Chereads / kenyataan dalam halaman / Chapter 6 - chapter 6 ritual

Chapter 6 - chapter 6 ritual

Istri dari pak desa pun keluar dari dapur yang habis membuat teh buat para tamunya, istrinya pak kepala desa pun tiba di ruangan tamu sambil membawa teh lalu meletakkan secangkir teh di meja dengan sopan.

"Ayo minum dulu teh nya," istri kepala desa.

"Baik terima kasih Bu," ucap pak Budi dan bunga.

Bunga dan pak Budi pun meminum teh tersebut, Ethan pun juga ikut meminum teh yang sudah dibuat oleh istri kepala desa.

"Wahhh..., rasa teh ini sangat nikmat dari pada teh sachet yang biasa aku beli," ucap Ethan.

"Teh sachet?, teh jenis apa itu Ethan?" Ucap istri kepala desa dengan terheran.

"Astaga aku keceplosan," ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri dengan wajah panik.

Pak kepala desa, pak Budi, istri kepala desa, dan bunga pun melihat Ethan dengan wajah penasaran.

"Ti-tidak.., maksud ku di desa ku mereka menyebutkan teh sachet," ucap Ethan sambil meyakinkan mereka.

"Ohh begitu ya, ngomong-ngomong teh ini terbuat dari bunga melati," ucap istri kepala desa sambil tersenyum.

"I-iya.., pantas aroma nya sangat harum dan sangat nikmat," ucap Ethan sambil tertawa.

"Syukurlah kalau kamu menyukainya Ethan," ucap istri kepala desa.

Bunga pun masih melihat Ethan dengan wajah penasaran, pak Budi dan pak kepala desa pun melanjutkan pembicaraannya, mereka berdua membahas tentang ritual yang akan di lakukan pada malam hari ini.

"Pak Budi bagaimana persiapan ritual nya?" Ucap pak kepala desa.

"Sudah siap pak, kami sudah menyiapkan 1 ekor kambing, dan 3 ekor ayam berbulu hitam, dengan ini persiapan buat ritual sudah siap pak" ucap pak Budi.

"Bagus-bagus, semoga ritual nya berjalan dengan lancar" ucap pak kepala desa.

Mereka semua pun terlihat sangat tidak sabar menunggu pada malam hari ritual yang mau mereka laksanakan dengan wajah gembira mereka, berbeda dengan Ethan yang terlihat gelisah dan takut dengan pembicaraan mereka itu.

"Ethan kamu baik-baik saja?" Ucap bunga yang merasa khawatir sambil memegang tangan Ethan.

"O-ohhh...,aku baik-baik saja kok" ucap Ethan dengan berusaha tenang.

"Kamu terlihat pucat, jadi aku kira kamu sakit" ucap bunga.

"Kalau kamu sakit Ethan mending kamu pulang dulu istirahat, nanti aku berikan obat herbal supaya kamu cepat sembuh" ucap pak kepala desa.

"Bunga antar Ethan pulang kerumah mu untuk beristirahat, istri ku tolong ambilkan tanaman obat herbal kepada bunga" ucap pak kepala desa.

"Baik pak, tunggu ya bunga" ucap istri kepala desa.

Istri kepala desa pun pergi mengambil tanaman obat yang akan diberikan kepada bunga, disaat yang bersamaan Ethan kepikiran "apakah aku harus memberitahukan apa yang akan terjadi malam ini?, apakah Mereka akan percaya dengan semua perkataan ku?", tidak lama istri kepala desa pun datang membawa obat nya lalu memberikan ke bunga.

"Ini bunga kalau sudah dirumah berikan kepada Ethan ya" ucap istri kepala desa.

"Baik Bu, kami izin pulang bapak, ibu sekalian" ucap bunga dengan sopan.

"Ayo Ethan" ucap bunga sambil memegang tangan mu.

Ethan dan bunga pun pergi meninggalkan rumah pak kepala desa, waktu sudah siang, malam akan segera tiba di pikiran Ethan, membuat Ethan harus cepat sampai dirumah lalu menyusun strategi, mereka berdua pun tiba di rumah, bunga menyuruh Ethan untuk beristirahat di kamar.

" Ethan kamu istirahat aja di kamar, nanti aku bawakan obat mu, aku ambilkan air minum dulu" ucap bunga.

