Chereads / Oposcal Chronicles / Chapter 17 - Kelompoknya 1&3

Chapter 17 - Kelompoknya 1&3

Kelompok pertama, yang dipimpin oleh Kaede, menuju generator pertama yang terletak di dalam gua tersembunyi. Mereka disergap oleh pasukan Eclipse begitu memasuki area itu.

"Serang mereka! Jangan biarkan satu pun lolos!" perintah Kaede, mengayunkan pedangnya dengan presisi.

Namun, di tengah pertempuran, seorang pria tinggi dengan rambut perak muncul. Matanya bersinar merah, dan aura gelap menyelimuti tubuhnya.

"Namaku Eryon," katanya dengan suara dingin. "Kalian tidak akan melewati tempat ini."

Kaede melangkah maju, menatap Eryon dengan tajam. "Kalau begitu, kita akan menghancurkanmu."

Pertarungan antara Kaede dan Eryon berlangsung sengit. Eryon memiliki kemampuan untuk mengendalikan gravitasi, membuat setiap serangan Kaede terasa lambat dan berat.

Sementara itu, anggota tim lainnya berusaha melindungi Kaede dari pasukan Eclipse.

"Kita tidak bisa melawan dia terlalu lama!" teriak salah satu anggota tim.

Kaede menggertakkan giginya. "Kita tidak punya pilihan. Fokus pada generatornya!"

Kelompok kedua, yang dipimpin oleh Hana, menghadapi generator kedua yang terletak di atas tebing curam. Mereka harus mendaki dengan hati-hati, tetapi begitu mendekati generator, mereka disambut oleh seorang wanita dengan rambut hitam panjang dan senyum dingin.

"Aku adalah Selene, penjaga tempat ini. Kalian benar-benar berani datang ke sini," katanya sambil mengangkat tangannya.

Dalam sekejap, Selene menciptakan ilusi yang membingungkan tim Hana. Mereka tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang palsu.

Hana mencoba memusatkan pikirannya, tetapi suara-suara di sekitarnya membuatnya hampir kehilangan kendali.

"Ini tidak nyata... ini tidak nyata..." gumam Hana, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Namun, Selene mendekat, senyumnya semakin lebar. "Kau lemah. Kau tidak akan pernah bisa melawan kami."

Hana mengepalkan tangannya. "Aku mungkin lemah, tapi aku tidak sendirian!"

Dengan bantuan timnya, Hana berhasil memecahkan ilusi Selene, tetapi pertarungan mereka masih jauh dari selesai.

Kelompok terakhir, yang dipimpin oleh Korai, menghadapi generator ketiga di tengah hutan gelap. Saat mereka mendekati generator, bayangan-bayangan mulai bergerak di antara pepohonan.

"Tetap waspada," kata Korai, matanya mengamati setiap gerakan.

Tiba-tiba, seorang pria bertubuh besar dengan kulit hitam seperti obsidian muncul. Tangannya bersinar dengan energi gelap.

"Aku adalah Orion. Kalian tidak akan menghancurkan generator ini."

Korai melangkah maju, mengeluarkan energi Catalyst dari tubuhnya. "Kalau begitu, aku akan melewatimu."

Pertarungan antara Korai dan Orion berlangsung brutal. Orion memiliki kekuatan untuk menyerap energi serangan, membuat setiap serangan Korai menjadi bumerang.

"Korai, kita tidak bisa melawannya seperti ini!" teriak salah satu anggota tim.

Korai mengingat pelatihannya di dunia Catalyst. Dia menutup matanya, mencoba merasakan energi di sekitarnya.

"Aku harus mengubah taktik," pikirnya.

Dengan gerakan cepat, Korai mengubah serangannya menjadi bentuk yang lebih fokus, menyerang titik lemah Orion. Pertarungan itu memakan waktu, tetapi akhirnya, Korai berhasil menjatuhkan Orion.

Setelah ketiga generator dihancurkan, penghalang energi di sekitar markas Umbra runtuh. Tim Korai berkumpul kembali di titik pertemuan, tubuh mereka penuh luka, tetapi semangat mereka tetap menyala.

"Kita berhasil," kata Hana, terengah-engah.

Korai menatap markas besar Umbra yang sekarang terlihat jelas di kejauhan. "Ini baru permulaan. Umbra masih menunggu kita di dalam."

Lucien, yang muncul dari bayang-bayang, tersenyum tipis. "Kalian sudah melangkah sejauh ini. Tapi aku harus memperingatkan kalian—apa yang ada di dalam sana jauh lebih berbahaya daripada apa pun yang pernah kalian hadapi."

Korai menatap Lucien dengan tekad. "Kami tidak akan mundur. Apa pun yang ada di dalam sana, kami akan menghadapinya."

Tim mereka melangkah menuju markas Umbra, siap untuk menghadapi pertarungan terakhir mereka.