Di dunia yang kini dipenuhi kekacauan, manusia mulai menerima kenyataan bahwa mereka tidak lagi sendirian. Kehadiran para konstelasi, meski samar, mulai dirasakan. Tawaran kontrak pertama telah muncul, memberikan kesempatan sekaligus tanggung jawab besar kepada mereka yang dipilih.
Jakarta, Indonesia
Ardi menatap layar transparan di depannya.
[Konstelasi Flame of the Sacred Phoenix menawarkan kontrak. Terima?]
Tangannya gemetar. Pilihan ini terasa sangat penting. Jika ia menerima, kekuatan besar menunggunya, tetapi apakah ia sanggup memenuhi ekspektasi dari makhluk sekuat itu?
"Apa aku harus menerimanya?" gumamnya, melihat ke arah tubuh laba-laba raksasa yang tergeletak di depannya.
Sistem, seperti memahami kebingungannya, memberikan informasi tambahan:
[Konstelasi yang memberikan kontrak akan memberikan kekuatan berdasarkan potensi Anda.]
[Namun, Anda juga harus memenuhi tugas yang diminta oleh konstelasi tersebut.]
Keringat dingin mengalir di pelipis Ardi.
[Apakah Anda menerima kontrak?]
Ia akhirnya menarik napas panjang dan memilih, "Ya."
Realm Para Konstelasi
Siren of Abyssal Depths menyaksikan layar di depannya dengan mata berbinar. Ardi telah membuat pilihan, dan Flame of the Sacred Phoenix adalah konstelasi pertama yang berhasil mengikat manusia dalam kontrak.
"Begitu cepat," ujar Siren of Abyssal Depths dengan nada kagum. "Manusia itu tahu potensi dirinya, atau mungkin hanya nekat."
Moonlit Dancer tertawa pelan. "Tidak penting alasan mereka. Yang penting, Flame berhasil mendapatkan apostle pertama. Ini akan membuat permainan lebih menarik."
Namun, Dragon's Sovereign tampak tidak senang. "Kita harus bergerak lebih cepat. Jika Flame terus mendapatkan apostle seperti itu, kekuatannya akan meningkat pesat."
Di sudut lain, Kade Astral tetap diam, mengamati situasi. Ia melihat Ardi yang menerima kontrak dan bagaimana kekuatannya meningkat seketika. Dalam hati, ia bertanya-tanya, "Apakah ini benar-benar keadilan? Atau justru awal dari ketidakadilan baru?"
Kembali ke Jakarta
Ardi merasakan energi panas yang luar biasa mengalir ke seluruh tubuhnya. Suara yang mendalam dan kuat terdengar di benaknya.
[Selamat, Anda telah menjadi apostle Flame of the Sacred Phoenix.]
[Skill: Burning Blade telah diaktifkan.]
Di tangannya, pedang kecil berubah menjadi pedang besar dengan bilah yang memancarkan api merah menyala. Tubuhnya terasa lebih ringan, kekuatannya meningkat drastis.
Namun, suara Flame juga muncul di benaknya:
"Manusia muda, aku memberimu kekuatan. Tapi ingat, kamu harus mengalahkan 50 makhluk dungeon dalam 24 jam. Jangan kecewakan aku."
Mata Ardi membelalak. "50? Itu mustahil!"
Flame tertawa keras. "Tidak ada yang mustahil. Dengan kekuatan yang kuberikan, kamu mampu melakukannya. Buktikan dirimu layak menjadi milikku!"
Tidak ada pilihan lain. Dengan pedang apinya, Ardi mulai bergerak, memburu makhluk dungeon yang berkeliaran di sekitarnya.
Di Tempat Lain di Bumi
Kontrak-kontrak lain mulai terbentuk.
Di sebuah desa terpencil, seorang wanita muda bernama Laksmi menerima tawaran dari Siren of Abyssal Depths. Di sebuah kamp militer, seorang tentara menerima kontrak dari Dragon's Sovereign. Di seluruh dunia, manusia mulai terhubung dengan para konstelasi, masing-masing mendapatkan kekuatan sesuai dengan potensi mereka.
Namun, tidak semua manusia menerima kontrak dengan mudah. Beberapa memilih untuk menolak, takut akan tanggung jawab besar yang menanti mereka.
Realm Para Konstelasi
Kade tetap tenang di kursinya, memandangi layar besar yang menunjukkan bagaimana manusia mulai beradaptasi dengan sistemnya.
Para konstelasi lain mulai berbicara.
"Manusia dengan cepat memilih kontrak. Ini akan mempercepat pertumbuhan kekuatan kita," ujar Moonlit Dancer.
Siren of Abyssal Depths menambahkan, "Tapi mereka yang terlalu serakah akan hancur sendiri. Aku hanya akan memilih yang benar-benar layak."
Flame of the Sacred Phoenix, yang baru saja mengamati aksi Ardi, tertawa bangga. "Manusia memang menarik. Semakin besar tantangan yang kita berikan, semakin kuat mereka menjadi."
Namun, Dragon's Sovereign menatap tajam ke arah Kade. "Dan kau, Kade Astral. Kau membuat semua ini mungkin. Tapi kenapa kau hanya diam? Bukankah kau juga ingin memperkuat dirimu?"
Kade menoleh perlahan, matanya memancarkan ketenangan yang dalam. "Aku tidak terburu-buru. Aku akan memilih mereka yang benar-benar layak. Bukan mereka yang hanya ingin kekuatan, tetapi mereka yang memahami tanggung jawab di baliknya."