"Baik bunga terima kasih banyak" ucap Ethan.

Bunga pun meninggal Ethan di kamar lalu pergi di dapur, di kesempatan itu Ethan membuka buku novelnya lalu membaca ulang di kejadian di desa pocong awal dari perjalanan Liam sang karakter utama di cerita itu, di malam hari tepatnya jam delapan malam mulai nya insiden itu, inti dari buku itu dijelaskan akan ada tiga permainan yang akan terjadi untuk mereka bertahan hidup di malam itu.

"Berarti kamu harus selamat dari 3 permainan itu" ucap Ethan.

"Sial..., permainan ini diciptakan untuk jadi tontonan para iblis-iblis itu" ucap Ethan.

Disaat itu tiba-tiba bunga masuk kedalam kamar sambil membawa obat dan air minum untuk Ethan.

"Permainan?, iblis?, apa maksudnya itu Ethan" ucap bunga yang terheran-heran.

"Ahh..., enggak aku habis baca buku ini, buku ini tentang permainan" ucap Ethan yang panik.

Bunga pun melihat kearah buku itu, lalu menyuruh mu minum obat dan lalu beristirahat.

"Kamu langsung istirahat saja, sepertinya kamu cukup kelelahan, membaca buku yang tidak ada tulis nya" ucap bunga dengan khawatir.

"Haaaa..., endak ada tulisnya" ucap Ethan dengan kaget.

"Heii..., kenapa teriak cepat istirahat sana" ucap bunga.

Bunga pun meninggal Ethan dikamar untuk beristirahat.

"Seperti nya hanya aku saja yang bisa membaca buku ini" ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

"Baik mari kita siapkan rencana buat malam ini" ucap Ethan.

Malam pun tiba, didalam kamar Ethan yang sedang bersiap-siap lalu tiba tiba Ethan di panggil di ruang tamu itu suara bunga, Ethan pun keluar kamar.

"Ethan ini sendal kamu pakai, ini bekas punya pak Budi, aku kasihan liat kamu jalan tidak pakai sendal jadi aku mintakan bekas sendal pak Budi" ucap bunga.

Ethan mengambil sendal itu lalu memakai nya, ternyata pas dengan ukuran kaki nya.

"Wah ternyata pas dengan ukuran kaki ku" ucap Ethan dengan senang.

"Terima kasih bunga" ucap Ethan dengan senang.

"Sama-sama, kamu sudah sehatkan?" Ucap bunga.

"Iya, aku sudah sembuh berkat kamu" ucap Ethan.

"Syukurlah, ayo kita pergi acara ritual makan ini" ucap bunga.

"Ayo, aku ambil buku ku dulu" ucap Ethan.

"Buat apa kamu masih bawa-bawa buku kosong itu" ucap bunga.

Ethan pun pergi mengambil buku itu didalam kamar.

"Hei setidaknya jawab pertanyaan ku" ucap bunga.

"Ayo kita pergi aku sudah siap" ucap Ethan.

Mereka berdua pun pergi ke acara ritual itu yang bertempatan di patung pocong yang berada di tengah-tengah desa.

"Bunga apapun yang terjadi aku akan menyelamatkan mu" ucap Ethan sambil melihat bunga.

Bunga pun juga melihat Ethan dengan wajah senyum nya, cahaya bulan menerangi malam ini mata biru dari bunga sangat indah untuk beberapa menit ini, sebelum akan terjadi tragedi.

"Hahaha, memang kita mau kemana sih, kita cuma akan pergi acara sebentar kok ngak kemana mana" ucap bunga sambil tertawa.

"Hahahaha, iya juga ya" ucap Ethan sambil tertawa.

Mereka pun pergi ke acara itu, tidak dirasa mereka sudah tiba ditempat itu, sangat ramai warga desa yang sedang menyiapkan acara ritual itu, semua tampak bahagia dengan semua ini.

Mereka mulai melakukan ritualnya dengan memotong kambing dan ayam, lalu bekas darah hewan tersebut mereka tuangkan di patung pocong itu, kepala kambil mereka gantung lalu mereka semua berdoa, begitu juga bunga berdoa, aku hanya melihat itu dengan rasa takut, tiba-tiba di saat mereka sedang berdoa muncul sesuatu di atas patung pocong itu.

[Waktu 20:00 malam]