19 Desember 2021
Hitsugaya Kazuto, remaja berumur 14 tahun, menjalani kehidupan biasa sebagai siswa SMP. Ia tinggal bersama ibunya, Shiba Hinamori, di Kota Hirakawa. Ayahnya telah meninggal sejak Kazuto masih bayi, dan meskipun ibunya terkadang bercerita sedikit tentang ayahnya, Kazuto hanya tahu sedikit tentang latar belakang keluarganya. Kehidupannya cukup sederhana yaitu sekolah, belajar, dan bermain bersama teman-teman, sementara ibunya yang sakit menjadi prioritas utamanya.
Namun, segala sesuatunya mulai berubah pada suatu malam yang tak terduga.
Saat itu, Kazuto sedang pulang setelah bermain di rumah temannya. Jalanan kota yang biasanya ramai kini tampak sepi. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang tidak biasa sebuah bayangan gelap yang tampak seperti monster menyerang seorang pria di jalanan. Kazuto merasa aneh karena tak ada seorang pun yang tampak menyadari kejadian itu, seolah semuanya tak melihat apa yang sedang terjadi.
Rasa penasaran dan kekhawatiran mulai menguasai dirinya. Kazuto melangkah lebih dekat, namun tiba-tiba makhluk itu berbalik dan melihatnya. Sosok itu memiliki mata yang menyala merah, dan dalam sekejap, makhluk itu melesat menuju Kazuto dengan kecepatan luar biasa.
Namun, sebelum makhluk itu bisa menyerangnya, seorang pria berjubah putih dengan corak hitam tiba-tiba muncul di antara mereka. Sosok itu mengeluarkan kekuatan yang mengesankan dan dengan mudah mengusir makhluk itu. Mata pria tersebut bercahaya biru, tampak memancarkan sesuatu.
Pria itu kemudian menatap Kazuto dengan tatapan serius. "Kau tidak bisa melarikan diri darinya," ujar pria itu dengan suara tenang.
"Siapa... siapa kamu?" tanya Kazuto dengan suara gemetar, kebingungannya makin mendalam.
Pria itu menjawab, "Aku? Kau akan segera menemukan jawabannya."
Kazuto masih merasa linglung setelah peristiwa itu. Tubuhnya gemetar, dan matanya tak bisa lepas dari pria berjubah putih yang tampaknya begitu tenang menghadapi ancaman yang baru saja muncul. Meskipun ia sudah menyaksikan kekuatan luar biasa yang dimiliki pria itu, pertanyaan-pertanyaan di kepalanya masih terus membayangi.
Pria berjubah putih itu menatap Kazuto dengan tatapan yang penuh makna. "Jangan khawatir, aku akan menjelaskan semuanya," kata pria itu sambil menyeringai tipis. "Tapi, sebelum itu, ada baiknya kita makan dulu. Aku rasa kau pasti lapar setelah semua yang terjadi."
Kazuto sedikit bingung, tetapi ia tak bisa mengabaikan rasa lapar yang mulai terasa setelah seharian bermain. "Makan?" tanya Kazuto, seolah mengonfirmasi. "Kau ingin makan malam bersamaku sekarang?"
"Kenapa tidak?" jawab pria itu dengan nada santai, yang mengejutkan Kazuto karena sikapnya yang begitu ringan di tengah situasi yang tegang. "Pikirkan ini sebagai kesempatan untuk beristirahat sejenak. Kau pasti punya banyak pertanyaan. Aku akan menjawab semuanya setelah makan."
Setelah beberapa detik kebingungan, Kazuto akhirnya mengangguk. Meskipun ia merasa ada yang janggal, rasa lapar yang semakin mendesak membuatnya tak bisa menolak.
Pria itu memimpin Kazuto ke sebuah restoran kecil yang ada di dekat situ. Restoran tersebut tampak biasa, tidak ada yang istimewa, namun suasananya terasa agak aneh, seperti ada sesuatu yang tersembunyi di balik setiap sudut. Mereka duduk di sebuah meja dekat jendela, dan mulai memesan makanan dengan santai.
"Jadi," kata Pria itu setelah beberapa menit mereka duduk dan makanan mulai datang, "namaku Byakuen Toshiro. Aku adalah seorang Kapten dari organisasi bernama Celestial. Dan kau, Kazuto, adalah seseorang yang sangat penting."
