Alia duduk di meja kerjanya, dikelilingi oleh dokumen-dokumen yang berisi catatan sejarah dan temuan arkeologis, namun pikirannya tak kunjung lepas dari surat yang ditemukan di kotak kayu itu. Surat dari Johannes untuk Maya, wanita pribumi yang hidup di bawah penjajahan Belanda. Alia merasa ada sesuatu yang lebih dalam, sebuah cerita yang harus digali lebih jauh, lebih dari sekadar hubungan terlarang di antara dua dunia yang bertentangan. Ada misteri yang mengikat masa lalu dengan masa kini, dan Alia merasa sangat terhubung dengan kisah ini.
Di ruang kerjanya, Alia menyalakan lampu meja yang menerangi tumpukan buku-buku sejarah dan dokumen yang dia teliti. Hatinya masih terus berdebar setiap kali memikirkan surat itu, yang seolah-olah ditujukan langsung padanya. Ia merasakan sebuah benang merah yang menghubungkannya dengan Maya, seorang wanita yang hidup lebih dari seratus tahun lalu, jauh di masa penjajahan Belanda. Alia merasa Maya menyembunyikan lebih banyak rahasia, rahasia yang akan mengungkapkan alasan mengapa kisah cinta ini begitu kuat, begitu menggugah.
"Sesuatu tentang hubungan mereka... ada yang tidak biasa," gumam Alia pada dirinya sendiri. Ia membuka kembali surat itu, membaca baris-baris tulisan tangan yang tajam dan penuh harapan. Dalam surat itu, Johannes berbicara tentang kerinduannya yang tak terhingga, tentang impian untuk kembali kepada Maya meski hidup mereka terpisah oleh jarak, budaya, dan sejarah yang keras. Namun ada sesuatu yang belum lengkap—sesuatu yang Alia rasakan tak bisa dia temukan hanya dalam satu surat.
"Harus ada lebih banyak lagi," kata Alia, memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan lebih dalam.
Beberapa hari berikutnya, Alia memutuskan untuk melakukan pencarian lebih mendalam di tempat-tempat yang relevan dengan kisah Maya dan Johannes. Salah satunya adalah situs peninggalan kolonial yang berada di luar kota, tempat yang pernah menjadi rumah bagi para pekerja perkebunan Belanda. Dia sudah mengetahui bahwa banyak barang yang ditemukan di sekitar situs ini adalah peninggalan dari masa kolonial yang penuh dengan kisah yang belum terungkap.
Sebelum berangkat, Alia menyusun rencana untuk menggali lebih dalam. Di dalam pikirannya, dia mulai merangkai benang-benang kecil dari informasi yang telah dia temukan—foto-foto lama, dokumen-dokumen tentang perkebunan, dan surat-surat pribadi yang terkubur di tanah. Semua petunjuk ini mengarah pada satu tujuan: menjawab pertanyaan tentang siapa sebenarnya Maya dan Johannes, dan mengapa hubungan mereka begitu berkesan meskipun berakhir dengan begitu tragis.
Ketika sampai di situs, Alia disambut oleh suasana yang sangat sunyi. Hanya ada suara angin dan suara langkah kakinya yang menggema di tanah berdebu. Tanah ini, katanya, telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah yang terjadi selama masa penjajahan. Sebuah jembatan waktu yang tak terlihat, tapi terasa di setiap sudutnya.
Alia bertemu dengan salah satu pekerja lokal yang sudah lama bekerja di area tersebut. Namanya Bapak Taufik. Dia lebih banyak tahu tentang sejarah tempat ini daripada siapa pun. "Maya dan Johannes?" tanya Bapak Taufik ketika Alia mengungkapkan minatnya. "Mereka adalah bagian dari cerita lama yang banyak orang tak tahu, tapi cerita itu tidak mudah untuk diungkapkan. Beberapa orang masih ingat tentang mereka, meskipun itu adalah bagian yang terlupakan."
