(Tugas)
"Kau tahu kita harus seperti ini sampai Merlin siap" Avalon menatap Fallen dengan wajah yang berusaha mengalirkan energinya lebih banyak dan luas.
"Berapa Cloningan yang kau buat?" Avalon berbicara lagi karena merasa ada cela yang terbuka di medan segel yang mereka berdua buat.
"2...tapi sepertinya tidak cukup" Fallen mejawab dengan wajah yang masih fokus menahan segelnya.
"jangan bercanda, kita membutuhkan sekitar 10 orang untuk menahan ini" Avalon berbicara dengan serius, memang hutan ini sangat luas jika 3 orang saja tidak cukup untuk membuat medan segel yang kuat.
"ayolah....aku tidak bisa membagi diriku menjadi 7 lagi dan energi kita terbatas serius" Fallen menatap Avalon dengan wajah yang kesal dan energinya terus mengalir.
Avalon menatapnya dengan wajah yang berpikir, jika tidak membuat Cloningan lagi kita tidak bisa membuat Medan segel dengan sempurna dengan energi yang terbatas.
"mau bagaimana pun kita harus membuat Cloningan" Avalon masih bersih keras dan membuat sekitar 4 cloningan di tambah Fallen yang turut mengikuti membuat 3 Cloningannya mengintari hutan itu.
###
"maaf jika kalian berdua menunggu lama" Noel datang dengan 7 Cloningan membantu memperkuat segelnya. Avalon menatap Noel yang baru datang dengan seringai yang menandakan mengejek.
"kemana?" Avalon menatap Noel.
"ayolah aku harus memperingati para Entitas yang ada di Earth 29 jangan seperti itu" Noel dengan nada bercanda dan hanya tertawa kering menatap Avalon yang kesal.
"Hey..dengar ya Noel. Kau kadang menyebalkan serius dan sangat menyebalkan" Avalon melepas tangannya yang ada di bahu Fallen membuat Fallen merasakan beban yang kuat dia tanggung sendirian.
"Kau membuat kita menunggu mengerti" Avalon masih kesal sambil menatap Noel. Noel hanya menatapnya dengan wajah yang biasa saja tanpa beban sama sekali.
"Oh...jangan membuat aku memulai perdebatan ini, Noel" Avalon menunjukk Noel sampai mendorong Noel terus menggunakan jari telunjuknya.
"kau sangat menyebalkan, selalu datang terakhir dan tidak memikirkan kami" Avalon masih meneruskan sambil terus kesal dan makin kesal.
"ayolah...Avalon apa kau akan terus memarahi Noel, dan Noel apa kau hanya akan mendengarkan Avalon mengoceh!!" Fallen kesal karena mereka berdua tidak membantunya.
Avalon dan Noel yang mendengar itu langsung membantu memperkuat segelnya.
"maaf...ya Fallen, aku diam karena tuan Avalon sedang berbicara dengan tegas" Noel berbicara dengan suata yang bercanda di ikuti tawa keringnya.
"berisik" Avalon masih kesal, dan akhirnya mengoceh dengan seribu kalimat di mulutnya karena Noel.
'ya ampun, hidup bertahun-tahun dengan mereka berdua membuatku terbiasa dengan sikap mereka yang sangat bertolak belakang, dengan Noel orang yang santai bahkan karena santainya itu membuat Avalon kesal. Tapi yang aku pertanyakan hanya Noel, apa dia memiliki emosi atau tidak?, aku tidak pernah melihat Noel marah sedih bahkan dia hanya kaku dan tersenyum...Noel tidak memiliki emosi internal dan eksternal. Apa boleh buat Noel memang tidak memiliki emosi dan dia hanya bisa cuek, sedangkan Avalon?, si pemarah...nikmati saja lah selagi mereka kadang melihatmu ada' Batin Fallen masih fokus dengan kekuatannya yang harus stabil di setiap saat.
Fallen sebenarnya adalah Sentinel yang jarang dilirik bahka jarang ada para sentinel yang tahu dirinya ada, memang Fallen selalu ada di Neraka untuk menjaga para jiwa yang berdosa.
Fallen memang sangat terisolasi oleh semuanya, tidak ada yang tahu soal itu.
###
"Sepertinya aku harus memperingati mereka" Noel berbicara memecahkan keheningan mereka bertiga.
