(Kebersamaan)
Aku sangat bingung kenapa aku harus percaya hal yang tidak ada faktanya dan argumen yang jelas tidak ada perhitungan sama sekali di sihir, hanya ada keajaiban yang tidak logis, dan aku harus-harus percaya itu.
Aku menatap buku sihir itu dengan wajah yang bingung, aku bukan orang yang akan langsung percaya suatu hal dan mengatakan 'waw itu ajaib sekali' bukan, aku akan mencari taunya sampai ada yang bisa menjelaskannya dengan logika, tapi aku di sini harus percaya oleh sebuah buku sihir.
Menyebalkan tapi memang harus melakuakannya dengan alasan 'takdir' apa untungnya untukku, lagian kenapa harus aku, aku tidak bisa begitu saja percaya hal yang tidak nyata.
"sudah bangun?" kakekku masuk kamar sambil membawa senampan makanan enak, aku hanya menjawab dengan anggukan.
"masih kesulitan?" aku tidak menjawab dan hanya berpikir.
"mau lihat sulap...?" kakekku menatapku dengan harapan, aku hanya mengangguk mengerti.
Kakekku memegang koin dan memperlihatkan koin itu kepadaku, kakek mengambil topi sulat dan memasukkan koin itu ketopi.
"yuk kita lihat.." kakek berbicara dengan lembut sambil meniup topi itu dan menyodorkannya padaku tanda agar aku menipunya juga, alhasil aku menipunya.
Kakekku mengguncang topi itu dan terliat mengeluarkan burung merpati yang indah, aku hanya menatapnya dengan kaget, bagaimana caranya burung merpati masuk kedalam topi padahal tadi enggak ada.
"sutt...lihat ini" kakekku melempar sebuah serbuh yang kelap-kelip membuat para merpati itu berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah membuatku terdiam karena kagum dan bingung, aku masih berpikir bagaimana caranya.
"indah bukan"
"ya...sangat indah" aku menatap kakekku dengan wajah yang kagum.
"dengar... semua di dunia memang ada yang bisa dijelaskan dengan logika tapi ada yang tidak bisa dijelaskan dengan logika yaitu terbentuknya dunia pasti itu menggunakan sebuah kekuatan bukan dan siapa yang menciptakan molekul yang kecil kau pasti berpikir itu kan, siapa yang menciptakan molekul yang sekecil itu..yang jelas pasti bukan manusia.
Dan pastinya yang kita sebut sebagai the God itu sendiri lah yang membuat mereka semua, dan apa yang dia gunakan untuk membuat dunia?, bukan bahan yang sudah ada, tapi The God lah yang menciptakan dari yang tidak nyata menjadi nyata" kakekku menatapku dengan wajahnya yang lembut.
Aku memahami setiap kalimat dari ucapan kakek, memang benar The Gods menciptakan semuanya dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang semuanya kosong tidak ada galaksi bahkan apapun menjadi ada.
Aku masih berpikir apa aku harus mempercayanya atau tidak, tapi penjelasan kakek ada benarnya, The Gods pasti membuat dunia dengan sihirnya.
Aku memfokuskan diriku dengan wajah yang kaku.
"Aegis Sanctum" suaraku pelan membuatku sebuah pelindung yang masih belum sempurna dan langsung hilang pelindungku itu.
"ayo pasti kamu bisa" kakekku mengusap ku dengan lembut dan aku berusaha mengulangi apa yang aku lakukan tadi sampai malam.
###
"Xavier ayo makan dulu" suara kakekku lembut memanggilku untuk makan malam, aku yang mendengar itu langsung turun untuk duduk di meja makan bersama kakek, jujur saja ini hal yang aku tidak pernah bayangkan dalam hidupku untuk makan bersama dengan kakek?, tidak pernah aku pikirkan soal itu.
Aku makan dengan lahap sambil menatap kakek ku yang tersenyum dengan lembut, jujur aku kaget ku kira kakekku memiliki tubuh yang bagus tapi yang aku lihan tubuhnya masih bidang dan berotot apa itu menjelaskan kenapa banyak wanita yang memberikan karangan bunga yang indah di depan.
