Setelah kelahiran Lóng Yǔ, dimensi yang diciptakan Yan Xuan semakin stabil. Keseimbangan antara Qi dan energi alam semesta terus terjaga, memberikan ruang bagi Yan Xuan untuk merenung lebih dalam tentang tujuan dan takdirnya. Meskipun ia telah menemukan kedamaian di dimensi ini, ia tahu bahwa takdirnya tidak akan berhenti di sini.
Suatu malam, saat duduk di tepi sungai di dunia luar, Yan Xuan menatap langit yang dipenuhi bintang. Di sana, ia merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah panggilan yang halus namun kuat, memintanya untuk melangkah keluar dari dimensi yang ia ciptakan. Ia menyadari bahwa meskipun ia telah menghindar dari dunia luar, dunia itu tetap memanggilnya untuk kembali.
"Dunia ini belum selesai denganmu," suara lembut Lóng Yǔ terdengar di pikirannya. Naga itu, yang sekarang menjadi sahabat setianya, memahami pergolakan batin Yan Xuan. "Ada sesuatu di luar sana yang menantimu, sesuatu yang hanya bisa kau temukan jika kau kembali ke dunia luar."
Yan Xuan mengangguk perlahan, menyadari bahwa ia tidak bisa terus bersembunyi di balik dimensi dan kekuatannya. Ada hal-hal yang perlu ia selesaikan di dunia luar, mungkin ancaman yang hanya bisa ia atasi, atau mungkin takdir yang harus ia penuhi.
Keesokan harinya, Yan Xuan mulai bersiap untuk perjalanannya kembali ke dunia luar. Ia tahu bahwa ia harus tetap menjaga kekuatan dan kemampuannya tersembunyi, agar tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan. Dengan bantuan Lóng Yǔ, ia menyegel dimensi itu, memastikan bahwa hanya mereka berdua yang bisa masuk dan keluar kapan pun mereka mau.
Setelah semua persiapan selesai, Yan Xuan dan Lóng Yǔ melangkah keluar dari dimensi, kembali ke dunia nyata yang penuh dengan kehidupan dan tantangan. Langkah pertama mereka di dunia luar membawa mereka ke sebuah desa kecil yang terletak di kaki pegunungan. Desa itu tampak tenang, tetapi Yan Xuan bisa merasakan ketegangan di udara, seolah-olah ada sesuatu yang sedang menunggu untuk meledak.
Ia berjalan melalui desa itu dengan tenang, mengamati setiap sudut dan interaksi antar penduduk. Wajah-wajah mereka menunjukkan kelelahan dan kecemasan, seolah-olah mereka menghadapi ancaman yang tak terlihat. Yan Xuan memutuskan untuk tinggal sejenak di desa itu, mencoba memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Malam harinya, saat desa itu tertidur, Yan Xuan mendengar suara langkah-langkah pelan di kejauhan. Dengan keahlian yang ia miliki, ia mengikuti suara itu tanpa membuat suara sedikit pun. Langkah-langkah itu membawanya ke sebuah rumah tua di pinggiran desa, tempat di mana sekelompok orang berkumpul dalam bisikan.
Dari percakapan mereka, Yan Xuan mengetahui bahwa desa itu sedang berada di bawah bayang-bayang ancaman dari sekelompok bandit yang merencanakan serangan. Para penduduk desa telah mencoba bertahan dengan segala cara, tetapi kekuatan mereka tidak cukup untuk melawan para bandit yang terorganisir dengan baik.
Yan Xuan, yang biasanya memilih untuk tidak terlibat dalam urusan dunia luar, merasakan dorongan kuat untuk membantu. Ia tahu bahwa ia memiliki kekuatan yang bisa melindungi desa ini dari ancaman tersebut. Dengan tekad yang baru, ia kembali ke pusat desa, menunggu pagi untuk berbicara dengan kepala desa.
Saat fajar menyingsing, Yan Xuan menemui kepala desa, seorang pria tua yang tampak bijaksana meski lelah. Dengan tenang, Yan Xuan menawarkan bantuannya, berjanji untuk melindungi desa dari serangan yang akan datang. Meskipun kepala desa awalnya ragu, tatapan mata Yan Xuan yang penuh ketegasan membuatnya percaya.
Di sisi lain, Huang Li, yang kini telah tumbuh dewasa dan menjadi pengikut setia Yan Xuan, muncul di desa tersebut. Meskipun ia merasa cemas dan bingung dengan keputusan Yan Xuan untuk terlibat dalam urusan dunia luar, ia mendukung keputusan gurunya. Huang Li, yang mengetahui kekuatan tersembunyi Yan Xuan, merasa khawatir jika orang-orang luar akan mengetahui kekuatan gurunya. Namun, ia juga tahu bahwa Yan Xuan memiliki alasan untuk melangkah keluar dari dunia yang telah ia ciptakan.
Hari-hari berikutnya, Yan Xuan dan Huang Li mulai melatih para penduduk desa, mempersiapkan mereka untuk menghadapi bandit yang akan datang. Huang Li, yang telah menguasai banyak teknik bela diri dasar, turut membantu dalam pelatihan, tetapi tetap menjaga jarak agar identitas mereka tidak terbongkar.
Saat malam tiba dan serangan bandit akhirnya terjadi, Yan Xuan berdiri di depan desa, seperti batu karang yang kokoh di tengah badai. Dengan bantuan Lóng Yǔ yang tersembunyi, ia memimpin penduduk desa melawan para bandit, melindungi mereka dengan kekuatan dan kebijaksanaan yang luar biasa.
Kemenangan itu menjadi titik balik bagi desa tersebut, memberikan mereka harapan dan kekuatan untuk menghadapi masa depan. Bagi Yan Xuan, itu adalah langkah pertama dalam perjalanan barunya, langkah yang membawa makna baru dalam hidupnya. Huang Li, yang berdiri di samping gurunya, merasa bahwa dunia yang dulu ia hindari kini mengarah padanya.