Chapter 5 - Kerja Keras

Suatu hari, Kazuto duduk di bangku taman belakang SMK Ryoku, memandangi langit yang mulai gelap. Hari itu adalah salah satu dari banyak latihan berat yang telah dijalaninya. Beberapa kali ia mencoba menguasai Ryoku, tetapi selalu gagal. Energi dalam dirinya terasa bergejolak tanpa kendali, seperti air dalam botol yang terus berusaha keluar meski tutupnya rapat. Apa yang salah? pikirnya.

Sudah berhari-hari ia berlatih tanpa hasil yang signifikan. Ia membuka buku-buku yang ada di perpustakaan SMK Ryoku, mencoba memahami dasar-dasar Ryoku, teknik pengendalian energi, serta sejarah penyihir Ryoku legendaris. Meskipun buku-buku itu penuh dengan informasi berharga, sebagian besar materi terasa terlalu rumit untuk dipahami tanpa latihan langsung. Ia merasa terjebak dalam lingkaran teori yang tidak dapat membantunya mencapai tujuan sebenarnya yaitu menguasai kekuatan yang ada dalam dirinya.

Setelah berjam-jam berdiam diri, Kazuto menyadari sesuatu yang sederhana namun penting. Kekuatannya belum stabil karena ia belum benar-benar memahami dirinya sendiri. Ia telah berfokus pada teknik-teknik, pada cara mengendalikan Ryoku, tetapi ia lupa bahwa inti dari kekuatan sejati adalah pemahaman diri. Mungkin aku harus mulai dengan diri aku dulu, pikirnya.

Malam itu, setelah latihan yang menguras tenaga, Kazuto memutuskan untuk mengunjungi Toshiro. Ia merasa cemas, tapi juga ingin sekali mendengar pandangan gurunya.

Toshiro sedang duduk di ruang kerjanya, menatap peta-peta dan dokumen yang tersebar di meja. Ketika Kazuto masuk, ia tersenyum tipis, namun ekspresinya tetap serius.

"Kau datang cukup larut malam," kata Toshiro sambil mempersilahkan Kazuto duduk.

Kazuto menarik napas panjang dan duduk di kursi di depan gurunya. Ia mulai membuka percakapan dengan suara yang sedikit ragu. "Toshiro-sensei, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan."

Toshiro menatapnya dengan penuh perhatian. "Apa itu?"

Kazuto memandang ke luar jendela sejenak sebelum melanjutkan. "Saya ingin tahu lebih banyak tentang ayah saya, Hitsugaya Kaizen. Ibu saya pernah mengatakan bahwa jawaban tentang ayah saya bisa saya temukan di sekolah ini."

Suasana dalam ruangan itu berubah menjadi lebih tegang. Toshiro menatap Kazuto, ekspresinya sedikit terganggu, namun ia tetap tenang. "Kaizen... adalah seorang yang luar biasa, Kazuto. Namun, tidak semua hal tentangnya bisa kau pahami sekarang. Apa yang kau cari tentang ayahmu mungkin tidak akan mudah ditemukan."

Kazuto menghela nafas... "Tapi saya ingin tahu, sensei. Mengapa dia begitu hebat? Kenapa saya merasa ada sesuatu yang disembunyikan?"

Toshiro tersenyum tipis. "Jawaban itu akan datang, seiring berjalannya waktu. Kau harus siap dengan kenyataan yang mungkin sulit diterima. Kekuatanmu bukan hanya tentang mengetahui masa lalu atau siapa orang tuamu. Kekuatan sejati datang ketika kau mengenal siapa dirimu sendiri."

Kata-kata Toshiro menggema dalam pikiran Kazuto. Mengenal diri sendiri...

Setelah percakapan itu, Kazuto merasa lebih terfokus. Ia tahu bahwa untuk benar-benar memahami kekuatannya, ia harus lebih keras berlatih dan merenung tentang dirinya sendiri. Ia kembali ke ruang latihan, kali ini dengan tekad yang lebih kuat.

Kazuto mulai berlatih teknik dasar Ryoku dengan cara yang lebih mendalam. Ia berdiri dengan memperkuat kuda-kuda nya, fokus pada pernapasan dalam dan pengendalian aliran energi dalam tubuhnya. Ia mengulanginya berkali-kali, merasakan setiap gerakan dan perubahan yang terjadi pada dirinya.

