(Nenek)
Bagi dirinya logika nomor satu dan ya tidak kaget kalo dia sering berdebat dengan banyak orang bahkan meyakinkan para investor dan para pejabat yang lainnya. Nenekku juga orang yang berusaha keras memimpin perusahaan Oxley dari 0 bulat benar-benar dari awal membangun sebuah perusahaan.
"jelas, aku tidak mungkin kalah dengan orang-orang bodoh itu" aku berbicara dengan nada yang sedikit sombong.
Ini alasan kenapa ku yang tegas dan keras adalah dari nenekku, ibuku terlalu kaku dan sangat stabil, ayahku terlalu lembut dan ramah.
"bagus, sekarang kamu lagi belajar untuk olime?" tanya nenekku dengan tatapan ingin tahu.
Aku menjawab dengan anggukan yang diikuti dengan rasa bangga yang tinggi.
"ya..itu benar nek, cucu mu ini akan olime lagi hahahah" suaraku dengan tawa yang garing.
Aku menatap nenekku yang berjalan kearahku sambil mengambil buku pelajaranku dengan wajah yang ingin tahu, nenekku sempat mengajariku dengan caranya yang lebih mudah ketimbang cara di buku pelajaran yang baginya itu sangat tidak menyenangkan dan setiap rumus ada rumus lainnya yang lebih mudah.
"nenek merasa tidak suka sekali dengan Rose" nenekku menatapku sambil tatapan yang malas, aku tahu kenapa dia tidak suka dengan Rose, Rose orang yang berdebat tidak menggunakan agruman yang jelas atau fakta yang benar-benar terpercaya.
"karena dia bodoh?"
"iya sangat bodoh, dia pernah bilang ke nenek kalo dia itu pintar fiska, jadi nenek tanya kan teori dasar fisika dia malah menolak menjawab, jadi nenek paksa dong karena ini harus begitu kan untuk keturunan Oxley, dia malah menjawab melantur dan malah pamer sesuatu yang di luar topik...
Nenek seperti salah memilih menantu, lebih baik nenek pilih nak Victoria, yang memang sudah terjamin kepintarannya" nenek tampak merasa dibohongi oleh Rose, ya...aku tahu kenapa sampe nenekku mudah dibohongi karena nenekku sedang keadaan tidak baik-baik saja saat itu dia sedang sangat sibuk mengurus cabang perusahaan yang lain dan ya Rose pintar juga memanfaatkan momen itu dengan baik tapi dia tetap aneh.
"nenek, merasa dia menghipnotis nenek, soalnya nenek saja enggak inget pernah mengizinkan dia menikah dengan Max.." Nenek memiliki argumen yang membuatku berpikir, soalnya kemungkinan saja begitu kalo nenek dihipnotis karena enggak mungkin nenek mau menerima orang bodoh jadi menantunya?, ya..itu enggak mungkin kalo bukan dihipnotis.
"mungkin karena, waktu itu nenek juga lagi kecapeaan kan mungkin saja itu terjadi" aku menatap nenekku.
"hem...tapi itu baru sebuah opini kemungkinan sih, Cuma kalo memang dia mau harta itu terjawab" nenekku sepertinya tepat sasaran, aku memiliki pemikiran yang sama dengan nenekku dimana pekerjaan Rose adalah menghaburkan uang terus menerus dan pamer dimedia sosial dengan alasan 'orang lain harus tahu kamu kaya?' memang harus itu pemikiran aneh buatku lebih baik sebarkan bakatmu bukan keseharianmu, itu aneh untuk orang yang memiliki pemikiran 'semua orang itu harus tahu kalo saya itu memiliki harta' ya...kalo orang tahu lu punya harta orang lain ngapai nendang pintu sambil nangis?, dan kebanyakan dari mereka pamer karena hasil uang korupsi, mencuri atau hal lain.
Aku beropini seperti itu buka karena iri, tapi merasa aneh dengan pemikiran orang yang merasa orang lain itu harus menatapnya yang berada di ketinggian karena harta, aku lebih baik melihat ilmuan yang rendah tapi argumen dia didasari atas fakta yang bisa di percaya dan diuji oleh banyak ilmuan terkenal.
