Lumina Automata adalah kota yang hidup dengan teknologi—robot-robot cerdas yang berjalan di setiap sudut, membantu manusia dalam segala hal. Cahaya di kota ini begitu mempesona, bersumber dari ribuan lampu yang memancar di jalan-jalan, gedung-gedung, dan seluruh penjuru kota. Tetapi kini, cahaya itu mulai meredup. Seiring waktu, kegelapan mulai menyelinap di antara relung-relung kota.
Kira, seorang remaja berusia enam belas tahun, tinggal di Lumina Automata bersama ayahnya, seorang ilmuwan robotik terkenal. Ia tahu, ada yang tidak beres dengan kota ini. Cahaya yang dulu cerah mulai tampak redup. Panel-panel surya yang biasanya memancarkan tenaga dari sinar matahari kini hanya memancarkan samar-samar. Jalan-jalan yang dulu dipenuhi dengan suara riuh robot dan manusia, kini terasa lebih sepi dan suram.
Malam itu, Kira berdiri di atap rumahnya, mengamati pemandangan kota yang ia kenal dengan begitu baik. Tetapi entah kenapa, malam ini terasa berbeda. Cahaya yang redup tampak menyelimuti kota, membuat semuanya terlihat begitu gelap. Di tengah malam yang sunyi, sebuah suara lembut terdengar di pikirannya—suara yang begitu asing tetapi terasa begitu dekat.
"Cahaya itu mulai meredup… Jika kau ingin menyelamatkan kota, temukan jalan ke sumbernya."
Kira mengernyitkan dahi, mendengar suara itu. Seakan ada panggilan tak terlihat yang menyeretnya, mengundangnya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Lumina Automata.
Axel, robot kecil sahabatnya yang berbentuk seperti bola dengan lengan ramping, melompat ke sisi Kira sambil memperhatikan kota yang tampak aneh malam itu. "Kira, lihat… lampu-lampu di sekitar kita tidak lagi bekerja dengan baik. Apa yang sedang terjadi dengan Lumina Automata?"
Kira menghela napas. "Aku tidak tahu. Rasanya seperti sesuatu tengah berubah, tetapi aku tidak bisa menjelaskannya."
Dan saat itulah, petualangan dimulai—perjalanan yang akan mengungkap rahasia besar dari Cahaya Abadi yang melindungi kota mereka.