Chereads / Senki: Chronicles of the Ryoku Sorcerers / Chapter 4 - Belajar Penguasaan Ryoku

Chapter 4 - Belajar Penguasaan Ryoku

Hari ini adalah hari pertama ia akan belajar lebih dalam mengenai Ryoku di dunia nyata, bukan hanya teori. Setelah pertemuan singkat bersama Izumi, ia merasa semakin yakin bahwa perjalanan sekolah ini tidak akan sesederhana yang ia bayangkan.

Pelajaran tentang Ryoku dimulai lebih awal di luar kelas. Kali ini mereka dibimbing oleh guru Sasaki Hiroshi yang juga seorang penyihir berpengalaman Grade A-1 , memimpin kelasnya menuju halaman sekolah yang luas, tempat pelatihan untuk murid baru.

"Jadi, kalian sudah mendengar tentang Ryoku, kan?" Tanya Hiroshi sambil memandang sekeliling. "Namun, ini bukan hanya tentang belajar di buku teks. Ryoku harus dipahami dan dirasakan, baru kalian bisa menguasainya. Hari ini, kita akan mulai dari dasar mengenal berbagai jenis Ryoku."

Kazuto bersama timnya Izumi, Hisana, dan beberapa teman baru lainnya berdiri di tengah halaman, memperhatikan dengan seksama.

"Ryoku terdiri dari empat jenis utama," lanjut dosen tersebut sambil mengangkat tangan, seolah menggambarkan bentuk-bentuk yang ia jelaskan. "Masing-masing memiliki kegunaan dan cara yang berbeda dalam pengaplikasiannya."

Kazuto merasa sedikit cemas. Di dunia ini, Ryoku bukan sekedar kekuatan fisik. Setiap orang memiliki jenis energi yang berbeda, dan ia ingin tahu apa yang akan ditemukan dalam dirinya.

"Mari kita mulai dengan yang pertama." Dosen itu melangkah maju, berdiri di depan tim dengan wajah serius. "Ryoku Sihir, atau Maryoku."

Ia menunjukan jari, dan seketika, bola api kecil muncul dari ujung jari telunjuk. Bola api itu berputar dan melayang di udara, menciptakan cahaya yang terang. "Maryoku adalah energi sihir. Dapat dikendalikan dan diterapkan dalam berbagai bentuk. Sihir yang kalian gunakan sehari-hari berasal dari sini."

Izumi terlihat sangat tertarik, matanya bersinar melihat pertunjukan itu. "Berarti semua sihir yang kita pelajari itu dari Maryoku, kan? Jadi ini energi yang menghubungkan kita dengan dunia roh dan serei?"

Dosen itu mengangguk. "Benar. Maryoku digunakan dalam berbagai teknik serangan sihir . Mengendalikan Maryoku membutuhkan latihan dan kerja keras serta pemahaman mendalam."

Kazuto mengangguk pelan, merasa semakin penasaran. Namun,Hiroshi-sensei melanjutkan penjelasan.

"Sekarang, mari kita lihat jenis Ryoku berikutnya Ryoku Fisik, atau Chiryū."

Dosen itu kemudian mengayunkan tangan ke samping, menciptakan gelombang energi yang sangat kuat, menggetarkan udara sekitarnya. "Chiryū adalah aliran kekuatan fisik yang mengalir dalam tubuh. Dengan mengendalikannya, kalian dapat memperkuat tubuh dan kemampuan bela diri."

Kazuto merasa sedikit terkejut melihat demonstrasi ini. Energi fisik yang keluar begitu murni dan kuat, seakan memberinya kekuatan yang tak terbatas.

"Kekuatan seperti ini… bisa meningkatkan kekuatan fisik kita?" Kazuto bertanya.

Dosen itu tersenyum. "Tepat. Setiap orang memiliki batas fisik, namun dengan mengalirkan Chiryū, kalian dapat melampaui batas tersebut. Namun, ini membutuhkan pelatihan yang konsisten."

Izumi terlihat antusias. "Aku pasti akan menguasainya! Bayangkan saja, tubuhku bisa menjadi sangat kuat!"

Setelah itu, Hiroshi-sensei melanjutkan penjelasan tentang jenis Ryoku berikutnya. "Ryoku Penyembuhan, atau Seiki."

Dosen itu mengeluarkan energi yang lembut, menyerupai cahaya hijau yang tenang, lalu memusatkannya pada tangan. Ketika ia menyentuh luka yang ada di tangan seorang murid yang sedang berdiri di depannya, luka tersebut sembuh dengan cepat.

