Chereads / kenyataan dalam halaman / Chapter 8 - chapter 8 permainan dimulai

Chapter 8 - chapter 8 permainan dimulai

Semua warga desa berlari menuju kedalam lingkaran untuk bertahan hidup, mereka saling berebutan untuk masuk kedalam lingkaran terjadi kekacauan yang sangat hebat, tangisan anak kecil membuat suasana menjadi lebih menegangkan.

Aku melihat bunga yang masih terduduk disamping ku, melihat keadaan bunga yang masih sangat Shock.

"Bunga ayo berdiri,"ucap ku kepada bunga.

Ucapan ku kepada bunga tidak direspon oleh nya, dia masih saja shock akan keadaan ini.

"BUNGA!" ucap Ethan meneriaki bunga.

Teriakan ku menyadarkan bunga membuat nya menatap ku.

"Bunga kita sudah tidak punya waktu!, ayo berdiri,"ucap Ethan dengan tegas.

"Bukan waktunya untuk menghayal!" Ucap Ethan dengan tegas.

"E-ethan...., kaki ku tidak bisa bergerak!" Ucap bunga dengan rasa ketakutan nya.

Ethan pun langsung mengendong bunga, lalu berlari kearah lingkaran yang ada didekat mereka, melihat seluruh lingkaran masih di perebutkan oleh warga desa, mereka bahkan saling dorong mendorong, bahkan ada yang saling membunuh untuk mereka bisa masuk kedalam lingkaran.

"Sial..., sesuai dugaan ku kita tidak akan kebagian safe zone ini," Ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

"Ethan maafkan aku, aku jadi beban untuk mu,"ucap bunga sambil menangis.

Ethan melihat sekeliling nya, mencari lingkaran yang masih bisa memuat mereka, Ethan melihat lingkaran yang masih kosong di belakang patung.

"Masih ada lingkaran kosong, syukurlah karna kepanikan ini membuat warga desa yang lain hanya fokus di lingkaran terdekat,"ucap Ethan kepada dirinya sendiri.

Ethan bergegas menuju ke lingkaran tersebut sambil mengendong bunga, nafas Ethan tergesa-gesa karna waktunya akan berakhir, sampai di depan lingkaran ternyata lingkaran itu sudah terisi empat orang dan itu ada pak budi, pak Adit, dan istri mereka berdua.

"Sialnya..,hanya satu orang yang bisa masuk,"ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

Aku melihat pak Budi dan pak Adit, mereka memalingkan wajahnya kepada ku.

"Maaf kami Ethan dan bunga, kami hanya bisa menerima satu dari kalian," ucap pak Budi dengan muka ketakutan.

"Ethan masuk lah tinggal kan aku diluar," ucap bunga sambil tersenyum kepada ku.

Ethan melihat senyuman nya hanya menutupi ketakutan nya, bunga berusaha terlihat kuat didepan Ethan.

"Jangan bercanda, bukannya aku sudah janji untuk melindungi mu," ucap ku dengan senyum kepada bunga dan berusaha menyakinkannya.

Aku pun langsung membawa masuk bunga kedalam lingkaran, bunga melihat ku dengan wajah tangisan, aku pun menyerahkan bunga kepada pak Budi.

"Pak Budi aku titip bunga," ucap Ethan kepada pak Budi.

"Baik Ethan..., maafkan aku,"ucap pak Budi dengan bersedih.

"Jangan bercanda waktu akan segera habis, kumohon jangan pergi!" Ucap bunga sangat bersedih dan menggenggam tangan ku dengan kuat.

"Jika kau pergi bawa aku juga!, lebih baik aku mati bersamamu,"ucap bunga dengan tangisan sambil menggenggam tangan ku.

"Kumohon," ucap bunga dengan sedih menatap mata ku.

"Tenang lah bunga, aku tidak akan mati," ucap Ethan meyakinkan bunga.

Setelah mengatakan itu Ethan langsung berlari keluar lingkaran, Ethan masih mendengar jelas teriakan bunga memangil namanya. Ethan pun berlari mencari lingkaran yang masih tersisa.

"Tinggal 1 menit," ucap iblis ambus dengan senyuman nya.

"Sial.., seharusnya ada disekitar sini lingkaran ke enam!" Ucap Ethan sambil berlari kearah rumah pak kepala desa.

Ethan melihat lingkaran safe zone yang hanya bisa menampung satu orang, bersamaan waktu habis Ethan pun tepat waktu memasuki lingkaran itu.

Dengan nafasnya yang sudah hampir habis Ethan mulai mengatur kembali nafasnya.

"Hufh..., aku masuk tepat waktu,"ucap Ethan dengan sangat kelelahan.

"Didalam buku Ini dijelaskan ada lingkaran bonus yang diberikan oleh para iblis tingkat atas tetapi tidak ada yang mengetahui lingkaran keenam ini ada bahkan si iblis ambus sekali pun tidak mengetahui nya," ucap Ethan melihat keadaan sekitar.