Namun, latihan ini bukanlah hal yang mudah. Setiap kali ia merasa hampir menguasai energi Ryoku, ia akan kehilangan konsentrasi, atau energi tersebut akan bergejolak liar dan mengarah ke tempat yang tidak diinginkan. Keringat dingin mengalir di sekujur tubuh. Namun, dia tidak berhenti. Kazuto tahu bahwa untuk menguasai Ryoku, dia harus mengendalikan dirinya terlebih dahulu.

Setelah berjam-jam latihan, Kazuto mulai merasa energi dalam tubuhnya sedikit lebih terkendali. Dia mulai merasakan aliran Ryoku yang lebih halus dan terfokus, seolah-olah ia bisa merasakannya mengalir melalui jalur-jalur tertentu dalam tubuhnya. Meskipun tidak sempurna, ia merasa ada kemajuan.

Kazuto merasa bahwa meskipun ia telah menguasai dasar-dasar Ryoku, masih ada kekurangan besar dalam tekniknya. Ia ingin mengembangkan teknik yang lebih kuat, teknik yang bisa mencerminkan kemampuannya yang unik. Untuk itu, ia mulai mencoba teknik-teknik lanjutan yang lebih berisiko.

Di halaman belakang SMK Ryoku, Kazuto memulai eksperimen baru. Ia ingin mengendalikan Ryoku dengan cara yang berbeda dengan menggunakan emosi dan instingnya sebagai kekuatan pendorong, bukan hanya pemahaman intelektual.

Ia memulai dengan meningkatkan aliran Ryoku-nya. Namun, kali ini ia membiarkan emosinya mengalir bebas amarah, ketakutan, harapan, dan keputusasaan semuanya ia biarkan bercampur dalam satu aliran energi yang luar biasa kuat. Ia merasakan tubuhnya tergetar oleh gelombang kekuatan yang berasal dari dalam dirinya, bukan dari teknik atau instruksi.

Namun, kekuatan itu tidak terkendali. Energi Ryoku semakin mengamuk, hampir menghancurkan segala yang ada di sekitarnya. Kazuto merasa tubuhnya terangkat, dan ia kehilangan kendali penuh atas kekuatannya. Beberapa kali ia hampir jatuh, dan hampir saja kehilangan nyawanya karena ledakan energi yang tak terkendali.

Namun, di titik inilah Kazuto menemukan inti dari kekuatan sejati bukan untuk menahan kekuatan, melainkan untuk memahami kapan dan bagaimana melepaskannya. Ia belajar bahwa kekuatan Ryoku tidak hanya tentang mengendalikan aliran energi, tetapi juga kapan dan bagaimana mengatur kecepatan dan intensitasnya.

Dengan pemahaman ini, Kazuto mulai menciptakan teknik baru Kurosei, yang menggabungkan keheningan batin dengan ledakan kekuatan Ryoku yang terkontrol. Teknik ini memungkinkan Kazuto untuk mengeluarkan kekuatan besar dalam sekejap, namun dengan kendali penuh atas arah dan intensitasnya.

---

Di suatu pagi, saat Kazuto sedang berlatih sendirian di halaman belakang, ia merasakan sesuatu yang aneh. Energi Ryoku dalam dirinya terasa lebih kuat dari sebelumnya, namun juga lebih stabil. Kazuto memutuskan untuk menguji kemampuan teknik Kurosei yang baru ia temukan dengan sebuah ujian nyata. Ia menyiapkan dirinya untuk menghadapi ancaman yang lebih besar sebuah ujian yang tidak hanya melibatkan kekuatan, tetapi juga ketenangan dan pengendalian diri.

Tiba-tiba, dari dalam kegelapan, muncul makhluk gelap yang tak dikenal sebuah Serei tingkat menengah yang tertarik dengan energi Ryoku Kazuto yang sangat kuat. Kazuto tahu bahwa ini adalah sebuah ujian, kali ini dia tidak bisa menghindar lagi.

Informasi telah terungkap:

"Ryoku lahir dari efek emosi manusia, penyihir yang berbakat mampu menguasai emosi dari dalam dirinya."