Bunga pun menceritakan semuanya kepada penjaga desa, awal pertemuannya dengan Ethan, bunga meminta kepada penjaga untuk memberikan izin kepada Ethan untuk tinggal sementara di dalam desa.
"Begitulah ceritanya pak Adit dan pak Budi," ucap bunga.
"Hmm..., baiklah karna kau yang meminta bunga," ucap pak Adit.
"Dengar baik-baik si jelek, kau harus patuh pada aturan didesa ini, jangan lakukan tindakan yang bodoh!" Ucap pak Budi kepada Ethan.
"Heii.., aku juga punya nama!,Ethan panggil aku Ethan!" Ucap Ethan.
"Iya aku tau!" ucap Ethan sedikit kesal.
"Terserah lah, pokoknya Selama kau didesa ini kau si jelek akan terus ku pantau!" Ucap pak Adit.
Bunga pun berterima kasih kepada pak Adit dan pak Budi yang telah memberikan izin kepada Ethan untuk tinggal sementara didalam desa, mereka berdua pun masuk kedalam desa.
"Makasih bunga sudah menolong ku,"ucap Ethan.
"Sama-sama, lagi pula sudah tugas kita kan sesama manusia saling tolong menolong, kecuali kalau kamu hantu tadi" ucap bunga yang sedikit tertawa.
"Heii..,sudah lah memangnya aku sejelek itu," ucap Ethan sambil memegang wajahnya.
"Tidak- tidak, aku hanya bercanda," ucap bunga.
Mereka berdua masuk kedalam desa, didalam desa ada banyak rumah-rumah warga desa, rumah-rumah warga desa terbuat dari kayu-kayu yang menggigatkan Ethan tentang perumahan zaman dulu, tetapi ada yang menarik perhatian Ethan ya itu ada patung berada di tengah-tengah desa, patung itu tidak terlalu jelas karna Sudah gelap.
"Ethan, kamu tidur dirumah aku saja ya," ucap bunga.
"Baik bunga, sekali lagi terima kasih yah,"ucap Ethan.
Mereka berdua pun sampai dirumah bunga tetapi anehnya rumah bunga sedikit jauh dari rumah-rumah warga yang lain, rumah bunga tidak memiliki tetangga dan rumah nya sepi sekali.
"Ini rumah ku ayo masuk," ucap bunga.
Ethan dan bunga pun masuk kedalam rumah, rumah yang masih memakai penerangan dengan obor yang di bakar membuat Ethan seperti merasa kembali ke masa lalu, Ethan pun duduk diruang tamu.
"Ethan kamu tunggu disini dulu ya, aku siapkan tempat tidur kamu dulu," ucap bunga dengan perhatian.
"Jangan terlalu repot bunga, aku tidur disini juga ngak masalah kok," ucap Ethan.
"Gak kok tenang aja, aku cukup senang sudah lama aku gak memiliki tamu," ucap bunga dengan senyuman.
"Baiklah kalau begitu," ucap Ethan.
Bunga pun pergi merapikan kamar untuk Ethan, Ethan pun kembali memikirkan dimana tempat nya berada sekarang, kenapa nama bunga dan nama desa pocong ini sangat familiar padanya, Ethan pun mulai mengingat nya dan dia pun mulai membuka buku novelnya yang dia bawa ternyata nama bunga dan nama desa ini tertulis di dalam buku novel ini, membuat buat Ethan kaget mengetahui bahwa dirinya ternyata masuk kedalam buku novel yang dia baca.
"Ethan kok kamu bengong," ucap bunga yang tiba-tiba memanggil Ethan.
"Ehhh!..,gak kok kenapa bunga? Sudah selesai berberesnya?"ucap Ethan yang kaget.
"Iya sudah, masuk aja dikamar langsung istirahat, aku juga mau ke kamar mandi sebentar," ucap bunga.
"Baik makasih yah bunga," ucap Ethan yang masih panik.
Bunga pun pergi ke kamar mandi begitu juga dengan Ethan masuk kedalam kamar yang sudah bunga siapkan, didalam kamar Ethan pun memikirkan banyak hal kenapa ini bisa terjadi, kenapa dirinya bisa masuk kedalam buku ini, perlahan-lahan pun Ethan mulai tertidur karna kelelahan.
