Chereads / In The Shadow Of The Veil Of Void / Chapter 4 - Langkah ke alam tak terlihat

Chapter 4 - Langkah ke alam tak terlihat

Malam itu, langit di atas sungai begitu cerah. Bintang-bintang berkelap-kelip dengan indahnya, dan bulan baru saja naik, memberikan cahaya lembut yang memantul di permukaan air. Yan Xuan duduk di luar pondok, menatap langit. Huang Li, yang kini semakin tumbuh besar, tertidur nyenyak di dalam. Semuanya terasa tenang, seperti dunia yang sedang beristirahat.

Namun, dalam hati Yan Xuan, ada dorongan yang lebih besar—sesuatu yang memanggilnya untuk melakukan perjalanan malam ini. Ia tahu bahwa, meskipun dirinya telah mengasingkan diri, ada hal-hal yang harus ia hadapi, misteri yang lebih besar dari sekadar kedamaian yang ia nikmati sekarang. Malam ini, ada sesuatu yang menantinya.

Dengan hati-hati, ia berjalan ke luar pondok, melangkah jauh dari Huang Li yang tidur. Ketika kakinya menjejak tanah, ia mengumpulkan Qi-nya, merasakannya mengalir melalui tubuhnya dengan lembut. Seiring Qi mengalir, langit di sekelilingnya seolah menjadi lebih hidup, bintang-bintang tampak lebih terang, dan alam semesta mulai membentang di hadapannya.

Sekilas, saat Yan Xuan melangkah lebih jauh, di bawah kakinya muncul galaksi kecil yang berputar perlahan. Setiap langkah yang ia ambil di tanah menginjak dan menyatukan galaksi-galaksi yang berkelap-kelip. Ia terbang, namun tak ada yang bisa melihatnya, hanya dia yang tahu bahwa di bawah kakinya ada dimensi kecil, seberkas cahaya dari galaksi yang mengalir di setiap gerakan.

Setiap kali kakinya menginjak galaksi itu, seberkas cahaya itu menghilang, seolah menutup diri kembali, menyembunyikan kekuatan yang ada. Di sekeliling tubuhnya, bintang-bintang berputar pelan, menciptakan peliputan yang hampir seperti kabut langit malam. Ini adalah alam yang hanya bisa dilihatnya, dan ia memutuskan untuk tidak membiarkan siapa pun mengetahui apa yang terjadi, terutama Huang Li yang masih muda dan tak mengerti dunia yang lebih luas ini.

Yan Xuan terbang dengan kecepatan yang luar biasa. Setiap langkah yang ia ambil, jarak yang terbentang di depannya terhapus begitu saja. Seperti cahaya yang memecah gelap, ia meluncur di langit malam dengan kelincahan yang tak tertandingi. Alam semesta berputar di sekelilingnya, dan ia merasakan kedalaman Qi yang ada di tubuhnya, mengalir tanpa batas, terhubung langsung dengan kekuatan luar angkasa.

Tujuan malam ini jelas dalam pikirannya—reruntuhan kuno yang baru-baru ini muncul. Di bawah sinar rembulan, ada kilauan cahaya yang menyinari langit, seolah menandakan tempat itu. Banyak orang akan melihatnya sebagai keajaiban yang langka, tetapi bagi Yan Xuan, ia tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang tersembunyi di sana.

Dengan penglihatannya yang tajam dan kemampuannya dalam mengendalikan Qi, Yan Xuan bisa melihat lebih jauh dari sekadar cahaya yang tampak di permukaan. Di dalam reruntuhan itu, ada sesuatu yang tak terlihat oleh orang biasa. Sesuatu yang sangat berharga—sebuah telur naga yang baru saja ditemukan. Seperti yang ia duga, telur naga itu terletak di pusat reruntuhan, dijaga oleh lapisan Qi yang kuat, tetapi tak cukup untuk menahan seorang seperti dirinya.

Dalam sekejap, Yan Xuan tiba di depan reruntuhan kuno itu. Dengan kelincahan yang luar biasa, ia menginjakkan kaki di atas tanah yang keras, dan saat itu juga, galaksi-galaksi di sekitarnya memudar, menyatu kembali ke dalam dirinya. Qi yang kuat mengalir di tubuhnya, dan tanpa suara, ia bergerak maju, mengabaikan rintangan yang ada di depannya. Di dalam reruntuhan, ia melihat telur naga yang bersinar terang di tengah ruangan besar, seolah dijaga oleh aura alam semesta itu sendiri.

Dengan satu gerakan cepat, Yan Xuan mengulurkan tangannya dan mengambil telur naga itu dengan hati-hati. Ketika ia memegangnya, sesuatu terasa berbeda—sebuah kekuatan yang lebih besar mengalir melalui tubuhnya, dan dalam detik-detik berikutnya, telur naga itu kembali disembunyikan dalam dimensi Qi-nya, tersembunyi dari pandangan siapa pun.

Tanpa suara dan tanpa jejak, Yan Xuan berbalik dan terbang kembali menuju tempat tinggalnya. Alam semesta kembali sunyi, galaksi-galaksi yang mengelilinginya hilang satu per satu, dan hanya bintang-bintang yang tersisa di sekelilingnya. Begitu ia kembali ke pondok kecilnya, dunia kembali seperti semula—sunyi dan damai. Huang Li masih tidur dengan tenang di dalam, tak pernah tahu bahwa malam ini, tak hanya bintang yang ia lihat di langit yang cerah, tetapi juga sebuah telur naga yang tak ternilai.

Yan Xuan duduk kembali di luar pondok, mengamati bintang-bintang yang berkelap-kelip. Ada banyak hal yang harus ia hadapi, dan takdir yang lebih besar menantinya, tetapi untuk saat ini, ia merasa puas. Malam ini, ia telah menemukan lebih banyak dari yang bisa dibayangkan—sesuatu yang berhubungan langsung dengan alam semesta dan takdir yang lebih luas.