Bab 2: Melindungi Sang Putri
Melihat gadis itu terdesak, Kai memutuskan untuk bertindak. Ia tidak bisa hanya diam saja melihat ketidakadilan terjadi di depan matanya. Ia melangkah maju, berdiri di antara gadis itu dan para penjaga.
"Hentikan!" teriak Kai dengan suara lantang. "Kalian tidak bisa memperlakukan seorang putri seperti ini!"
Para penjaga menatap Kai dengan pandangan terkejut.
"Siapa kau?" tanya salah satu penjaga dengan nada kasar. "Jangan ikut campur urusan kami!"
"Namaku Kai Valerian," jawab Kai dengan tegas. "Dan aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti gadis ini."
"Valerian?" seru penjaga itu dengan nada sedikit takut. Ia tampaknya mengenali nama keluarga Kai.
Kai tidak memedulikan reaksi penjaga itu. Ia fokus pada gadis berambut perak di belakangnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kai.
Gadis itu menatap Kai dengan tatapan terkejut bercampur curiga. "Siapa kau? Mengapa kau membantuku?"
"Tidak penting siapa aku," jawab Kai. "Yang penting sekarang adalah kau aman."
Kai merasakan adrenalin mengalir deras di tubuhnya. Ia belum pernah terlibat dalam perkelahian sebelumnya, apalagi melawan penjaga kerajaan. Tapi ia tidak punya pilihan lain. Ia harus melindungi gadis itu.
[ Tuan Rumah, Anda dapat memilih kelas sekarang, ] suara sistem tiba-tiba terdengar di benaknya. [ Memilih kelas akan memberikan Anda akses ke keterampilan dan kemampuan khusus. ]
"Baiklah," batin Kai. "Aku pilih kelas Pendekar Pedang."
[ Kelas Pendekar Pedang telah dipilih, ] sistem mengumumkan. [ Anda sekarang dapat mengakses keterampilan dasar Pendekar Pedang. ]
Seketika, Kai merasakan gelombang energi mengalir ke seluruh tubuhnya. Ia merasa lebih kuat, lebih cepat, lebih lincah. Ia menggenggam erat tangannya, merasakan kekuatan yang tersimpan di dalamnya.
Para penjaga mulai kehilangan kesabaran.
"Kau sudah diperingatkan!" teriak salah satu penjaga. "Minggir atau kau akan merasakan akibatnya!"
Kai menyeringai. "Silakan coba."
Tanpa aba-aba, para penjaga menyerang Kai. Mereka menghunus pedang dan menyerang Kai dari berbagai arah. Kai dengan sigap menghindar dan menangkis serangan mereka. Ia bergerak dengan kecepatan dan kelincahan yang mengejutkan, seperti seorang pendekar berpengalaman.
Salah satu penjaga mencoba menusuk Kai dari samping, tapi Kai dengan cepat memutar tubuhnya dan menendang penjaga itu hingga terjatuh. Penjaga lain menyerang dari atas, tapi Kai menangkis pedangnya dan membalas dengan pukulan yang tepat mengenai rahang penjaga itu.
Kai bertarung dengan berani dan tak kenal takut. Ia menggunakan semua kemampuan yang ia miliki, baik dari kehidupan sebelumnya maupun dari sistem. Ia seperti seorang penari di medan perang, bergerak dengan anggun dan mematikan.
Para penjaga kewalahan menghadapi Kai. Mereka tidak menyangka pemuda yang terlihat lemah itu bisa sekuat ini. Satu per satu, mereka tumbang di tangan Kai.
Gadis berambut perak itu memperhatikan pertarungan dengan takjub. Ia tidak percaya Kai bisa mengalahkan para penjaga dengan mudah. Siapakah pemuda ini sebenarnya?