Tiba-tiba saja pembantu muncul dan meletakkan 2 gelas teh di meja belajarku dengan posisi yang terlihat dipilih, nenekku terus berbicara soal perusahaan cabang yang sedang mengalami kerisis karena dana dikorup oleh seseorang di luar pegawannya.
Aku membagi fokusku agar bisa mendengar nenekku berbicara dan melihat keanehan dari si pembantu itu, tapi dia pembantu namanya siapa ya?, setauku dia tadi enggak menggunakan tanda pengenalnya apa dia lupa atau dia pembantu seludupan.
"serius nenek enggak tahu perginya uang 5 juta dan sekarang 10 juta yang hilang" nenekku frustasinya dirinya dia hampir merusak meja belajarku dengan pukulannya yang sekali hentak.
"Nek..nenek sepertinya harus istirahat" ucapku menenangkan nenekku dan terlihat nenek meminum tehnya perlahan dan masih terus berbicara dengan kekesalannya dan proyeknya yang hampir gagal jutaan karena seseorang merusak laporannya ke klien besar.
"tidak ada waktu isturahat Xavier, nenek harus memperbaiki keuangan di perusahaan cabang, jika tidak nenek perbaiki ini akan merusak perusahaan yang lain" Nenekku tetap bersih keras dengan opininnya kalo hanya dirinya yang bisa memimpin, tapi memang bener nenek tahu cara mengambil hati para klien dan juga membuat klien berpikir layaknya dirinya.
Nenekku pintar sekali berdebat dan menurunkan standarnya hanya agar dirinya bisa menyamai klien dan mengerti apa yang diinginkan klien.
Nenekku melihat ponselnya dan tampak terburu-buru.
"Nenek, harus pergi" nenek undur diri dan langsung pergi dari hadapankku seperti sedang terburu-buru, aku tampak mengenal bau tang tidak enak ini dari gelas nenekku serius kayak bau begitu, aku sampe mengambil botol kosong da mengisinya nya dengan sedikit air teh dari gelas nenekku.
"aneh" itu lah kalimatku yang pertama keluar dari mulutku karena ada yang terlewatkan dari pandanganku, dari pembantu yang aneh dengan memilih gelasnya tadi, apa ada sesuatu yang aneh.
Aku keluar kamarku dan merasa ada orang yang akan masuk ke kamarku untuk mengambil 2 gelas teh itu, dan ternyata benar pembantu yang tadi tanpa tanda pengenal, dia bergerak hati-hati melihat sekitar jika aman dia bergerak ke dapur dengan sangat perlahan.
"Dia aneh" aku berbicara perlahan saat bersembunyi menatap gerak gerik mencurigakan pembantu itu, aku masuk kamarku dengan wajah yang berpikir.
Kenapa pembantu itu terlihat mencurigakan dan gelas teh yang di pakai nenekku?, apa ada bahan tambahan?, sepertinya ada yang aneh. Aku menatap botol kosong yang berhasil aku sembunyikan dengan baik. Aku mengamati air teh itu dengan cahaya yang ada di kamarku, ya...dengan lampu belajarku, aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan teh ini.
"besok aku sekolah sih jadi harusnya bisa bertanya dengan guru kimiaku" aku berbicara dengan perlahan dengan pemikiran buruk lainnya, serius aku merasa ada yang aneh dengan teh ini kayak dari awalnya saja gerakkan nya saja sudah aneh.
Semoga saja pemikiranku tidak sepenuhnya benar, kalopun benar jangan hal yang aku tidak suka, aku menyembunyikan botol itu di tempat yang aman, ya..itu di dalam lemari dan tertutup dengan baju-bajuku.
"harusnya tidak terlihat" Aku bersuara dengan sangat pelan tidak ingin ada yang tahu apa yang aku lakukan dengan botol kosong yang berisi dengan teh yang sudah tercampur dengan sesuatu.