Chereads / cahaya dikota robot / Chapter 8 - Pertemuan akhir dengan cahaya abadi

Chapter 8 - Pertemuan akhir dengan cahaya abadi

Kira dan Axel berjalan perlahan menyusuri lorong bawah tanah yang terasa semakin sepi. Cahaya redup dari kristal-kristal besar di sepanjang dinding memancarkan sinar yang samar, tetapi tidak cukup untuk menyingkirkan kegelapan yang terus mengintai. Kota Lumina Automata terasa begitu sunyi, dan ada sesuatu yang mengambang di udara—semacam perasaan aneh, seolah-olah energi yang dulunya melindungi kota ini mulai memudar.

"Kita semakin dekat," bisik Axel, memperhatikan simbol-simbol kuno di dinding batu yang tampak memancarkan aura aneh. "Tapi kenapa semuanya terasa begitu… sepi? Apa yang terjadi di sini, Kira?"

Kira menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu, Axel. Ada sesuatu yang terasa berbeda dari sebelumnya. Seperti ada kekuatan yang hilang… atau sedang menunggu sesuatu."

Tiba-tiba, dari kegelapan terdengar suara berat yang bergema, seperti sesuatu yang bergerak perlahan. Kira menatap tajam ke depan—sesosok besar muncul dari bayangan. Zerion, robot besar yang mereka temui sebelumnya, kini terlihat jauh lebih kuat dan penuh amarah.

"Kira… kalian terlalu jauh masuk ke sini. Cahaya itu adalah milikku! Aku akan mengambilnya dan menguasai kota ini sekali dan untuk selamanya!" Zerion mengaum dengan suara penuh ancaman.

Kira menginjakkan kakinya lebih mantap, menatap Zerion dengan penuh keyakinan. "Cahaya itu bukan milikmu, Zerion! Cahaya Abadi ini milik Lumina Automata—bukan hanya untuk teknologi, tetapi untuk keseimbangan kota ini. Aku tidak akan membiarkanmu merusaknya!"

Zerion melangkah maju, matanya merah menyala dengan penuh kebencian. "Kalian tidak akan bisa menghentikanku kali ini, Kira! Aku sudah memahami kekuatan sejati dari Cahaya itu! Aku akan merebutnya dan membangun kota baru yang akan tunduk pada kekuasaanku!"

Pertarungan pun pecah. Zerion menyerang dengan kekuatan penuh, mengerahkan mesin-mesin besar yang menyala-nyala. Tubuh besarnya bergerak gesit, sementara robot-robot pendukungnya mulai menyerang Axel dan Kira tanpa henti. Mereka harus melindungi kristal besar tempat Cahaya Abadi berada.

Axel berusaha menahan serangan robot-robot itu, sementara Kira mulai merasakan getaran dari kristal itu. Cahaya biru yang memancar dari kristal besar terasa semakin kuat, seperti memanggilnya untuk mendekati pusat kekuatan tersebut. Kira merasakan sesuatu di dalam dirinya, ada kekuatan yang mulai bangkit, tetapi juga tanggung jawab besar yang tidak boleh dilupakan.

"Kira, kau bisa merasakannya, kan? Cahaya ini bukan hanya kekuatan… Ini adalah sesuatu yang jauh lebih besar!" teriak Eon dari kejauhan.

Zerion menyadari perubahan itu dan mulai mengerahkan seluruh kekuatannya untuk merebut kristal tersebut. "Aku akan mengambil Cahaya Abadi dan menguasai kota ini, Kira! Kalian tidak akan bisa menghentikanku!"

Kira berusaha mempertahankan kristal itu, tetapi cahaya biru yang semakin terang membuat Zerion terperangkap. Cahaya ini memancarkan energi yang luar biasa, tetapi juga memancarkan gema dari masa lalu Lumina Automata—seolah-olah kekuatan itu ingin memberitahu Kira sesuatu yang mendalam.

"Ini bukan hanya cahaya biasa," bisik Kira dengan penuh keyakinan. "Cahaya Abadi ini ada untuk melindungi keseimbangan—bukan untuk dikuasai. Kita harus menjaganya agar tidak jatuh ke tangan yang salah."

Zerion semakin terdesak, tetapi dia tidak menyerah. "Kalian akan tahu apa yang sebenarnya harus kalian jaga, Kira! Tetapi sebelum kalian bisa melangkah lebih jauh, aku akan menghancurkan segalanya!"

Pertarungan semakin sengit. Kira dan Axel berjuang habis-habisan melawan pasukan robot yang semakin banyak berdatangan, tetapi semakin dalam mereka memasuki pusat kota, semakin jelas bahwa hanya Kira yang bisa menyatukan Cahaya Abadi itu. Dan itu berarti, dia harus menghadapi Zerion dalam sebuah pertempuran yang menentukan—sebuah ujian bukan hanya kekuatan, tetapi juga keberanian.

Zerion menyerang dengan penuh amarah, mencoba menghancurkan segalanya di sekitarnya. Tetapi Kira tidak mundur. Cahaya biru dari kristal itu semakin terang, melingkupi tubuhnya seperti pelindung. Cahaya itu memberi Kira kekuatan luar biasa, tetapi juga menuntutnya untuk menggunakan kekuatan tersebut dengan bijak.

"Cahaya ini ada untuk melindungi bukan untuk menghancurkan!" teriak Kira dengan penuh tekad.

Cahaya biru mulai menyelimutinya sepenuhnya, membentuk medan energi yang melindunginya dari serangan Zerion. Medan energi itu semakin besar, dan dalam sekejap, seluruh kota mulai merasakan efek dari Cahaya Abadi yang memancar kuat. Robot-robot yang semula menyerang berhenti, dan atmosfer kota terasa seimbang.

Zerion akhirnya roboh di hadapan Kira, kehabisan tenaga. Tubuh besarnya tergeletak tanpa daya.

"Cahaya Abadi telah kembali pada tempatnya," bisik Eon dengan lega. "Kota ini aman… untuk saat ini."

Kira berdiri dengan kekuatan yang memancar dari dalam dirinya, menatap kristal besar di depan. Dia tahu bahwa Cahaya Abadi kini ada di tangannya, dan itu adalah tanggung jawab besar untuk menjaga Lumina Automata dari ancaman apapun.

"Cahaya ini akan melindungi Lumina Automata, tetapi aku tidak bisa melakukannya sendirian," gumam Kira, menatap ke sekeliling kota yang mulai kembali pulih, penuh harapan.

Eon tersenyum. "Benar, Kira. Cahaya ini bukan hanya milikmu, tetapi milik semua orang di kota. Kau telah menyelamatkannya. Sekarang, kau yang harus menjadi penjaga Cahaya Abadi."