Kai merasakan adrenalin memompa deras di dalam dadanya. Ia belum pernah terlibat dalam pertarungan sebelumnya, namun kini ia berdiri di tengah kerumunan, berhadapan dengan para penjaga bersenjata. Ia harus melindungi gadis itu, putri kerajaan yang dituduh menggunakan sihir gelap.
"Mundur!" teriak Kai pada para penjaga. "Jangan coba-coba menyakiti dia!"
Para penjaga menertawakan Kai. "Kau pikir kau siapa, berani menantang kami?" ejek salah satu penjaga.
Kai tidak menjawab. Ia fokus pada gerakan para penjaga, siap menghindar dan menyerang. Ia mengingat keterampilan pedang yang baru saja ia dapatkan dari sistem.
Gunakan keterampilanmu, Kai, bisik sistem di benaknya. Kau lebih kuat dari yang kau kira.
Kai mengambil napas dalam-dalam dan menyerang. Ia bergerak dengan kecepatan dan kelincahan yang mengejutkan, menghindar dari tebasan pedang para penjaga dan membalas dengan serangan yang tepat sasaran. Pedangnya berkelebat, menebas dan menusuk, memaksa para penjaga untuk bertahan.
Para penjaga terkejut dengan kemampuan Kai. Mereka tidak menyangka pemuda yang terlihat lemah itu bisa sekuat ini. Satu per satu, mereka mulai terdesak.
Putri kerajaan yang berada di belakang Kai mengamati pertarungan dengan takjub. Ia tidak percaya ada orang asing yang berani membelanya. Siapa pemuda ini? Dan bagaimana ia bisa sekuat itu? pikirnya.
Di tengah pertarungan, Kai merasakan energi aneh mengalir di tubuhnya. Ia mengingat keterampilan uniknya, "Bakat Tidak Terbatas". Mungkinkah ia bisa menggunakan sihir juga?
Kai memfokuskan pikirannya dan membayangkan sebuah perisai energi muncul di sekitarnya. Dan benar saja, sebuah perisai transparan tiba-tiba muncul, melindungi dirinya dan sang putri dari serangan para penjaga.
Para penjaga terkejut melihat kemampuan Kai. Mereka belum pernah melihat sihir seperti itu sebelumnya. "Dia penyihir!" teriak salah satu penjaga. "Tangkap dia!"
Namun, Kai tidak memberi mereka kesempatan. Ia menggunakan perisai energinya untuk mendorong para penjaga mundur, kemudian menyerang dengan serangkaian tebasan pedang yang cepat dan mematikan. Dalam waktu singkat, semua penjaga telah terkapar di tanah.
Kai menoleh ke arah sang putri. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya.
Sang putri menatap Kai dengan mata berbinar. "Aku baik-baik saja, berkat kau. Terima kasih."
Kai tersenyum. "Sama-sama."
Tiba-tiba, sebuah suara keras terdengar dari kejauhan. Sebuah kereta kuda berhias lambang kerajaan mendekat dengan kecepatan tinggi. Kereta itu berhenti di dekat mereka, dan seorang pria paruh baya dengan pakaian kebangsawanan turun dari kereta.
"Elara!" teriak pria itu dengan nada khawatir. Ia berlari ke arah sang putri dan memeluknya erat. "Syukurlah kau selamat!"
Sang putri membalas pelukan pria itu. "Ayah!"
Kai mengamati keduanya dengan penasaran. Jadi, itu ayah sang putri, pikirnya. Sepertinya ia seorang bangsawan penting.
Pria itu melepaskan pelukannya dan menatap Kai dengan tatapan tajam. "Siapa kau?" tanyanya dengan nada curiga.
"Namaku Kai Valerian," jawab Kai. "Aku menyelamatkan putri Anda dari para penjaga."
Pria itu mengangkat sebuah alis. "Valerian? Kau dari keluarga Valerian?"
Kai mengangguk.
Pria itu tersenyum. "Terima kasih telah menyelamatkan putriku. Aku berhutang budi padamu."