Kazuto masih kebingungan. "Aku? Penting? Apa maksudmu?" tanyanya, mencoba memahami kata-kata Toshiro.
Toshiro menatapnya sejenak, lalu berkata, "Kau bisa melihat roh, Kazuto. Itu adalah kemampuan yang langka. Hanya sedikit orang yang bisa merasakannya. Dan sepertinya, ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi, yang melibatkan dirimu."
Kazuto menelan makanannya dengan susah payah, berusaha menyerap semua informasi yang baru saja didengar. "Aku melihat roh?" gumam Kazuto. "Apa maksudmu dengan itu?"
"Roh pendendam atau yang kami sebut sebagai Serei, semua itu adalah bagian dari dunia yang tak terlihat oleh kebanyakan orang," jawab Toshiro sambil meminum tehnya dengan santai. "Tapi kau, Kazuto, bisa melihatnya. Dan itu artinya, kau terhubung dengan dunia yang sangat berbeda dari yang kau kenal."
Kazuto merasa kepalanya pusing mendengar penjelasan itu. "Jadi... itu monster tadi? Itu Serei?"
Toshiro mengangguk. "Ya, di sekitar kita hidup ini terdapat 2 jenis roh, yaitu roh biasa yang dahulu nya adalah manusia yang meninggal, lalu ada Serei makhluk yang terlahir dari energi negatif manusia. Mereka sering kali mengancam orang-orang yang tak dapat melihat atau merasakannya. Mereka bisa menyerang kapan saja, seperti yang kau saksikan tadi."
Kemudian Toshiro melanjutkan penjelasan. "Alasan Serei menyerang mahkluk hidup adalah untuk mengambil energi kehidupan yang kita sebagai makluk hidup punya. Energi itu disebut Ryoku."
Kazuto merasa kesal dengan penjelasan yang tidak sepenuhnya masuk akal. "Jadi, apa yang harus aku lakukan? Aku bukan siapa-siapa. Aku cuma seorang anak biasa."
Toshiro tersenyum tipis. "Itulah yang membuatmu keliru, dunia ini lebih besar dari yang kau pikirkan. Dan sekarang, kau punya kesempatan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar."
Kazuto terdiam sejenak. "Tapi aku cuma ingin hidup biasa. Aku tidak ingin terlibat dalam segala hal aneh seperti ini."
Toshiro menatapnya dengan serius, matanya yang bercahaya biru menyiratkan kepercayaan yang mendalam. "Kau tidak bisa memilih untuk menghindar, Kazuto. Dunia ini penuh dengan ancaman yang tak terlihat. Dan sebagai seseorang yang bisa melihatnya, kau tidak bisa lagi berpura-pura tidak tahu."
Kazuto merasa ada tekanan berat yang mulai membebani dirinya, tetapi di sisi lain, ada juga rasa penasaran yang semakin tumbuh.
Toshiro melanjutkan, "Jika kau bergabung denganku, aku akan membantumu memahami kemampuanmu. Aku akan mengajarkanmu cara bertarung, cara mengendalikan kekuatan yang ada dalam dirimu."
"Aku... aku tidak tahu," jawab Kazuto, sedikit ragu.
Toshiro mendekat, memberi Kazuto tatapan serius penuh keyakinan. "Kau tidak perlu tahu segalanya sekarang. Tapi ingat, pilihanmu akan menentukan bagaimana dunia ini akan berjalan."
Kazuto bingung dengan segala yang baru saja terjadi..
Kemudian Toshiro memberikan sebuah kartu identitas kepada Kazuto.
"Ini ambil lah, jika kau perlu sesuatu atau sudah menentukan pilihan hidup mu kemudian kau bisa menghubungiku"
Melihat Kazuto yang nampak lesu Toshiro berkata. "Santai saja aku tidak akan memaksa mu, pikirkan baik-baik tujuanmu"
Dengan sedikit kebingungan, Kazuto pulang ke rumah, melewati jalan-jalan Kota Hirakawa yang tampak sepi malam itu. Rumahnya, meski sederhana, adalah tempat yang memberinya kenyamanan setelah hari-hari yang penuh kejutan ini. Ketika sampai di rumah, ia menemukan ibunya sedang beristirahat. Seperti biasa, Kazuto tidak memberitahukan apapun tentang kejadian tadi, memilih untuk diam dan membiarkan pikiran-pikirannya melayang.
