kembali ke masa kini, 2024. Tau tidak kenapa judul buku ini Rasi Bintang ku? padahal sejak awal aku tidak pernah membahas tentang bintang dan antariksa. Masaharu memang suka dengan hal-hal yang berbau astronomi, dan aku menyukai apa yang dia sukai. Tapi bukan ini alasan judul buku ini.
Bagiku, Rasi bintang ku adalah kumpulan bintang yang kutinggalkan menjadi jejak hidup ku. Tiap bintang merupakan hasil setiap keputusan dan jalan yang kupilih. Tiap dari mereka berbeda, memiliki pancaran cahaya dan warna yang tidak sama. apakah Masaharu bagian dari Rasi bintang ku? yah... dia adalah bintang yang paling terang. bahkan dia adalah pusat dari Rasi Bintang Cinta ku. Benjamin? yah dia juga ada dalam rasi bintang itu. dengan warna samar yang hampir tidak terlihat, namun dia ada didalamnya.
Apakah Rasi Bintang ku adalah kumpulan penyesalan? bisa ya bisa tidak. Karena setiap bintang memiliki cerita masing-masing. memiliki rasa mereka sendiri, dan memiliki dampak dalam kehidulan ku dengan caranya sendiri-sendiri.
Apakah aku belum menceritakan diriku di usia 25 tahun? yah tahun ini aku berusia 25 tahun dengan dua orang malaikat kecil. Entah kenapa dititik ini aku kembali membongkar ingatan ku tentang bintang-bintang yang pernah bersinar dalam hidup ku. atau mungkin masih ada yang bersinar diantara mereka?
Suamiku saat ini merupakan salah satu Bintang juga dalam hidup ku. Bintang yang pernah bersinar dengan terangnya, namun kini setiap kutatap justru membuat hatiku sakit dan meneteskan air mata. Dihadapnnya aku selalu mencoba tersenyum, mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, dan dia juga selalu menganggap semua luka yang dia berikan sebagai angin lalu.
Aku hidup dengan luka yang dia berikan, aku tersenyum menyembunyikan luka yang mungkin dia anggap telah sembuh, padahal sesungguhnya hanya tertutupi oleh senyuman ku. Aku tertawa bersamanya, tersenyum bahkan mengucapkan kata cinta di telinganya, namun apa benar hatiku masih memiliki rasa padanya? setiap kali dia mencoba memberikan perhatian padaku hatiku sakit dan air mataku akan menetes... Ah... Hidup ku di usia 25 tahun.... dulu ini usia yang ku impikan, usia yang kudambakan. namun setelah sampai disini, aku sadar aku telah kehilangan banyak hal, ternyata dulu aku jauh lebih bahagia, mungkin...
sekali lagi aku tersadar, mungkin bukan suamiku yang salah, tapi aku dimasa lalu yang membuat semua ini terjadi. Jika saja dulu aku bisa menjaga hati, mungkin laki-laki yang menjadi suamiku ini juga akan menjaga hati ku dan menjaga kesucian pernikahan kami.
*****
Memoriku kembali pada masa SMA, dimana aku masuk asrama, dimana aku menyukai senior ku bernama Benjamin. tapi itu masih mending, hal paling jahat yang pernah aku lakukan adalah menyukai orang baik yang seharusnya bisa bersama sahabat ku.
kalian ingat salah satu sahabat ku bernama Irva, gadis baik lemot tapi tulus? yah ini tentang dia. Ada seorang senior yang juga kukagumi bersamaan dengan kak Benjamin, dia bertolak belakang dengan Kak Benjamin, dia baik, manis seperti coklat, dan dia peduli dengan angkatan ku. diantara semua senior, mungkin dia yang paling mentoleranai dan memanjakan angkatan ku. Dia Adrian. Kak Adrian yang baik, aku pernah menyalah pahami kebaikannya padaku.
Awalnya kukira aku spesial baginya, ternyata tidak, dia mendekatiku karena sahabat ku Irva. Dia selalu meminta update terbaru kondisi irva, kesukaan Irva bahkan meminta tolong didekatkan dengan sahabat ku itu. Kami bahkan semlat diisukan pacaran karena sering ketemu berdua, padahal kami membahas tentang Irva. Melihatnya yang perhatian membuatku menyukainya. orang yang jelas-jelas menyukai sahabat ku. waktu itu aku sempat mencoba membuat mereka dekat, namun ternyata Irva dekat dengan senior lain yang ternyata anggota Rohis atau Rohani Siswa, aku tau Irva suka dan memang sedang saling PDKT dengan Kak Kair. Aku sengaja memberikan harapan palsu pada kak Adrian karena tidak ingin hubungan kami berhenti, aku bahkan sempat kesal dengan sahabat ku itu. pikirku dia menyianyiakan kak Adrian padahal sudah sangat perhatian padanya. sampai aku meninggalkan sekolah asrama ku aku tidak pernah memberitahu kak Adrian kalau aku menyukainya. aku membungkus hubungan kami dalam embel Sahabat atau Adek-Kakak.