Pagi pun telah tiba Ethan mulai terbangun dari tidur nya, tidur Ethan sangat pulas ini pertama kali bagi Ethan tidurnya sangat nyaman, Ethan mulai mencium aroma ikan yang sedang di bakar, aroma itu sangat menggugah selera membuat Ethan yang baru bangun tidur langsung merasa kelaparan.
"Aroma ini sangat lezat bagi ku!"ucap Ethan.
Tidak lama kemudian bunga pun masuk kedalam kamar Ethan.
"Ethan kamu sudah bangun, ayo sini kita makan dulu," ucap bunga tersenyum kepada Ethan.
"Wahhh kamu lagi masak ikan bakar ya bunga, aromanya harum sekali!" ucap Ethan bergembira.
"Iya, ayo cepat keburu dingin makanannya," ucap bunga.
Bunga pun kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan.
"Mungkin begini rasanya kalau sudah punya istri yang baik," ucap Ethan berbisik pada dirinya sendiri sambil tersenyum.
Ethan pun bangun dari tempat tidur nya lalu pergi ke dapur, Ethan pun melihat bunga yang sedang menyiapkan makanan di dapur membuat Ethan terpesona akan kecantikan dari bunga, bunga pun melihat Ethan.
"Kamu cuci muka dulu sana," ucap bunga.
"Baik-baik, kamar mandinya dimana?"ucap Ethan.
"Ada diluar," ucap bunga.
Ethan pun keluar untuk mencari kamar mandinya, kamar mandinya ternyata terpisah dengan rumah, Ethan pun masuk sekalian mandi, selang beberapa saat Ethan pun keluar ke kamar mandi, dia kembali ke dapur dia tidak melihat bunga, ternyata bunga sedang berada diruang tamu, makanannya pun sudah rapi di ruang tamu bunga menunggu Ethan untuk makan bersama, Ethan pun keruang tamu lalu makan bersama bunga.
Mereka berdua pun selesai makan langsung membersihkan nya, Ethan membantu bunga membersihkan bekas makanan mereka, selesai membersihkan Ethan pun duduk didepan pintu rumah bunga, melihat sekeliling desa yang dia tempati saat ini dia melihat jelas rumah-rumah warga sekitar, tetapi dia sedikit heran kenapa rumah bunga jauh dari rumah-rumah warga yang lain.
"Kok rumah bunga jauh yah dari rumah-rumah warga yang lain," ucap Ethan.
"Kita samping kan masalah itu dulu, kalau misalnya Benar kalau aku masuk kedalam buku novel kenyataan dalam halaman pasti...!" Ucap Ethan yang berbisik pada dirinya sendiri.
Dia saat Ethan yang sedang berpikir didepan rumah tiba-tiba bunga mengagetkan Ethan.
"ETHAN, lagi-lagi kamu melamun itu tidak baik loh, nanti kamu kesurupan!" ucap bunga sambil tertawa.
"Aduhh..!, endak lama jantung lepas kalau kaget terus!" ucap Ethan yang kaget.
"Memang kenapa sih kamu melamun terus, dari pada kamu melamun terus mending kamu ikut aku," ucap bunga.
"Pergi kemana?" Ucap Ethan yang heran.
"Tentu saja kerumah kepala desa, kan aku sudah janji akan menemani mu kerumah kepala desa untuk menanyakan tempat tinggal mu," ucap bunga.
"Iya aku hampir lupa, Tunggu sebentar aku ambil barang ku dulu dikamar," ucap Ethan yang sambil pergi ke kamarnya untuk mengambil buku.
Disaat Ethan di kamarnya dia mulai membaca buku novel kenyataan dalam halaman, didalam awal halaman novel ini akan terjadi insiden besar yang mengakibatkan pembantaian di desa pocong ini di karenakan hantu yang mereka sembah didesa ini.
"Seharusnya malam ini akan terjadi pembantaian, salah satu korbannya nya...." ucap Ethan yang sambil melihat bunga yang menunggu di luar rumah.