"kakek" aku membuka topik agar tidak terlalu kaku.
"ya?"
"kakek banyak yang suka ya?" tanyaku dengan wajah yang polos.
"A..mungkin kakek saja tidak tahu" jawab kakekku.
"tapi banyak karangan bunga yang kakek terima tadi"
"iya Cuma anggap saja mereka hanya ingin memberikan sebuah bunga indah kepada kakek"
Kakek menjawab jujur saja aku tidak percaya opini kakek dan merasa kakek pasti banyak yang menyukainya. Enggak mungkin orang enggak suka dengan pria yang berotot serius kakekku bagus sekali tubuhnya, terbentuk dan masih sangat padat meskipun sudah berumur 50 tahun dan ya ini masih di ukur sempurna untuk usianya, untuk orang yang berpikir kakekku tampan, kalian cari yang muda jangan orang yang sudah berumur.
Aku medengar suara bel yang berbunyi, membuat kakekmu harus membuka pintunya.
"maaf Tuan Jones..ini untuk, Tuan" wanita cantik itu memberikan karangan bunga tulip yang indah, sudah kudga semua wanita saja suka kakekku masa iya sudah berumur banyak yang suka.
"terimakasih" kakekku berbicara dengan sangat lembut, sepertinya aku sedikit tahu tentang ini, kebanyakn orang memang melihat fisik untuk mencintai seseorang dan memang fisik menarik itu pasti menarik.
Aku hanya makan saat mendengar kakekku berbicara dengan wanita cantik itu, wanita itu tampak senang berbicara dengan kakekku, aku hanya memperhatikan takutnya wanita itu modus membawa kakekku pergi.
"lah" aku kaget ternyata kakekku malah di ajak pergi oleh wanita itu dan langsung menahan kakekku.
"maaf nona tapi kakek harus mengurusku" aku berusaha sebisa mungkin terlihat seperti anak polos yang tidak tahu apa-apa, dan ya wanita itu percaya dan pergi.
Serius aku harus menjaga kakekku terkadang apa yang di lakukan manusia itu kelewatan batas, apa lagi yang tadi itu sudah jelas banget motifnya mau kemana.
###
Di kamar aku hanya sendirian menatap langit-langit kamar ayahku dulu, aku merasa sangat nyaman dan tentram di sini, aku tidak mau pergi.
"sepertinya aku harus mencoba" suaraku saat menatap buku sihir di sebelahku dengan perasaan dan tekat yang kuat, aku mengulang mantra 'Aegis Sanctum' berkali-kali sampai aku kesal.
"aku percaya jika sihir ada maka dunia ini juga" suaraku yang suda frustasi dan juga aku berusaha mempercayai sihir.
"Aegis Sanctum" aku mengucapkan sihir dengan pelan dan terlihat sihir pelindung Aegis Sanctum di sekitarku.
"yes aku berhasil" aku merasa senang dengan senyuman bahagia.
"ya ampun kamu belum tidur" kakekku membuka pintu dan menatapku.
"a..maaf kek" aku langsung tiduran di kasur tidak jadi lompat-lompat di kasur.
"selamat malam" kakek ku mengusap kepalaku dan mematikan lampu.
Aku menatap langit-langit kamar ayahku berpikir apa yang dikatakan Merlin soal kehancuran, aku bingung kenapa harus aku yang menjadi pahlawan untuk melindungi dunia, kenapa harus aku meskipun aku tidak mau, mau bagaimana pun juga aku terpilih dan harus melakukan itu.
Aku merasa seperti ini panggilanku, panggilan untuk menjadi pahlawan?, bisa di bilang seperti itu tapi serius aku baru umur 11 tahun dan di perintahkan menjadi pahlawan?, ya..sudahlah nikmatin saja dari pada aku harus hidup biasa saja dengan 'olimpiade' terus menerus dan sepertinya namaku bakal di ganti jadi Xavier Olimpiade Oxley.
Xavier Wirght Jones/ Xavier Austin Oxley End