Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kai Valerian: Petualangan Di Aevonia

billhq
--
chs / week
--
NOT RATINGS
300
Views
Synopsis
Dunia isekai, kekuatan, kekayaan, wanita, semua ada disini
VIEW MORE

Chapter 1 - Aevonia

Bau alkohol menyengat hidung Ren saat ia menyeret langkah gontai keluar dari bar. Jam dinding di seberang jalan menunjukkan pukul tiga pagi. Jalanan lengang, hanya diterangi lampu-lampu temaram yang berkedip-kedip.

Ren, 28 tahun, pengangguran, dan sendirian. Keluarga? Sudah lama meninggalkannya. Pacar? Jangankan pacar, teman kencan pun tak pernah ia miliki. Hidupnya hampa, sebuah rutinitas tanpa tujuan yang diisi dengan menenggak alkohol murahan di bar sampai kesadarannya hilang.

"Setidaknya, aku tidak punya penyesalan," gumamnya dalam hati, sembari menyeka sisa muntahan di sudut bibirnya. "Tapi, andai bisa hidup kembali..."

Langkahnya terhenti. Di ujung gang sempit, ia melihat sekelompok pemuda sedang berkelahi. Kilatan pisau berkelebat di bawah cahaya remang-remang. Ren berusaha memutar balik, namun terlambat. Sebuah pisau menancap di dadanya.

Pandangannya kabur. Tubuhnya ambruk. Di ambang kesadaran yang menipis, ia berharap, "Jika ada kesempatan kedua, aku ingin mengubah hidupku..."

Saat kesadaran Ren mulai kembali, ia merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Perlahan ia membuka mata, dan yang pertama kali ia lihat adalah langit-langit kamar yang dihiasi ukiran rumit berlapis emas. Ia mengerjapkan mata, kebingungan.

"Di mana aku?" gumamnya, suaranya terdengar serak.

Ia mencoba bangun, namun tubuhnya terasa lemas. Saat itulah ia menyadari bahwa ia berada di atas sebuah ranjang berkanopi dengan tirai sutra yang mewah. Sprei halus dan bantal empuk menyelimuti tubuhnya. Ruangan itu dipenuhi perabotan antik dan hiasan mahal. Jelas ini bukanlah bar kumuh tempat ia biasa menghilangkan kesadaran.

Tiba-tiba, sebuah panel hologram muncul di hadapannya.

[ Selamat datang, Tuan Rumah. Anda adalah seorang petualang di kerajaan Aevonia. Kekaisaran Nagladon mengancam eksistensi kerajaanmu, begitu juga dengan kerajaan Xin Han yang berdiri sebagai negara penyangga antara Aevonia dan Nagladon. Anda baru saja pindah ke Universitas Aetheria, akademi paling bergengsi di seluruh kerajaan. Anda akan dihadapkan pada pilihan ketrampilan. ]

[ PILIH SALAH SATU UNTUK MENJADI KELAS ANDA:

1. Pendekar Pedang (Dua tangan, Pedang dan Perisai, atau Pedang Ganda)

2. Pembela Perisai (Lapis Baja)

3. Penyihir (Sihir Terang dan Gelap)

4. Penembak Jitu (Senapan atau Busur, bisa Magis atau Fisik)

5. Monk (Pertarungan Tak Bersenjata, bisa ofensif, defensif, atau campuran keduanya)

6. Dragoon (Tombak/Tombak, mobilitas tinggi dan cepat, tetapi murni menyerang)

7. Paladin (Memegang palu, hibrida pertahanan/penyerangan) ]

[ Apapun pilihan Anda, Anda akan menguasai semua ketrampilan, anggap saja ini hanya sebuah formalitas. Silakan Tuan Rumah memilih. ]

Ren tertegun. Ia menatap panel hologram itu dengan tidak percaya.

"Apakah ini... sebuah sistem?" gumamnya. "Apakah aku benar-benar hidup kembali?"

[ Betul, Tuan. Saya adalah sistem yang akan membantu Anda untuk mewujudkan mimpi Anda. Saya akan menjelaskan semua yang Anda tanyakan. ]

[ Anda hidup kembali di sebuah dunia yang berbeda dari bumi, dunia ini memiliki nama Aevonia. Di dunia ini (Aevonia) sangat berbeda dengan bumi, di sini memiliki sebuah Mana atau bisa disebut sihir. Di sini terdapat berbagai kelas seperti Pendekar Pedang, Pembela Perisai, Penyihir, Penembak Jitu, Monk, Dragoon, Paladin. Dan di dunia ini terdapat berbagai kerajaan yang berkuasa seperti Kerajaan Aevonia, Kekaisaran Nagladon, Kerajaan Xin Han, dan kerajaan lainnya. Tuan terlahir kembali di dunia ini dan Tuan memasuki tubuh seorang pemuda bernama... ]

Sistem terhenti sejenak.