"Seiki adalah energi kehidupan. Kalian bisa menggunakannya untuk menyembuhkan luka fisik, mengurangi rasa sakit, bahkan mengembalikan kondisi tubuh setelah kelelahan. Cara kerjanya adalah jika ada tubuh seseorang terluka atau kehabisan tenaga berarti dia sedang kekurangan energi dari Ryoku. Maka dari itu Seiki adalah teknik yang memberikan Ryoku kita kepada orang yang terluka tersebut, perlu diingat pengguna Seiki harus mempunyai jumlah Ryoku yang besar."

Ada seorang gadis mendekat, dia bernama Kara Kohana, matanya tidak bisa lepas dari demonstrasi tersebut. "Itu luar biasa! Aku ingin bisa menyembuhkan orang dengan Seiki!"

"Seiki memang sangat berguna," kata Hiroshi-sensei. "Namun, ini membutuhkan ketenangan dan empati terhadap orang yang kalian sembuhkan. Tanpa itu, energi ini bisa berbalik dan merugikan."

Kazuto memperhatikan dengan cermat, berpikir bahwa ia akan memerlukan kemampuan ini suatu saat nanti, mengingat banyaknya bahaya yang mengintai.

Namun, saat Hiroshi-sensei mengucapkan kata "Dōryoku" ia langsung menghentikan gerakannya. "Untuk yang satu ini, aku tidak bisa mempraktikkannya."

Semua murid terdiam, menunggu penjelasan.

"Dōryoku adalah jenis energi yang berfokus pada kekuatan mata," kata Hiroshi-sensei sambil menatap murid-muridnya. "Jenis energi ini hanya bisa digunakan oleh orang-orang dengan kemampuan luar biasa, Shinsei yang dimiliki oleh Byakuen Toshiro atau Sheikei milik Klan Akugami."

Hiroshi-sensei melirik Toshiro yang berdiri di ujung lapangan, kemudian tersenyum. "Karena Dōryoku sangat spesial, hanya kedua klan tersebut yang memiliki kemampuan ini. Aku hanya bisa menunjukkan contoh dari Toshiro-sensei, karena dia adalah satu-satunya pemilik mata Shinsei."

Toshiro mendengar namanya dipanggil, lalu mengangguk pelan sambil memejamkan matanya sejenak. Ketika membuka matanya, sepasang iris biru cerahnya bersinar tajam, memancarkan kekuatan yang begitu besar. Semua murid merasa kagum akan keindahan Shinsei.

"Ini adalah Shinsei " kata Toshiro, suaranya tenang namun penuh wibawa. "Dengan Dōryoku, aku bisa melihat seperdetik dari masa depan, ini bisa digunakan untuk membaca pergerakan lawan."

Izumi tampak terpesona, hampir tak percaya. "Itu luar biasa!"

Toshiro tersenyum tipis, memberikan penjelasan lebih lanjut. "Namun,perlu diingat, ini adalah kemampuan yang sangat langka dan sulit dikuasai. Hanya keluarga Byakuen yang mempunyai mata Shinsei ini, dan itupun hanya terdapat satu pengguna di dalam suatu waktu"

Hiroshi-sensei melanjutkan dengan serius, "Dōryoku memang sangat luar biasa, tapi seperti yang kalian lihat, hanya dimiliki oleh dua klan ini. Kalian yang bukan bagian dari mereka tidak akan bisa menggunakannya. Namun, jangan khawatir. Mulailah dengan menguasai dasar-dasar Ryoku yang lain, dan kalian akan menemukan potensi luar biasa dalam diri kalian."

Kazuto mengangguk pelan, merenungkan kata-kata itu. Ia tahu jalan yang ada di depan penuh dengan tantangan besar, tetapi tekadnya semakin kuat. "Perjalanan ini baru saja dimulai. Aku siap menghadapi semua tantangan yang ada, langkah demi langkah."

Setelah selesai dengan penjelasan Hiroshi-sensei meminta mereka untuk berlatih masing-masing jenis Ryoku berpasangan. Kazuto menatap sekeliling, akhirnya memilih untuk berlatih dengan Izumi.

"Ayo, Kazuto. Kita lihat sejauh mana kemampuanmu!" Izumi tersenyum lebar, penuh semangat.

Kazuto mengangguk, menyusun niat dalam dirinya.

Kazuto dan Izumi terus berlatih di lapangan. Mereka mencoba berkonsentrasi, mengikuti instruksi yang diberikan sebelumnya, tapi hasilnya masih belum memuaskan.

"Kazuto, tenang dulu," kata Izumi sambil menghela napas. "Kau terlalu memaksakan diri. Coba santai, oke?"

Kazuto mengangguk, berusaha mengatur napas. Sebelum mereka melanjutkan, Toshiro-sensei datang mendekat. Wajahnya terlihat tenang, namun matanya menatap tajam.