"oke" Jawab Avalon tanda menerima, sedangkan Fallen?, dia hanya diam karena baginya suaranya tidak dibutuhkan.
"Kehem..jadi aku tidak di beri izin?" Noel baruk sedikit meminta perhatian Fallen yang masih fokus. Fallen kaget dan menatap Noel tanda bertanya.
"hah?"
"kau mengizinkanku tidak?" Noel mengulang. Pertanyaan itu membuat Fallen kaget karena baru kali ini opininya diinginkan.
"i-iya?" Fallen menjawab dengan nada yang sedikit gugup.
"oke, kalian semangat aku akan segera kembali" Noel memisahkan diri untuk membuat Cloningannya.
Noel pergi menggunakan retakan dimensi.
"hey...kenapa tadi kau hanya diam?" Avalon menatap Fallen merasa ada sesuatu yang terjadi pada Fallen.
"tidak, aku baik- baik saja. Kenapa memang ada masalah?" Fallen menatap Avalon dengan wajah yang bingung.
"kau kenapa?, kayak mengasingka diri" Avalon bertanya.
"oh...aku hanya terbiasa tidak di anggap, jadi ku pikir dia tidak membutuhkanku" Fallen menjawab dengan wajahnya yang kaku tidak ada rasa penyesalan.
Fallen memang tidak memiliki emosional pribadi membuat dirinya tidak merasakan itu, dia hanya ingin melakukan tugas nya dan beristirahat sebanyak mungkin.
"iya sih..." Avalon mengerti.
###
Di dimensi yang berbeda, di mana para Clestial berkumpul.
"bukannya ini terlalu berlebihan" sosok besar dengan rupa yang menyeramkan sedang berbicara dengan para rupa yang tidak sempurna.
"oh..ayolah ini adalah Timeline jadi kita harus menikmatinya bukan" ucap salah satu dari mereka, dengan kegelapan yang mengintari mereka.
###
Xavier Wirght Jones/ Xavier Austin Oxley
"Apa yang?" Aku melihat Wormhole yang sangat besar di atas langit, ini serius menganggu waktuku yang indah.
"maaf tapi, kau...harus ikut aku, kita tak punya banyak waktu" Theo menatapku dengan wajahnya yang kaku.
Aku bingung kenapa dia sangat serius menatapku, semoga saja tidak terjadi sesuatu yang tidak-tidak.
"kenapa?" tanyaku ingin tahu.
"kau akan tahu itu nanti sekarang kau harus aman" Theo menatapku dengan wajah yang serius.
Aku hanya mengikutinya masuk ke rumahku, Aku jujur saja bingung dengan tindakan Theo. Theo masuk kamarku dan melempar tas sekolahku kearahku.
"siapkan semua barang-barangmu aku akan menunggumu" Theo keluar ruangan.
"Hey...bisa jelaskan?" Aku tidak suka hal yang tidak pasti dan dadakan.
Theo yang tadinya mau menutup pintu berhenti dan menatapku.
"sudah lakukan, oke atau kita akan melakukan petualangan tanpa membawa pakaian ganti" Theo membuatku kaget, 'tanpa pakaian ganti' itu adalah hal yang paling aku tidak sukai.
"baiklah, aku akan menyiapkan barangku" Aku berbicara dengan kesal dan menyiapkan barang-barangku. Aku serius kenapa dengannya?, dia tampak seperti orang yang gelisah dan panik, semoga saja tidak terjadi apapun. Aku mendengar langkah Theo yang rada keras dan berkali-kali, terdengar sekali dia sangat gelisah aku bingung kenapa dia sangat gelisah.
Aku selesai menyiapkan pakaianku dan berjalan mendekati Theo.
"Hey...ada apa?" Aku mengusap bahunya dengan lembut, entah kenapa aku sedikit peduli padanya. Meskipun biasanya aku akan marah-marah kepada orang lain dengan alasan peduli.
Theo menatapku dan hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak terjadi apa-apa, membuatku kesal padanya. Serius jika dia tidak baik-baik saja berbicara saja, aku benci harus mengulik sesuatu yang tidak menarik untukku, Apa lagi soal perasaan serius aku tidak mengerti perasaan Manusia itu seperti apa.