Kai membalas senyum pria itu. "Tidak masalah. Aku hanya melakukan apa yang benar."
Pria paruh baya itu mengamati Kai dengan seksama, matanya yang tajam seolah ingin menembus sampai ke relung hati Kai. "Aku Raja Aevonia," ujarnya dengan suara berat. "Dan ini putriku, Elara."
Kai tertegun. Ia tidak menyangka telah menyelamatkan seorang putri, apalagi putri dari seorang raja! Ia segera membungkuk hormat. "Yang Mulia," sapanya.
Raja tersenyum tipis. "Kau telah berjasa besar pada kerajaan ini, Kai Valerian. Katakan, apa yang kau inginkan sebagai imbalan?"
Kai ragu sejenak. Ia tidak pernah berpikir untuk meminta imbalan. "Aku tidak butuh imbalan, Yang Mulia," jawabnya. "Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar."
Raja tertawa kecil. "Kau pemuda yang menarik. Baiklah, jika kau berubah pikiran, jangan ragu untuk datang ke istana. Pintu kami selalu terbuka untukmu."
Kai mengangguk. Ia melirik Elara, yang tampak memperhatikannya dengan rasa ingin tahu. Elara tersenyum tipis padanya, dan Kai merasakan pipinya sedikit memerah.
"Ayah," ujar Elara tiba-tiba. "Para penjaga itu menuduhku menggunakan sihir gelap. Padahal, aku tidak melakukannya!"
Raja mengerutkan kening. "Aku tahu, Elara. Dan aku akan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini." Ia menatap Kai. "Bisakah kau menceritakan apa yang kau lihat?"
Kai menceritakan kembali kejadian yang ia saksikan, mulai dari saat ia melihat Elara dikelilingi para penjaga hingga pertarungan mereka. Ia juga menjelaskan tentang kemampuan sihir Elara yang tiba-tiba muncul.
"Hmm," gumam Raja. "Kemampuan sihir Elara memang baru muncul beberapa hari ini, dan ia masih belum bisa mengendalikannya dengan baik. Tapi aku yakin, Elara tidak mungkin menggunakan sihir gelap."
"Lalu, siapa yang menjebaknya, Ayah?" tanya Elara.
Raja menghela napas. "Aku belum tahu pasti, Elara. Tapi aku curiga, ada seseorang yang ingin menjatuhkan keluarga kerajaan."
Kai mendengarkan percakapan mereka dengan saksama. Ia merasa ada sesuatu yang besar sedang terjadi di kerajaan ini. Dan ia, entah bagaimana, telah terseret ke dalamnya.
Tiba-tiba, sistem kembali bersuara di benak Kai.
[ Tuan Rumah, Anda telah menyelesaikan quest 'Melindungi Sang Putri'. Anda mendapatkan 100 EXP dan sebuah skill baru: 'Detect Evil'. ]
[ Skill 'Detect Evil' memungkinkan Anda untuk mendeteksi keberadaan energi jahat di sekitar Anda. ]
Kai tertegun. Ia tidak menyangka akan mendapatkan skill baru hanya dengan membantu seorang putri. Ia mencoba memfokuskan pikirannya, dan seketika ia merasakan energi aneh di sekitarnya. Energi itu terasa gelap dan mengancam, seperti aura kematian yang pernah ia rasakan saat ditikam di Bumi.
Kai menoleh ke arah sumber energi itu. Dan ia terkejut melihat energi itu berasal dari salah satu penjaga kerajaan yang terbaring di tanah. Penjaga itu tampak tidak sadarkan diri, namun aura jahat di sekelilingnya semakin kuat.
"Yang Mulia," ujar Kai dengan nada serius. "Kurasa ada yang tidak beres dengan penjaga itu."
Raja dan Elara mengikuti arah pandangan Kai.
Mereka melihat penjaga yang dimaksud, dan ekspresi mereka berubah menjadi terkejut.
