Chereads / kenyataan dalam halaman / Chapter 12 - chapter 12 tujuan

Chapter 12 - chapter 12 tujuan

Di desa pocong terlihat rumah-rumah sudah hancur berantakan, tidak ada satupun warga yang terlihat yang ada hanya kesunyian desa, keadaan desa hancur akibat peristiwa yang di akibatkan oleh iblis ambus.

Dirumah bunga terlihat ada kuburan seseorang yang berada didepan rumah bunga, tiba-tiba dikuburan itu keluar tangan seseorang, orang itu berusaha keluar dari dalam kuburan itu dan berhasil keluar, dan ternyata orang itu adalah Ethan yang dikubur.

"Sial!, aku sudah kayak zombie saja!" Ucap Ethan sambil keluar dari kuburan.

"Untung saja aku bisa keluar dari kuburan ini, jika tidak mungkin aku akan kehabisan oksigen didalam sana!" Ucap Ethan.

Ethan yang berhasil keluar hidup-hidup dari kuburan nya, Ethan yang mulai berdiri dan memperhatikan sekitar.

"Pasti ini ide bunga untuk mengubur jenazah ku didepan rumahnya!" Ucap Ethan sambil membersihkan bajunya yang penuh Tanah.

Ethan yang melihat tubuhnya mencari luka yang diakibatkan iblis ambus di dadanya ternyata sudah sembuh.

"Luka di dada ku benar-benar sembuh!, bahkan bekas luka tidak!" Ucap Ethan dengan senang.

"Suasana disini benar-benar berbeda di ruang gelap itu!" Ucap Ethan.

Ethan mulai meregangkan badannya, sambil memperhatikan sekelilingnya, yang dia lihat hanya rumah warga hancur akibat peristiwa yang diakibatkan oleh iblis ambus, aroma yang terlintas di hidung Ethan bau darah yang di akibatkan pembantaian pada malam itu.

"Sial!, meskipun aku berhasil menyelamatkan bunga, aku masih merasa bersalah tidak bisa menyelamatkan semua warga desa!" Ucap Ethan.

"Sekarang desa ini sudah kosong!" Ucap Ethan.

Ethan pun pergi ke kamar mandi bunga yang terletak di belakang rumah bunga untuk membersihkan dirinya, selesai mandi Ethan pergi ke kamar bunga untuk mencari pakaian yang mungkin dia bisa pakai.

"Mungkin ada beberapa baju atau kain bisa aku pakai, baju ku sudah rusak akibat iblis ambus sialan itu!" Ucap Ethan sambil mencari pakaian di lemari baju bunga.

Dikamar bunga Ethan tidak dapat menemukan pakaian yang bisa dia pakai, lalu Ethan duduk di kasur milik bunga.

"Pakaian bunga tidak ada yang cocok aku pakai!, masa aku tidak pakai baju untuk keluar!" Ucap Ethan yang sedikit kesal.

Dengan perasaan lelah Ethan mulai tidur dikasur bunga sambil memikirkan sesuatu.

"Sekarang bunga pergi kemana ya?, seharusnya dia ikut pak Budi sih," ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri.

"Kalau liam sih..., aku tau dia akan kemana jadi tidak usah dipikirkan," ucap Ethan sambil berbisik pada dirinya sendiri.

"Yang terpenting bunga selamat," ucap Ethan yang tersenyum kecil.

Disaat memikirkan tentang bunga, Ethan baru ingat dia tidak sedang memegang buku kenyataan dalam halaman, membuat Ethan panik.

"Ohh iyaa!!, buku kenyataan halaman dimana?" Ucap Ethan yang langsung mencari buku itu.

Ethan yang mencari dikuburan tempat nya di kubur tetapi dia tidak mendapatkan buku itu, di seluruh rumah bunga juga tidak tanda-tanda akan buku itu, Ethan terduduk lemas di teras rumah yang memikirkan tentang buku kenyataan dalam halaman yang tidak ada.

"Sial!, apa yang harus aku lakukan sekarang tanpa buku itu aku tidak tau akan berbuat apa!" Ucap Ethan yang panik.

"Aku tidak ingat seluruh cerita didalam buku itu!" Ucap Ethan yang sudah pasrah.

Disaat Ethan yang sudah terduduk pasrah di teras rumah tiba-tiba muncul notifikasi di depan wajahnya.

[Sistem membuat salinan buku kenyataan dalam halaman.]

Ethan yang kaget melihat itu, ternyata didepan matanya muncul sistem.

"Sistem, aku kira-kira kau hanya akan muncul di ruangan gelap itu!" Ucap Ethan dengan kaget.

[Sistem: selesai membuat salinan.]

Tiba-tiba muncul buku kenyataan dalam halaman tepat di hadapan Ethan yang keluar dari notifikasi sistem.

"Jadi kau bisa menyalin buku kenyataan dalam halaman ini?" Ucap Ethan dengan rasa kagum.

[Sistem: ya saya bisa menyalin nya.]

"Tapi dimana buku yang asli?" Ucap Ethan dengan penasaran.

[Sistem: saya tidak tau.]

"Sepertinya buku yang asli di pegang oleh bunga!" Ucap Ethan.

"Tapi dipikir-pikir bunga tidak bisa membaca buku itu!" Ucap Ethan.

"Buku itu hanya bisa di baca oleh ku, kalau orang lain melihat buku itu mereka tidak bisa melihat apa yang tertulis didalam buku itu, yang mereka lihat hanya buku kosong yang tidak ada kalimat!" Ucap Ethan.

[Sistem: benar yang bisa membaca yang hanya anda.]

Ethan pun mulai kembali membaca buku kenyataan dalam halaman, Ethan membaca bahwa tujuan selanjutnya Liam ada ke desa kabut putih.

" Tujuan selanjutnya Liam adalah desa kabut putih, nanti dia disana akan bertemu seseorang yang bernama Nana dan Liam akan mengajaknya untuk masuk kedalam team nya untuk melawan para iblis," ucap Ethan serius sambil membaca buku kenyataan dalam halaman.

"Yahh nanti team Liam akan berjumlah 5 orang, Nana adalah salah satu dari orang yang akan di rekrut oleh liam." Ucap Ethan sambil menutup bukunya.

[Sistem: apa anda akan ke desa kabut?]

Ethan yang membaca notifikasi sistem itu dihadapannya membuat nya tersenyum.

"Jadi kau bisa bertanya juga ya sistem?" Ucap Ethan dengan ekspresi mengejek.

[Sistem: ya.]

"Jangan cuek gitu dong," ucap Ethan yang tersenyum.

"Tidak!, kita tidak akan kesana!, ada tempat yang harus kita kunjungi terlebih dahulu," ucap Ethan dengan serius.

"Yahhh..., cepat atau lambat kita akan bertemu dengan Liam dan team nya sih," ucap Ethan sambil mulai berdiri.

"Aku juga harus mempersiapkan beberapa hal untuk peristiwa besar selanjutnya!" Ucap Ethan sambil tersenyum.

[Sistem penasaran dengan rencana anda.]

"Kalau begitu aku harus bersiap-siap untuk berangkat di tujuan kita," ucap Ethan.

[Sistem punya hadiah untuk anda.]

Tiba-tiba keluar sesuatu dari notifikasi sistem yang membuat Ethan tersenyum.

"Ternyata kau peka juga yaa sistem!" Ucap Ethan dengan senyuman.