Ethan terbangun dalam tidurnya, dia sangat kaget saat dia melihat sekelilingnya ternyata dia terbangun di tengah hutan, Ethan yang masih memproses apa yang sebenarnya terjadi kenapa bisa dia ada di tengah hutan ini.
"Aastaga..! Kenapa aku tiba-tiba berada di hutan!" Ucap Ethan yang terlihat panik.
"Argh..,kepala ku masih terasa pusing," ucap Ethan yang sedikit kesakitan.
Ethan berusaha berpikir jernih apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, dia berusaha melihat sekelilingnya ternyata yang ada cuma pepohonan yang lebat, dimalam ini hanya cahaya bulan yang bisa membantu Ethan untuk melihat sekelilingnya, Ethan mendapatkan buku novel yang dia habis baca sebelum tertidur yang terletak di samping dirinya.
"Kenapa buku ini juga bisa ada disini?" Ucap Ethan yang terheran.
"Seperti ada kaitannya dengan buku ini," ucap Ethan sambil memperhatikan buku novel itu.
"Aku tidak tau dimana keberadaan ku sekarang, bahkan tempat ini terasa sangat asing bagi ku seolah-olah aku berada ditempat yang sangat jauh," ucap Ethan yang sambil melihat sekitar.
Ethan pun akhirnya bangun dan mulai mencari dimana dia sekarang ini?, sambil membawa buku novelnya, dia mulai berjalan di dalam hutan, dia berjalan sambil diterangi sinar bulan malam.
"Seperti aku berada jauh di tengah hutan ini," ucap Ethan.
"Aku harus cepat mencari pertolongan, terlalu berbahaya berkeliaran dihutan dimalam hari!" Ucap Ethan.
Ethan pun bergegas mencari pertolongan hingga dia pun keluar dari hutan dan mendapatkan aliran sungai, Ethan yang melihat aliran sungai itu langsung meminumnya untuk menghilangkan rasa haus nya, disaat dia sedang beristirahat di pinggiran sungai itu dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat kepada nya.
"Siapa itu?" Ucap Ethan yang merasa ketakutan.
Suara itu perlahan-lahan mulai mendekat, suara langkah kaki itu semakin jelas di telinga Ethan yang membuat nya takut, tiba-tiba keluar seorang wanita cantik dari dalam hutan yang sedang memegang guci yang terbuat dari tanah liat, penampilan perempuan itu memiliki rambut panjang berwarna hitam dengan matanya berwarna biru pakaian seperti orang zaman dulu.
"Permisi mas, kamu terlihat sangat ketakutan?" Ucap gadis itu.
Ethan pun terheran-heran melihat perempuan itu tiba-tiba muncul di hutan dengan berpakaian seperti itu, tetapi Ethan cukup tenang karna dia sudah menemukan manusia yang hidup di hutan ini.
"Maaf sebelumnya mba, saya kaget tiba-tiba ada suara langkah kaki di belakang saya," ucap Ethan.
"Maaf kalau begitu mas, saya membuat mas jadi takut," ucap perempuan itu.
Perempuan itu melihat seluruh badan Ethan dari ujung kaki sampai ujung rambut, lalu perempuan itu pun mendekati sungai untuk mengambil air lalu memasukkan nya kedalam guci yang dia bawa.
"Mas kamu bukan dari daerah sini kan?"ucap perempuan itu dengan nada waspada.
"Iya mba, saya tersesat," ucap Ethan.
"Saya melihat pakaian mas terlihat sangat berbeda yang biasa kami pakai," ucap perempuan itu.
Perempuan itu sambil memperhatikan pakaian Ethan yang memakai pakaian baju hitam polos dan celana panjang berwarna hitam.
"Iya mba, mungkin saya akan memperkenalkan diri saya, nama saya Ethan Pramata panggil saja Ethan mba," ucap Ethan.
"Nama saya bunga," ucap perempuan itu dengan nada cuek.
Ethan berpikir sepertinya perempuan ini sedang waspada dengan ku, tetapi itu wajar merasa waspada sama pria yang dia temui di tengah hutan sendirian.
"Bunga, ini sebenarnya tempat ini dimana?" Ucap Ethan yang penasaran.