Malam itu, ia merasa sangat lelah. Kejadian yang baru saja ia saksikan pertarungan dengan makhluk yang disebut Serei dan pertemuan dengan Byakuen Toshiro semua itu terasa seperti mimpi buruk. Tubuhnya terasa berat, dan ia hanya ingin tidur untuk menghilangkan perasaan cemas yang membayangi pikirannya.
Namun, meskipun tubuhnya lelah, pikirannya tetap terjaga. Kazuto merenung di dalam kegelapan kamarnya, mencoba menyusun kembali semua potongan informasi yang baru saja ia terima. "Serei ya?" gumamnya, mengingat makhluk yang hampir menyerangnya tadi. "Apa itu sebenarnya? Dan kenapa aku bisa melihat mereka?"
Rasa penasaran itu terus menghantuinya, tapi rasa kantuk akhirnya mengalahkan segalanya, dan perlahan-lahan, Kazuto terlelap tidur.
Beberapa hari berlalu sejak pertemuannya dengan Toshiro, dan Kazuto mulai kembali ke rutinitas sehari-harinya. Ia berusaha melupakan kejadian yang telah mengguncang hidupnya. Semua tampak kembali normal sekolah, belajar, dan menghabiskan waktu bersama teman-teman. Namun, perasaan aneh masih terus menggelayuti dirinya, seperti ada sesuatu yang hilang, seperti ada bagian dari dirinya yang belum terjawab.
Beberapa bulan sejak saat itu kini Kazuto telah lulus SMP. Kazuto berusaha mencari hal yang ingin dia lakukan sehabis ini. Di kamar Kazuto berbaring di tempat tidur, memandangi langit-langit kamar yang gelap. Ia merasa sepi, bahkan lebih sepi dari biasanya. Tiba-tiba, ia teringat sesuatu yang ia hampir lupakan. Sebuah kartu yang diberikan oleh Toshiro, pria berjubah putih yang tampaknya tahu lebih banyak tentang dirinya daripada yang ia inginkan. Kartu itu berada di saku celana panjang yang tidak pernah dia pakai lagi sekarang.
Kazuto merogoh saku celananya dan mengeluarkan kartu itu. Ia menatap nomor yang tertera di kartu tersebut, ingatannya kembali kepada pertemuan mereka di restoran. "Jika kau berubah pikiran, hubungi aku," kata Toshiro waktu itu. "Kau akan segera tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Tanpa berpikir panjang, Kazuto pun memasukkan nomor tersebut ke dalam ponselnya. Jarinya gemetar sedikit saat menekan tombol panggilan. Tapi yang aneh adalah, ketika panggilan tersambung, suara yang terdengar bukanlah suara orang yang biasa.
"Nomor ini tidak terdaftar," suara itu mengatakan dengan nada datar. "Namun, Anda akan diarahkan ke... SMK Penyihir Ryoku."
Kazuto merasa bingung. "SMK Penyihir Ryoku? Apa itu?" pikirnya, berusaha mencerna kata-kata tersebut. Ia segera mencari informasi tentang SMK Penyihir Ryoku di internet, tetapi yang ia temukan jauh dari yang ia harapkan.
Di beberapa forum misterius, ia membaca tentang sekolah yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. SMK Penyihir Ryoku, sekolah untuk mereka yang memiliki kemampuan khusus, tempat untuk belajar mengendalikan kekuatan Ryoku sebuah kekuatan misterius yang terkait dengan dunia roh. Kazuto tidak tahu apa yang harus ia pikirkan. Semua yang ia baca terasa seperti lelucon.
Dengan rasa bingung yang semakin mendalam, Kazuto merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang menantinya. Sesuatu yang mungkin terkait dengan kekuatan yang ia miliki, sesuatu yang telah tersembunyi selama ini.
Informasi telah terungkap:
"Sejak ribuan tahun yang lalu, Serei dan Manusia hidup berdampingan bersama, oleh karna itu Penyihir Ryoku tercipta. Untuk menjaga kestabilan esensi dunia, ketiga nya dibutuhkan."