"Kazuto, Izumi, berhenti sebentar," katanya dengan nada lembut tapi tegas. "Kalian terlalu terburu-buru. Menguasai Ryoku bukan soal mengerahkan energi sebanyak-banyaknya, tapi soal memahami dan mengendalikannya."

Kazuto dan Izumi langsung menghentikan latihan mereka, memperhatikan Toshiro dengan serius.

"Pikirkan tubuh kalian seperti wadah." jelas Toshiro. "Kalian harus bisa mengarahkan aliran Ryoku ke satu titik tertentu. Jangan mencoba mengendalikannya dengan kekuatan penuh. Sebaliknya, perlahan-lahan salurkan energinya ke bagian tubuh tertentu, misalnya tangan. Fokuskan ke titik tersebut."

Kazuto mengangguk pelan. Ia memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, dan mencoba mengalirkan energinya ke tangan kanan. Perlahan, ia mulai merasakan aliran energi hangat yang terkumpul. Tapi tiba-tiba, energi itu meluap tak terkendali. Cahaya kilat berwarna hitam muncul, diikuti suara ledakan keras yang menggetarkan lapangan. Kazuto terhempas ke belakang, debu beterbangan di sekeliling mereka.

"Kazuto! Hati-hati!" seru Izumi sambil mundur beberapa langkah.

Kazuto membuka mata, menatap sekeliling dengan panik. "Maaf, Izumi. Aku tidak sengaja..."

Izumi tersenyum kecil, meski wajahnya sedikit terkejut. "Tidak apa-apa. Tapi lain kali, hati-hati ya." katanya, mencoba mencairkan suasana.

Kazuto mengangguk, rasa bersalah menyelimuti dirinya. Dari jauh nampak Hisana yang juga khawatir dengan keadaan Kazuto. Latihan dihentikan untuk hari ini setelah insiden itu. Saat jam istirahat, Kazuto duduk menyendiri di bawah pohon di pinggir lapangan, memandangi tangannya.

Toshiro datang menghampiri dengan tenang, membawa dua botol air. Ia duduk di samping Kazuto, menyerahkan salah satu botol padanya.

"Minum dulu," kata Toshiro santai. "Kau kelihatan butuh istirahat."

Kazuto mengambil botol itu tanpa bicara. Setelah beberapa saat, ia menghela napas panjang. "Sensei, aku hampir melukai Izumi tadi. Sepertinya aku terlalu ceroboh."

Toshiro menatap Kazuto dengan senyum tipis. "Kazuto, tidak ada yang langsung mahir dalam belajar. Kesalahan adalah bagian dari proses. Bahkan aku dulu sering melakukan kesalahan saat pertama kali belajar mengendalikan Ryoku."

Kazuto menoleh, sedikit terkejut. "Sensei juga pernah melakukan kesalahan?"

Toshiro terkekeh kecil. "Tentu saja. Tidak ada yang sempurna. Yang penting adalah kau belajar dari kesalahanmu. Daripada merasa bersalah, fokuslah pada apa yang bisa kau perbaiki."

Kazuto terdiam sejenak, mencerna kata-kata itu. "Jadi... aku masih punya kesempatan untuk memperbaikinya?"

Toshiro menepuk bahu Kazuto pelan. "Tentu saja. Kau punya potensi besar, Kazuto. Tapi ingat, potensi itu tidak akan berarti apa-apa tanpa usaha. Pelajari dirimu sendiri, dan kau akan menemukan kekuatan yang sebenarnya."

Kazuto mengangguk perlahan, mulai merasa lebih tenang. "Terima kasih, Sensei. Aku akan berusaha lebih baik lagi."

Toshiro tersenyum hangat. "Bagus. Sekarang nikmati istirahatmu. Besok kita mulai lagi."

Kazuto menatap langit sore, semangatnya kembali menyala. Perjalanannya baru saja dimulai, dan ia tahu masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Tapi kali ini, ia siap melangkah lebih jauh.

Di ruang guru Toshiro bersama Nakamura berbincang-bincang sebentar. Sepertinya ada hal serius yang sedang mereka bicarakan.

"Sekarang bagaimana keadaan Hitsugaya?" Tanya Nakamura

"Dia menunjukan perkembangan yang luar biasa!"

"Ya.. anak itu bisa lebih jauh melampaui nya"

Kemudian Toshiro menghela nafas sejenak.

"Kau benar... Sensei kau pasti senang mendengarnya"

Ucap Toshiro sambil menghadap ke bingkai foto yang berada terpajang di dinding.

Informasi telah terungkap:

"Semua mahkluk hidup mempunyai energi, sedangkan Ryoku adalah energi yang terpusatkan."