Aku, diumurku yang ke 25. banyak penyesalan yang kulalui namun tidak boleh ku sesali. Banyak hal indah namun tidak dapat menutupi luka yang kurasakan. Hari ini kembali bendung kesabaranku retak, menyakiti hatinya, menyakiti hati buah hati kami. Tak sedikit waktu ku berfikir dan berharap bisa kembali ke 10 tahun lalu ketika aku berumur 15 tahun. Ketika aku ingin segera dewasa, ketika aku lelah dengan tugas yang menumpuk dan ketika uang 100.000 terasa begitu banyak untuk kugunakan selama 1 minggu.
Yah..... masa dimana aku masi bersinar (?) kini aku hidup dengan keyakinan yang kuukir dalam dada, Walau tulang ku remuk, walah tubuhku hancur dan rusak, dan walau kesadaran ku terus memudar, aku akan terus maju, bukan untuk diriku, tapi untuk mereka, nafas-nafas kehidupan ku. Buah hati ku, buah cinta ku.
Hai, kalian bisa mengenal ku dengan nama Arisha Igarashi, atau Igarashi A. atau bagaimana kalau memanggil ku Arisha? Novel ini mungkin tidak akan membuat mu pergi menuju imajinasi manis tentang romansa, atau jalan cerita mendebarkan dengan ending berkesan. Karena akupun tidak tau kemana ending cerita ini akan membawaku. Yah.... Novel ini tentang aku, tentang hidup ku, tentang perjalanan dan perjuangan ku. Yang kubagikan dalam untaian kata, sebagai gambaran untuk mu, bahwa tidak semua kisah ditulis dengan kejelasan, tidak semua kisah penuh drama dan romansa yang menuju happy ending.
Jika kamu masi membaca sampai sini, mungkin kau sudah siap untuk mengikuti alur panjang tanpa kepastian bersama ku.
Aku memulai tulisan ini di puncak kelelahan ku, menatap 2 buah hatiku bermain dan laki-laki pilihan ku tertidur di dekat ku. semua berjalan seperti biasanya, yah terlihat seperti itu.... walau sebenarnya kami tidak pernah baik-baik saja...
Kami saling menyakiti, bertahan diatas perahu yang rusak demi anak-anak manis yang tertawa dan menyanyi tanpa beban.
Aku pernah mencintainya, tapi kalau sekarang ditanya apakah aku mencintainya? aku tidak tau harus menjawab apa, karena ketika memikirkan Dia dan kata cinta ada sesuatu yang menggelitik di dadaku, memompa untaian air mata mengalir dari mata ku.
Tapi mungkin, apa yang kurasakan saat ini itu semua karma ku dimasa lalu. dosa yang kuberikan pada Dia.
Daripada memulai kisah ini dari pertama kali aku mengambil keputusan, bagaimana kalau aku ceritakan masa yang kurindukan???
Yah... 10 tahun lalu ketika aku berusia 15 tahun, duduk di bangku SMA. masa keemasan, yang dulu kuanggap sampah.