Malam telah larut, dan langit di atas sungai kembali dipenuhi dengan cahaya lembut dari bulan. Yan Xuan duduk di luar pondok, matanya masih memandang bintang-bintang yang berkelap-kelip, meski pikirannya jauh lebih dalam. Ia merasakan telurnya yang baru saja ia ambil, tersembunyi di dalam dimensi Qi-nya, seperti harta yang tak ternilai, tapi juga misteri yang belum ia pahami sepenuhnya.
Dalam kesunyian malam, sebuah perasaan aneh mulai menghinggapi hati Yan Xuan. Ia tahu bahwa kejadian malam itu bukan kebetulan, ada sesuatu yang lebih besar yang sedang menunggu untuk ditemukan. Telur naga itu adalah kunci untuk membuka misteri yang lebih dalam lagi, dan meskipun ia merasa tenang di luar, di dalam dirinya ada dorongan yang tak bisa diabaikan.
Di dalam pondok, Huang Li terbangun, matanya yang cerah menatap Yan Xuan yang duduk sendirian di luar. Anak itu sudah cukup besar untuk mulai memahami banyak hal, meski ia masih tak tahu banyak tentang dunia luar. Dalam diam, ia keluar dan duduk di samping Yan Xuan, seakan merasakan kedamaian yang sama, meskipun tak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh sang pengasuh.
"Kenapa kau duduk di sini sendirian?" tanya Huang Li, suara lembutnya terdengar di tengah keheningan malam.
Yan Xuan tersenyum samar, memandang anak itu sejenak. "Kadang, dunia ini terlalu luas untuk dimengerti, Huang Li. Aku hanya memikirkan beberapa hal."
Anak itu menatap bintang-bintang yang berkelap-kelip, kemudian mengangguk pelan. "Bintang-bintang itu sangat jauh, ya?"
"Ya," jawab Yan Xuan. "Tapi mereka selalu ada, meskipun kita tidak bisa menyentuhnya. Kita bisa melihat mereka, tetapi mereka tak pernah bisa melihat kita."
Huang Li terdiam, tampaknya merenung tentang kata-kata itu. Yan Xuan pun kembali terdiam, menyadari bahwa perjalanannya mungkin tidak akan pernah sama lagi setelah malam ini. Telur naga yang ia ambil bukan hanya sekedar benda langka—itu adalah kunci menuju sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang bahkan ia sendiri belum dapat mengungkap sepenuhnya.
Hari-hari berlalu, dan meskipun Yan Xuan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Huang Li, pikirannya tetap terfokus pada telur naga itu. Ia tahu bahwa suatu saat nanti, ia harus memahami apa yang sesungguhnya terkandung di dalamnya. Namun, untuk saat ini, ia memilih untuk tetap tersembunyi, jauh dari perhatian dunia.
Suatu pagi, saat udara masih segar dan kabut tipis menutupi permukaan sungai, Yan Xuan memutuskan untuk pergi mencari jawaban. Dengan hati-hati, ia menyembunyikan telur naga di dalam dimensi Qi-nya, memastikan tak ada seorang pun yang bisa melihatnya. Di luar, dunia tampak biasa saja, tetapi bagi Yan Xuan, setiap langkah yang diambilnya kini penuh dengan makna yang lebih dalam.
Ia berjalan di sepanjang sungai, mengamati setiap detail di sekitarnya, mencoba merasakan apakah alam ini menyembunyikan sesuatu yang lebih. Selama bertahun-tahun, ia belajar untuk mendengarkan suara-suara yang tak terdengar oleh orang biasa, untuk merasakan getaran yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata.
Tiba di sebuah lembah kecil yang tenang, Yan Xuan berhenti dan memusatkan perhatiannya pada Qi yang mengalir di dalam tubuhnya. Ia menyadari bahwa kekuatannya semakin kuat, semakin ia menekan Qi-nya agar tak menyebar keluar. Bahkan, galaksi-galaksi yang biasa mengelilinginya kini semakin sulit terlihat, seolah mereka memahami bahwa ia tidak ingin kekuatannya terungkap. Namun, di dalam hati, Yan Xuan tahu bahwa suatu saat nanti, ia harus menghadapi kekuatan yang lebih besar.
Saat itulah, seberkas cahaya biru muncul dari tanah di depan Yan Xuan, menandakan sesuatu yang tidak biasa. Tanpa ragu, ia mengikuti cahaya tersebut, yang mengarah ke sebuah gua kecil di dalam lembah. Di dalam gua, ia merasakan energi yang sangat kuat—lebih kuat dari yang pernah ia rasakan sebelumnya. Dengan hati-hati, ia melangkah masuk, dan di dalam gua tersebut, ia menemukan sebuah simbol yang sangat mirip dengan galaksi yang sering muncul di sekeliling tubuhnya.
Yan Xuan mengulurkan tangannya, dan seketika itu juga, galaksi kecil muncul kembali di sekeliling tubuhnya. Simbol itu seakan bereaksi dengan Qi-nya, dan dalam sekejap, sebuah pintu tersembunyi terbuka di dalam gua, mengungkapkan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan aura yang sangat kuat.
Di dalam ruangan itu, ada benda-benda kuno yang tak dikenal, namun satu hal menarik perhatian Yan Xuan—sebuah batu berkilau yang mengandung energi luar biasa. Batu itu tampaknya menyimpan misteri yang lebih besar, dan Yan Xuan merasa bahwa batu itulah yang akan mengungkap banyak hal, baik tentang telur naga yang ia ambil, maupun tentang dirinya sendiri.
Dengan hati-hati, ia mengambil batu itu dan merasakannya. Tanpa disangka, sebuah penglihatan muncul di benaknya—sebuah gambaran alam semesta yang jauh lebih besar, dengan galaksi-galaksi yang tak terhitung jumlahnya, dan kekuatan yang sangat kuat tersembunyi di balik semuanya.
Yan Xuan merasa ada sesuatu yang sedang menunggu dirinya di luar sana, sesuatu yang akan mengubah takdirnya selamanya.