Ethan melihat keadaan sekeliling hantu pocong yang sangat banyak itu langsung meloncat kearah warga desa yang tidak masuk kedalam lingkaran, mereka semua dimakan bagaikan daging yang segar, darah berhamburan kemana-mana semua yang berada didalam lingkaran menyaksikan kejadian itu, teriakan dimana-mana membuat iblis ambus tertawa terbahak-bahak membuatnya menikmati pertunjukan ini.

"LIHAT LAH DIDEPAN KALIAN SEMUA, INI LAH YANG KALIAN SEMBAH," ucap iblis ambus dengan penuh kesenangan.

Membuat semua warga desa yang selamat melihat kenyataan itu bahwa itu benar, hanya ketakutan dan tangisan yang bisa mereka keluarkan.

"Sial.., masih ada 2 permainan"ucap Ethan sambil mempersiapkan diri.

Iblis ambus mengeluarkan botol di tangannya lalu membuka botol itu, botol itu langsung menyerap arwah warga desa yang sudah mati masuk kedalam botol itu 

"Mantap!"ucap iblis ambus dengan senang.

"Inilah makanan untuk tuan ku" ucap iblis ambus dengan senyumannya.

Bunga pun terlihat sangat pasrah dengan kehidupannya, tidak bisa menerima Ethan sudah mati, Hanya air mata yang keluar dari wajahnya.

"Ethan.., maafkan aku,"ucap bunga dengan perasaan bersalah.

"Bunga sabarlah," ucap istri pak Budi menenangkan bunga.

Bunga hanya bisa terduduk dan menangis mengira Ethan sudah mati.

"Baiklah, langsung saja kita mulai permainan keduanya," ucap iblis ambus dengan senangnya.

Lingkaran yang melindungi mereka langsung menghilang, semua panik karna hilang nya lingkaran yang melindungi mereka.

"Kalian cukup bunuh satu makhluk hidup, lalu kalian semua selamat dari pocong itu,"ucap iblis ambus dengan senyuman jahat.

"Waktunya 5 menit," ucap iblis ambus.

"MULAI," teriak iblis ambus dengan senangnya.

Semua warga desa saling melihat satu sama lain, mereka diberikan kesempatan lima menit untuk saling membunuh, bunga, pak Budi, pak Adit, dan kedua istrinya saling bertatapan.

"Maafkan aku pak Budi," ucap pak Adit mengeluarkan pisau didalam celananya.

"Te-tenang...,pak Adit pasti ada jalan kita tidak perlu saling membunuh," ucap pak Budi berusaha menenangkan pak Adit

"Bagaimana caranya!, hanya ini jalannya!" Ucap istri pak Adit dengan marah.

Mereka berlima mendengar warga lain sudah saling membunuh, teriak mereka membuat keadaan mereka berlima semakin kacau.

"Kita sudah tidak punya waktu, hanya ini caranya!" Ucap pak Adit sambil berteriak.

Bunga terlihat sudah tidak peduli lagi dengan mereka, dengan tatapan kosong bunga sudah siap untuk mati.

Disaat pak Adit mau menyerang pak Budi, tiba-tiba ada suara yang meneriaki mereka.

"BERHENTI!" Ucap Ethan yang berteriak sambil berlari kearah mereka sambil membawa kotak.

Semua melihat kearahnya, bunga melihat Ethan masih hidup tidak percaya melihat itu, bunga kembali menangis melihat Ethan.

"E-ethan..," ucap bunga dengan tangisannya

"Sudah aku bilang kan aku akan tetap hidup,"ucap Ethan kepada bunga.

Ethan lalu mengeluarkan jangkrik dari kotaknya, lalu memberikan jangkrik itu kepada mereka berlima.

"Cepat bunuh jangkrik itu!" Ucap Ethan.

Mereka semua pun langsung menuruti perkataan Ethan, langsung membunuh jangkrik itu dengan cepat, disaat detik terakhir mereka semua melihat hantu pocong itu tidak menyerang mereka, hantu pocong itu perlahan-lahan masuk kembali kedalam patung itu.

"Apa maksud ini?" Ucap pak Budi terheran.

"Kenapa hantu pocong itu tidak menyerang kita?, kita bahkan tidak saling membunuh?" Ucap pak Adit terheran-heran.

"Sederhana saja, iblis sialan itu bilang harus membunuh 1 makhluk hidup kan?, hewan jangkrik pun juga makhluk hidup,jadi kita cukup membunuh jangkrik ini saja tanpa saling membunuh,"ucap Ethan kepada Mereka berlima.

Tiba-tiba perasaan Ethan tidak enak seperti ada yang menatap kepadanya.

[Para iblis tingkat atas memperhatikan anda]