[ ... Kai Valerian. Pewaris keluarga Valerian, keluarga bangsawan terkaya di Aevonia. ]

Ren, atau sekarang Kai, mencerna semua informasi itu dengan perlahan. Ia hidup kembali. Di dunia yang berbeda. Dengan sistem ajaib. Dan ia adalah seorang bangsawan kaya raya. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

"Bakat yang tidak terbatas, katamu?" tanyanya pada sistem.

[ Benar, Tuan. Tubuh Kai Valerian memiliki potensi untuk menguasai apapun. Sihir, pedang, politik, seni, apapun yang Anda inginkan. ]

Senyum perlahan mengembang di bibir Kai. Kesempatan kedua. Kehidupan baru. Dan ia akan menggunakannya dengan sebaik-baiknya.

"Baiklah, Sistem," ujarnya dengan mantap. "Mari kita mulai."

Kai menatap panel hologram yang masih melayang di hadapannya. Ia mencoba menyentuhnya dengan jari, dan panel itu bereaksi. Tampilannya berubah, menampilkan serangkaian angka dan informasi yang membingungkan.

[ Status Tuan Rumah:

Nama: Kai Valerian

Level: 1

Kelas: Belum Dipilih

HP: 100/100

MP: 100/100

Kekuatan: 10

Ketahanan: 10

Agility: 10

Inteligensi: 10

Kebijaksanaan: 10

Kharisma: 10

Keterampilan Unik: Bakat Tidak Terbatas ]

Kai mengernyitkan dahi. "Apa arti semua ini?"

[ Status Tuan Rumah menunjukkan kondisi fisik dan mental Anda. Semakin tinggi angka-angka tersebut, semakin kuat Anda. Keterampilan Unik adalah kemampuan khusus yang Anda miliki. Dalam kasus Anda, Bakat Tidak Terbatas memungkinkan Anda untuk belajar dan menguasai apapun dengan cepat. ]

Kai tersenyum. "Kedengarannya menguntungkan." Ia kemudian menyentuh bagian lain dari panel hologram. Tampilan berubah lagi, kali ini menampilkan sebuah peta dengan beberapa tanda seru di atasnya.

[ Quest Tersedia:

1. Pergi ke Universitas Aetheria (Hadiah: 100 EXP, 100 Gold)

2. Bertemu dengan Rektor Universitas (Hadiah: 50 EXP, Pedang Pemula)

3. Ikuti Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru (Hadiah: 50 EXP, Ramuan HP) ]

"Universitas, ya?" gumam Kai. Ia mengingat informasi yang diberikan sistem sebelumnya. Aevonia, kerajaan, kekaisaran, sihir... semua itu terdengar seperti dunia dalam novel fantasi. Dan kini, ia berada di dalamnya.

Kai kembali mencoba bangun dari ranjang. Kali ini, ia berhasil duduk dengan sedikit kesulitan. Ia melihat sekeliling kamar dengan lebih seksama. Kamar itu sangat luas, dengan jendela-jendela besar yang menampilkan pemandangan sebuah taman yang indah. Sinar matahari pagi menembus masuk, menyinari debu-debu yang berterbangan di udara.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Seorang pria paruh baya dengan pakaian pelayan masuk. Ia terlihat terkejut melihat Kai sudah bangun.

"Tuan Kai!" serunya. "Anda sudah siuman! Syukurlah!"

Kai menatap pria itu dengan bingung. "Siapa kau?"

"Saya Bernard, Tuan. Pelayan Anda."

"Pelayan?" Kai mengangkat sebuah alis. Ia benar-benar seorang bangsawan kaya raya sekarang.

"Ya, Tuan. Apakah Anda membutuhkan sesuatu?"

Kai merenung sejenak. Ia harus beradaptasi dengan kehidupan barunya ini. Dan langkah pertama adalah...

"Ya, Bernard," ujarnya. "Aku ingin mandi dan sarapan. Setelah itu, antar aku ke Universitas Aetheria."

Setelah mandi dan sarapan dengan hidangan mewah yang belum pernah ia cicipi sebelumnya, Kai bersiap untuk pergi ke Universitas Aetheria. Bernard, sang pelayan, telah menyiapkan kereta kuda yang megah dengan lambang keluarga Valerian terpampang di pintunya.

"Universitas Aetheria terletak di jantung kota Aethoria, Tuan," jelas Bernard sambil membukakan pintu kereta. "Perjalanan akan memakan waktu sekitar satu jam."

