanaan alam semesta yang lebih besar.
The Primordial Dragon bukan hanya makhluk pelindung, tetapi juga penjaga keharmonisan dalam dunia yang baru saja ia bentuk. Naga itu melambangkan kekuatan awal yang akan menjaga dunia dari kekacauan. Yan Xuan tahu bahwa konstelasi ini adalah simbol keseimbangan, yang akan melindungi dunia yang ia ciptakan dari ancaman apapun yang mungkin muncul.
Namun, Yan Xuan juga memahami bahwa keseimbangan tidak akan terjaga hanya dengan satu kekuatan. Ada kegelapan yang harus dihadapi, sebuah kekuatan yang bisa menumbuhkan kerusakan dan kekacauan. Tanpa ragu, ia melanjutkan untuk menciptakan konstelasi kedua.
Dengan ketenangan yang lebih dalam, Yan Xuan menciptakan The Abyssal Serpent—sebuah ular raksasa yang melambangkan sisi gelap alam semesta. Ular itu berkilauan dengan cahaya yang lebih gelap, menyelimuti ruang dengan kekuatan yang mengancam. The Abyssal Serpent adalah penguasa kegelapan, yang menjaga agar dunia tidak terjerumus ke dalam kekacauan dan kehancuran. Ia adalah kekuatan yang membawa ancaman namun juga keberadaan yang penting untuk menjaga keseimbangan.
Ketika konstelasi kedua ini selesai, bintang-bintang di sekitarnya berputar lebih lambat, namun tetap menyala dengan indahnya. Kedua konstelasi ini, satu melambangkan kebaikan dan satu lagi melambangkan kejahatan, mulai mengatur tatanan dunia yang baru. Yan Xuan tahu bahwa dunia yang ia ciptakan membutuhkan kedua kekuatan ini untuk bertahan hidup. Tanpa satu, yang lain tidak akan ada artinya.
Dengan kedua konstelasi tersebut, Yan Xuan merasa bahwa ia telah menciptakan pondasi yang kuat bagi dunia yang lebih besar, namun ia juga tahu bahwa penciptaan ini hanyalah awal dari perjalanan yang lebih panjang. Alam semesta yang ia bentuk tidak akan pernah berhenti berkembang, dan dia sebagai penciptanya harus siap untuk menghadapi tantangan yang datang. Dunia ini baru saja dimulai, dan ia harus terus melindunginya agar tetap seimbang.
Di bawah sinar bulan yang terang, Yan Xuan menatap langit dengan penuh harapan, siap menghadapi masa depan dan apa pun yang akan datang.