"Apakah ada catatan lain tentang mereka? Atau foto-foto?" tanya Alia, semangatnya meningkat.
Bapak Taufik mengangguk pelan. "Ada beberapa. Tapi itu semua masih tertutup rapat, disembunyikan oleh waktu. Banyak yang berusaha mencari tahu, tetapi beberapa orang takut membuka cerita itu kembali. Terkadang, lebih baik membiarkannya tetap terkubur."
Alia tidak bisa berhenti berpikir tentang kata-kata Bapak Taufik. Sepertinya ada lebih banyak lagi yang disembunyikan. Dia tahu, untuk menemukan jawaban yang dia cari, dia harus berani menggali lebih dalam, melangkah lebih jauh ke dalam bayang-bayang masa lalu yang gelap.
Malam itu, Alia memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya. Setelah berbincang lebih lanjut dengan Bapak Taufik, ia menyadari bahwa hubungan Maya dan Johannes mungkin bukan hanya tentang cinta yang terlarang. Ada dimensi lain—politik, perlawanan, dan pengorbanan—yang mungkin menjelaskan mengapa mereka tidak bisa bersama. Untuk pertama kalinya, Alia merasa dia tidak hanya mengungkap kisah cinta, tetapi juga bagian dari sejarah yang penuh dengan perasaan, keputusan, dan konsekuensi besar.
Setibanya di rumah, Alia membuka kembali koleksi dokumen yang dia simpan. Salah satu dokumen yang menarik perhatian adalah salinan laporan pekerja perkebunan yang tertanggal tahun 1924, tahun yang sama dengan surat yang ditemukan. Laporan itu mencatat tentang kehidupan pekerja pribumi yang tertekan di bawah pengawasan ketat para manajer Belanda. Di dalam laporan itu, ada catatan tentang "kerusuhan kecil" yang terjadi, yang melibatkan pekerja Indonesia dan beberapa pejabat Belanda, termasuk Johannes. Ada yang menyebutkan tentang percakapan pribadi antara Johannes dan seorang pekerja bernama Maya.
Alia menyadari bahwa laporan ini mungkin menjadi kunci untuk mengungkap lebih banyak lagi. Maya bukan sekadar wanita yang terjebak dalam hubungan terlarang. Dia mungkin terlibat dalam sesuatu yang lebih besar, sebuah perjuangan terhadap ketidakadilan yang dialami oleh orang-orang pribumi.
Malam itu, Alia terjaga lebih lama dari biasanya. Setiap halaman yang dibacanya semakin membuka tabir misteri yang lebih besar. Semua petunjuk ini menyatu dalam benaknya, membentuk gambaran yang lebih jelas tentang hubungan Maya dan Johannes. Bukan hanya cinta yang mereka bagi, tetapi juga keterlibatan mereka dalam sebuah gerakan yang lebih luas, sebuah upaya untuk melawan penindasan yang mereka alami. Maya, yang mungkin memiliki latar belakang keluarga yang kuat, berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan—baik untuk dirinya sendiri maupun untuk tanah kelahirannya. Johannes, meskipun seorang kolonialis, tampaknya mulai meragukan status quo dan menyadari betapa buruknya sistem yang ada.
"Ini bukan hanya tentang cinta," pikir Alia. "Ini tentang perjuangan, tentang melawan ketidakadilan, tentang dua dunia yang bertentangan... dan tentang keberanian untuk bertahan."
Dengan hati yang penuh tekad, Alia menyelesaikan malam itu dengan menulis catatan di komputernya. Ia merasa tidak hanya menemukan sepotong kisah cinta terlarang, tetapi juga sebuah sejarah yang tak banyak orang ketahui. Kisah Maya dan Johannes adalah cermin dari perjuangan manusia untuk kebebasan, untuk cinta yang tulus, dan untuk hak mereka sebagai individu dalam dunia yang penuh dengan ketidaksetaraan.
Namun, satu hal yang pasti—Alia tahu, perjalanan untuk menemukan seluruh cerita mereka baru saja dimulai.