Chereads / Oposcal Chronicles / Chapter 15 - Ujian Catalyst

Chapter 15 - Ujian Catalyst

Korai berdiri di dunia yang terasa asing, dikelilingi oleh bayangan dirinya sendiri. Setiap bayangan memiliki wajah yang identik, tetapi ekspresi mereka berbeda—ada yang penuh amarah, kebencian, keraguan, bahkan keputusasaan.

"Korai Inoue," salah satu bayangan berbicara dengan suara yang dalam dan berat, "kekuatan ini bukan hanya hadiah. Ini adalah beban. Apakah kau benar-benar siap menanggungnya?"

Korai mengepalkan tangannya, menatap bayangan itu tanpa gentar. "Aku tidak peduli dengan beban apa pun. Selama aku bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi, aku akan menanggung segalanya."

Bayangan itu tersenyum tipis, tetapi ada kilatan kegelapan di matanya. "Kalau begitu, mari kita lihat apakah kau layak."

Bayangan-bayangan itu tiba-tiba menyerang, masing-masing menggunakan kekuatan yang sama dengan Korai. Mereka menyerang dengan kecepatan dan kekuatan luar biasa, membuat Korai kewalahan.

Korai mencoba melawan, tetapi serangan mereka begitu terkoordinasi, seolah-olah mereka tahu setiap gerakannya. Dalam beberapa menit, dia sudah terdesak, tubuhnya penuh luka.

"Apakah ini kekuatanmu yang sebenarnya?" tanya salah satu bayangan, suaranya mengejek. "Kau tidak akan pernah bisa melindungi siapa pun dengan kekuatan seperti ini."

Korai terjatuh, napasnya terengah-engah. Namun, dia tidak menyerah. Dia memejamkan matanya, mengingat semua yang telah dia lalui—perjuangannya melawan Raiden, Magnus, dan pengorbanan teman-temannya.

"Aku tidak akan menyerah," bisiknya. "Kalian mungkin tahu kekuatanku, tapi kalian bukan aku. Kalian tidak tahu apa yang aku rasakan."

Korai membuka matanya, dan tubuhnya mulai bersinar dengan cahaya emas yang lebih terang dari sebelumnya. Bayangan-bayangan itu terkejut, tetapi sebelum mereka bisa menyerang lagi, Korai meluncurkan serangan balik yang menghancurkan mereka satu per satu.

Ketika bayangan terakhir menghilang, sebuah suara bergema di udara.

"Kau telah membuktikan dirimu, Korai Inoue. Sekarang, terimalah kekuatan Catalyst."

Di hadapannya, sebuah kristal besar muncul, bersinar dengan cahaya biru yang memukau. Korai berjalan mendekat dan menyentuhnya. Dalam sekejap, dia merasakan energi yang luar biasa mengalir melalui tubuhnya.

Korai membuka matanya dan mendapati dirinya kembali di depan pintu kristal. Timnya menatapnya dengan cemas.

"Korai! Kau baik-baik saja?" tanya Hana, berlari mendekatinya.

Korai mengangguk, meskipun tubuhnya masih terasa lelah. "Aku berhasil. Catalyst ada di sini."

Kaede menatapnya dengan kagum. "Auramu berubah. Apa yang terjadi di dalam sana?"

Korai tersenyum tipis. "Aku menghadapi diriku sendiri. Dan aku menang."

Lucien, yang berdiri di belakang mereka, tersenyum samar. "Kalau begitu, kau sekarang memiliki kekuatan untuk menghadapi Umbra. Tapi perjalanan kalian belum selesai."

Korai menatap Lucien dengan serius. "Apa maksudmu?"

Lucien menghela napas. "Umbra tahu kalian akan datang. Dia sedang mempersiapkan sesuatu—sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada Magnus atau Raiden. Dan kalian harus menghentikannya sebelum terlambat."