Tapi mungkin alasan aku tidak mengungkapkan perasaan ku, karena ada sesuatu dalam hatiku yang menahan ku. Yah aku masih ingat Masaharu. Aku salah karena menyukai bahkan terang-terangan mendekati orang lain, dengan alasan karena jarak dan jarang bertemu. Yah aku tau, dan aku baru menyesalinya ketika aku diumur 25 tahun.
Adrian merupakan salah satu dalam rasi bintangku, berwarna biru dengan pancaran yang hangat. namun berkerlap kerlip diantara semua bintang, itu karena sedikit rasa bersalahku pada sahabat ku. Sahabat yang bahkan samlai usia 25 tahun ku kami masih berhubungan baik, Sahabat yang mengetahui tentang 2 bintang yang kusimpan dan kusembunyikan dalam bab masa SMA ku yang singkat di SUPM.
Kepana singkat? apakah hanya ini bab SMA? oh tentu tidak. itu hanya sepenggal kisah dari masa SMA ku. aku bersekolah asrama hanya 1 semester, atau bahkan tidak cukup, karena penyakit ku, aku terpaksa berhenti sekolah dan pindah.
Aku menutup lembar Sekolah Asrama ku dengan sebuah puisi yang kutinggalkan di mading asrama. Saat itu aku menulisnya dengan tulus. saat itu aku tidak tau kalau umurku akan sampai di 25. Puisi itu kutinggalkan untuk kenangan manis di tempat itu. dan sebuah kado kecil untuk Adrian. Konon kata teman ku kita tidak boleh memberikan baju pada orang yang kita sukai, karena kita tidak akan bisa bertemu lahi dengannya. tapi aku melakukannya. Sebuah kado kecil untuk Adrian, kemeja batik berwarna merah dengan perpaduan warna kuning keemasan. Kuhadiahkan untuk Kakak ku selama di Asrama, sahabat dan cinta rahasiaku. Dan itu terakhir kali aku bertemu dengannya. Aku memberikan hadiah itu 1 hari sebelum aku pergi. disuatu malam dihari yang akupun tidak bisa mengingatnya. Didepan ruang makan yang sepi dengan cahaya bulan yang menyinari kami.
Aku bersekolah disana hanya 1 semester saja, karena aku harus menerima pengobatan di Makasaar. Dan di makassar lah, aku kembali bertemu dia, Dia yang kuhianati berkali-kali, dia yang selalu kembali di setiap sela waktunya hanya untuk bertemu dengan ku. Dia yang selalu menemani, mensupport ku. Masaharu.
Aku belum cerita yah? soal Masaharu yang kadang muncul diasrama malam hari. yah pengunjung boleh masuk sewaktu-waktu, utamanya malam hari. ditengah kuliahnya, dia kadang ke sekolah ku, membawa 2 atau 3 botol air mineral kemasan 1,5 liter, dan beberapa cemilan. bahkan dia juga meminjamkan laptop padaku saat itu. Bahkan dengan perhatian itu aku masih sempat menghianatinya.
Bahkan ketika penyakit ku semakin parah, dia terus ada untukku. Dia memang Bintang paling terang dalam rasi bintang ku, bahkan hingga usia ku 25 tahun, disaat rasa ku telah mati, hatiku telah rusak. Dia masih bersinar.
Benjamin dan Adrian jika aku harus menggambarkan mereka, mungkin aku lebih ke rasa kagum dengan sosok Benjamin, dan sedikit (?) terkesima dengan rupa dan perawakannya mungkin? Tapi jika berbicara Adrian, itu lebih seperti rasa sayang, iri, dan baper? walau dia baik ke semua orang dan kepadaku karena ingin dekat dengan sahabat ku, tapi saat itu aku tau satu hal yang pasti, aku tulus menyukainya. karena itu dia memiliki cahay yang hangat. dan memiliki warna yang berbeda dengan bintang lainnya. Yup... Adrian sedikit spesial, dengan kasus yang agak unik.