"Kita sedang berada di sungai desa pocong, tidak jauh dari sini adalah desa pocong tempat ku tinggal," ucap bunga.
"Serius?, kok nama seram sekali ya kayak nama hantu saja," ucap Ethan yang bercanda.
Tiba-tiba ekspresi bunga yang marah melihat kearah Ethan, yang membuat Ethan langsung terdiam.
"Mas Ethan, kalau bercanda juga ada batasnya," ucap bunga dengan marah.
"Ma-maafkan aku bunga," Ethan yang berusaha meminta maaf.
"Baiklah lain kali jangan berkata seperti itu, ikut aku akan ku antar kamu ke desa ku terlalu berbahaya berkeliaran di hutan malam-malam begini," ucap bunga sambil menghela nafas.
"Baiklah terima kasih bunga," ucap Ethan.
Mereka berdua pun berjalan bersama, bunga berada di depan Ethan untuk menunjukkan jalan, tidak ada obrolan sepanjang jalan mereka suasananya sangat canggung.
"Bunga maaf aku mau tanya, apa kamu tau kota Kendari?, seberapa jauh perjalanan desa pocong ke kota Kendari?" Ucap Ethan.
"Kota Kendari?, maksud mu desa bernama Kendari?" Ucap bunga yang terheran-heran.
"Baru pertama kali aku mendengar nama itu" ucap bunga.
"Seriusan?" Ucap Ethan yang panik
"Apa jangan jangan aku terlempar ke dunia lain?" Ethan berbisik pada dirinya sendiri.
"Tapi entah kenapa aku merasa familiar dengan nama desa pocong, dan dengan nama bunga itu," Ethan berbisik pada dirinya sendiri.
"Kalau sudah sampai di desa nanti aku coba tanya kepala desa mungkin dia tau tentang desa itu," ucap bunga.
Mereka pun hampir sampai di desa itu, dari kejauhan terlihat pagar kayu yang mengelilingi desa, dan ada dua pria penjaga yang sedang menjaga gerbang desa itu, Ethan dan bunga pun sampai didepan gerbang desa, tiba-tiba bunga di hadang sama penjaga desa.
"Bunga berhenti, apa kau tidak sadar sedang di ikuti sama hantu di belakang mu!" Ucap penjaga itu sambil mengangkat tombak miliknya.
"Heeiii ada apa ini, siapa hantunya?" Ucap Ethan dengan panik.
"Hantu itu bisa berbicara, bahkan kaki nya sentuh tanah!" ucap penjaga itu dengan heran.
"Siapa maksud mu hantu, aku ini manusia! Seenaknya saja mengatakan aku hantu!" ucap Ethan dengan kesal.
Para penjaga pun kaget, Ethan melihat kearah bunga, bunga pun juga terlihat ikut kaget.
"Haaaaaaa..., jadi kamu manusia?" Ucap bunga yang berteriak.
"Laaahhhh.....,tentu saja aku manusia, jangan bilang dari tadi kamu anggap aku ini hantu!" Ucap Ethan yang ikut kaget.
Ethan, bunga, dan penjaga gerbang desa pun sangat kebingungan atas kejadian ini.
"Maafkan aku bro, aku kira kamu hantu, masalahnya muka kamu jelek sekali hahahaha," ucap penjaga gerbang sambil tertawa terbahak-bahak.
"Lagian pakaian mu serba hitam semua hahahaa," ucap penjaga gerbang yang satunya sambil tertawa.
"Maafkan aku mas, aku juga kira kamu hantu penasaran yang mencari jalan pulang," ucap bunga yang meminta maaf.
Ethan yang mendengar itu menetas kan sedikit air mata, dengan muka penuh ikhlas menerima permintaan maaf itu.
"Heeiii, berhenti tertawa memangnya aku sejelek itu," ucap Ethan yang kesal.
Kedua penjaga dan bunga pun tetap meminta maaf atas kejadian itu, meskipun kedua penjaga itu masih saja tertawa.
"Ahhh, sudah lah," ucap Ethan yang Sudah pasrah dengan tawa candaan mereka.
"Sekali lagi maaf yaa mas Ethan," ucap bunga yang tersenyum.
Melihat senyuman bunga yang sangat manis, seperti nya bunga ini adalah kembang desa pocong ini pikiran Ethan.