"Apa itu?" tanya Elara dengan suara gemetar.
Sebelum Raja sempat menjawab, penjaga itu tiba-tiba membuka matanya. Matanya merah menyala, dan wajahnya dipenuhi amarah. Ia bangkit dari tanah dan menyerang Raja dengan pedang terhunus.
"Ayah!" teriak Elara.
Kai dengan sigap melompat ke depan Raja, menghalangi serangan penjaga itu. Pedangnya beradu dengan pedang penjaga itu, menimbulkan percikan api.
"Kai!" teriak Elara.
Kai bertarung dengan sekuat tenaga, namun ia merasakan kekuatan penjaga itu jauh lebih besar dari sebelumnya. Aura jahat yang menyelimuti penjaga itu memberinya kekuatan yang tidak wajar.
"Ini tidak mungkin," gumam Kai. "Kekuatannya meningkat drastis."
Sistem kembali bersuara di benak Kai.
[ Tuan Rumah, penjaga itu telah dirasuki oleh energi jahat. Anda harus mengalahkannya sebelum ia melukai orang lain. ]
Kai mengangguk. Ia harus mengalahkan penjaga itu, demi melindungi Raja dan Elara. Demi melindungi Aevonia.
Namun, lawan Kai kali ini bukanlah manusia biasa. Kekuatan jahat yang merasuki penjaga itu membuatnya bergerak lebih cepat, lebih kuat, dan lebih liar. Serangan-serangannya brutal dan tak kenal ampun.
Kai menghindar dan menangkis sebisa mungkin, namun ia mulai terdesak. Beberapa kali pedang penjaga itu nyaris mengenainya. Ia merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya.
[ Gunakan skill 'Detect Evil', Tuan Rumah, ] sistem mengingatkan. [ Skill itu dapat membantu Anda menemukan kelemahan musuh. ]
Kai memfokuskan pikirannya, mengaktifkan skill 'Detect Evil'. Seketika, ia melihat aura jahat yang menyelimuti penjaga itu berdenyut tak teratur. Ada satu titik di dada penjaga itu di mana aura jahat itu terlihat paling lemah.
Itu dia kelemahannya! pikir Kai.
Dengan sekuat tenaga, Kai menyerang titik lemah itu. Pedangnya menembus baju zirah penjaga itu dan menancap tepat di dadanya. Penjaga itu menjerit kesakitan, aura jahat di sekelilingnya berkedip-kedip dan kemudian menghilang. Tubuh penjaga itu ambruk ke tanah, tak bernyawa.
Kai menarik napas lega. Ia berhasil mengalahkan penjaga itu. Ia menoleh ke arah Raja dan Elara, yang tampak terkejut melihat kejadian itu.
"Apakah kau baik-baik saja, Kai?" tanya Elara dengan nada khawatir.
Kai tersenyum lemah. "Aku baik-baik saja." Ia merasakan tubuhnya lemas dan luka-luka. Pertarungan itu menghabiskan banyak tenaga.
Raja mendekat dan menepuk bahu Kai. "Kau telah menyelamatkan kami, Kai Valerian. Kami berhutang nyawa padamu."
Kai membungkuk hormat. "Itu kewajiban saya, Yang Mulia."
Raja tersenyum. "Kau pemuda yang berani dan terhormat. Aku ingin kau menjadi ksatria kerajaan."
Kai terkejut. "Ksatria kerajaan?"
"Ya," jawab Raja. "Kau memiliki bakat yang luar biasa. Kau akan menjadi aset berharga bagi kerajaan ini."
Kai merenung sejenak. Menjadi ksatria kerajaan... itu adalah kehormatan besar. Tapi apakah ia siap untuk tanggung jawab sebesar itu?
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
terimakasih untuk kalian yang sudah membaca, jangan lupa tekan tombol like dan favorit yaa~
itu akan sangat membantuku.
terimakasih.