Kai mengangguk dan melangkah masuk ke dalam kereta. Interiornya tak kalah mewah dari kamarnya, dengan jok beludru merah dan hiasan ukiran emas. Ia merasa seperti bangsawan sungguhan, sebuah pengalaman yang jauh berbeda dari kehidupannya yang dulu.

Kereta pun melaju meninggalkan halaman mansion. Kai memperhatikan pemandangan di luar jendela dengan rasa ingin tahu. Jalanan kota Aethoria ramai dengan aktivitas. Ia melihat berbagai macam orang, mulai dari pedagang kaki lima hingga ksatria berbaju zirah. Bangunan-bangunan di kota itu pun beragam, ada yang bergaya klasik dengan pilar-pilar tinggi, ada pula yang modern dengan kaca-kaca besar.

Namun, yang paling menarik perhatian Kai adalah keberadaan makhluk-makhluk fantastis yang berlalu-lalang di antara manusia. Ia melihat elf dengan telinga runcing, dwarf berjanggut panjang, bahkan sesosok manusia serigala yang berjalan tegap di tengah keramaian.

"Bernard," panggil Kai. "Apakah keberadaan makhluk-makhluk seperti itu adalah hal biasa di dunia ini?"

"Tentu saja, Tuan," jawab Bernard. "Di Aevonia, berbagai ras hidup berdampingan. Ada manusia, elf, dwarf, beastfolk, dan masih banyak lagi."

Kai mengangguk, semakin takjub dengan dunia barunya. Ia tak sabar untuk menjelajahi Aevonia dan mengungkap semua rahasianya.

Tiba-tiba, kereta berhenti mendadak. Kai terdorong ke depan, nyaris menabrak dinding kereta.

"Ada apa?" tanyanya.

"Sepertinya ada gangguan di depan, Tuan," jawab Bernard dengan nada khawatir.

Kai mengintip dari jendela. Ia melihat kerumunan orang berkumpul di tengah jalan, menghalangi laju kereta. Di tengah kerumunan, ia melihat seorang gadis berjubah hitam dikelilingi oleh beberapa orang berpakaian seperti penjaga kota.

"Bernard, berhentikan kereta di pinggir jalan," perintah Kai. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dan ingin tahu lebih lanjut.

Kai meloncat turun dari kereta kuda dan menerobos kerumunan orang yang berkumpul di tengah jalan. Ia penasaran ingin tahu apa yang sedang terjadi.

"Minggir! Permisi!" serunya sambil menunjukkan cincin keluarga Valerian yang melingkar di jarinya. Orang-orang segera memberi jalan, seolah mengenali lambang kebangsawanan itu.

Di tengah kerumunan, ia melihat seorang gadis berjubah hitam tengah dikelilingi oleh beberapa penjaga kota. Gadis itu memiliki rambut perak panjang yang terurai sampai pinggang dan mata biru tajam yang memancarkan aura kekuatan. Wajahnya cantik, namun dipenuhi kemarahan dan ketakutan.

"Lepaskan aku!" teriak gadis itu dengan suara lantang. "Kalian tidak berhak menahanku!"

"Anda dituduh mempraktikkan sihir gelap, Yang Mulia Putri," kata salah satu penjaga dengan nada dingin. "Anda harus ikut kami ke istana untuk diinterogasi."

Kai tertegun. Putri? Jadi, gadis itu adalah seorang putri kerajaan. Tapi mengapa ia dituduh menggunakan sihir gelap?

Gadis itu menatap para penjaga dengan tatapan menantang. "Aku tidak takut padamu! Aku tidak melakukan apapun yang salah!"

Tiba-tiba, sebuah bola api muncul di tangan gadis itu. Para penjaga mundur dengan kaget. Kerumunan orang-orang pun bersorak ketakutan.

"Aku bilang, lepaskan aku!" teriak gadis itu lagi. Bola api di tangannya semakin membesar.

Kai merasakan adrenalin terpacu. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia ingin membantu gadis itu, tetapi ia juga tidak ingin terlibat dalam urusan politik kerajaan.

Namun, sebelum ia sempat memutuskan, gadis itu melemparkan bola api ke arah para penjaga. Para penjaga berteriak dan menghindar. Bola api itu meledak di tanah, menimbulkan kebakaran kecil.

Situasi semakin kacau. Orang-orang berlarian ketakutan. Para penjaga kehilangan kendali. Dan gadis itu terlihat semakin terpojok.

Kai tahu ia harus bertindak. Ia tidak bisa membiarkan gadis itu terluka.

___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

terimakasih untuk kalian yang sudah membaca, jangan lupa tekan tombol like dan favorit yaa~

itu akan sangat membantuku.

terimakasih.