Chereads / Rasi Bintang Ku / Chapter 5 - Berpisah

Chapter 5 - Berpisah

Kembali ke masa kini di tahun 2025, tanpa sadar air mata ku kembali menetes, "ah. " akhir-akhir ini semakin sering. Mudah bagiku untuk tertawa tanpa perasaan, namun ketika aku sendiri, aku kembali tersadar bahwa luka ku semakin menganga. Berapa kali aku mencoba bangkit, berapa kali aku coba untuk memperbaiki, namun tetap saja sama tidak berubah.

Di tempat yang katanya adalah rumah ini. aku merasa kesepian. aku seperti menjadi boneka hidup yang bergerak hanya memenuhi peran yang diberikan pada ku. Dulu aku berfikir menikah itu indah, menjalin hubungan yang Halal itu sangat keren, membuat ku mengambil keputusan nekat yang mengubah hidup ku.

Sepertinya dulu aku terlalu sering melihat kisah romance yang happy ending, sehingga ekspektasiku terhadap rumah tangga juga setinggi itu. Kenapa coba dulu tidak ada Rahasia Ilahi yang sekarang banyak digemari ibu-ibu, dan kenapa baru sekarang banyak film dan drama tentang rumah tangga tak selamanya indah seperti the world of the merried atau izinkan aku selingkuh???

Dulu kata perpisahan tidak seberat saat ini, namun sekarang berpisah menjadi begitu sulit dan menyakitkan,karena jika aku memilih jalan itu, hanya aku yang akan kehilangan. aku tau itu.

Bicara tentang perpisahan, dulu aku juga pernah merasakannya, yah tahun terakhir dimasa Mts Ku.

Aku lulus dengan lancar seperti orang lain. sekolahku mengadakan acara perpisahan, itu pertamakalinya aku menggunakan kebaya dan mempoles diriku dengan make up tipis. Waktu itu merupakan waktu mendebarkan bagiku, karena aku akan memasuki dunia baru yaitu SMA. waktu MTS, anak SMA terlihat begitu dewasa, begitu keren, dan begitu berwarna. tidak sabar untuk menjadi bagian dari dunia putih abu-abu.

sepertinya pada vol awal aku pernah membahas sosok yang selalu mendukung ku kan? Sosok itu Masaharu, ingat waktu aku bermimpi menjadi penulis? satu-satunya orang yang menganggap itu bukan lelucon adalah Masaharu, dia mendengar ceritaku, bahkan membantu mengirim tulisan ku ke lomba menulis, dan Masaharu adalah satu-satunya orang yang waktu itu tau aku menang lomba menulis, walau hanya masuk 10 karya terbaik dan bukan posisi 1,2 atau 3. Yah Masaharu selalu memberiku support dan mendukung ku.

Bahkan ketika cita-citaku selalu berubah. dan di ujung tahun Mts ku, aku memutuskan untuk masuk sekolah pelayaran. Saat itu aku berdikir berlayar adalah jati diriku, aku ingin mengarungi lautan luas, mendatangi tanah yang tidak pernah kupijak, dan saat itu bagiku Pelayaran itu keren. Apalagi coba? bajunya keren, ada lencana-lencana dan pangkatnya. cewek-ceweknya juga keren dengan potongan rambut pendek dan celana. intinya saat itu aku sangat ingin sekolah pekayaran.

Dan di saat itulah aku mulai egois, tentu sekolah pelayaran tidak murah, apalagi yang ingin kumasuki adalah sekolah swasta, karena hanya itu sekolah kelautan yang kutau di kota ku. Banyak yang menentang keputusan ku, namun Masaharu tetap berada di sisih ku, menduung ku, dan mensuport impian ku itu, walau keluarga ku menentang hal itu. Tapi aku tetap mecobanya, dan yah... aku lolos sampai tahap terakhir, dan aku harus mengeluarkan uang 3juta rupiah untuk tes terakhir.

Air mata ku tiba-tiba berlinang mengingat hari itu, suamiku yang muncul dari belakang melihat ku menangis dan bertanya "kamu kenapa?" mendengar suaranya, segera kuhapus air mataku dan berkata "tidak ada apa-apa". dan laki-laki itu hanya diam lalu pergi, tidak bertanya lebih jauh atau sekedar peduli. Yah dia tidak seperti yang dulu... saat memoriku mengingat masa menyakitkan, kembali laki-laki ini menorehkan luka diatas luka yang telah mengaga. dia selalu begitu, dan entah sejak kapan hubungan kami menjadi sedingin ini.

kembali ingatan ku kembali ke masa itu, aku sampai marah ke ibu ku yang seorang janda, karena ingin bersekolah di sekolah swasta itu, saat itu ibuku tidak memiliki uang sebanyak itu. dimana aku 6 bersaudara dan kami semua bersekolah dan ibuku hanya mengharapkan gaji pensiun ayah ku. Ah... jika saja aku bisa kembali ke masa itu. aku menyesali sikap keras kepalaku kala itu. Walau akhirnya aku tidak bersekokah di sana, dan justru berhasil lolos di sekolah perikanan dan kelautan Negeri.

Aku ingat saat aku gagal masuk skolah swasta impian ku itu, aku tidak menyerah dan mencari jalur lain dan orang yang membantuku menemukan jalan itu adalah dia, Masaharu, dia membantuku mencati informasi dan akhirnya aku menemukannya. Sekolah Pelayaran dan Perikanan Negeri. yah aku mendaftar dan kembali lolos seleksi. walau pada akhirnya aku mendapat jurusan budidaya perikanan dan bukan teknik kelautan tapi aku menerimanya saja.

entah dinama ibuku saat itu mendapatkan uang untuk membayar uang awal masuk sekolah. tapi berbeda dengan swasta, uang 3juta ini untuk membayar perlengkapan sekolah mulai dari seragam, kasur, seprei, hingga peralatan lainnya. dan hanya dibayar diawal. bukan uang SPP seperti sekolah swasta yang awalnya aku minati.

disinilah awal mula aku dan Masahru LDR. dan LDR yang sangat jauh. Masaharu kuliah di Makassar, meninggalkan kota kecil dimana kami mengukir banyak kisah. dan aku memilih masuk sekolah perikanan yang mana itu asrama, dan aku hanya pulang sabtu minggu saja. Disinilah awal karmaku dimulai.

Dimulai dari perpisahan LDR kami. ah... aku ingat saat aku akan masuk asrama, Masaharu tidak ada, dia sehari lebih awal ke Makassar. sehari sebelum keberangkatannya kami bertemu di Taman Kota, bercerita anime rekomended, dan akhirnya bercerita tentang kami nanti.

"Kak, besok sudah ke Makassar yah?" ucapku padanya, saat kami mulai duduk di bangku taman dekat sangkar burung besar yang tidak ada burung didalamnya.

"Iya, lusa adek juga mulai asrama kan ?"

"Iya" ucapku pelan " kira-kira bisa jki LDR? Kakak setia ji kira-kira sama saya?" ucapku padanya.

Tiba-tiba sebuah sentuhan lembut meraih punggung tangan ku, menyelipkan jari-jarinya diantara jari-jariku. ku lirik ke atahnya, namun pandangannya hanya fokus ke sangkar yang katanya sangkar burung tanpa menengok ke arah ku. aku ingat sensasi itu, awal aku merasakan kulit laki-laki menyentuh kulit ku, percaya tidak percaya kami pacaran saat itu sudah jalan 3 tahun dan kami hampir tidak pernah berasntuhan kulit kecuali tidak sengaja. dan ini awalnya aku merasakan sentuhan itu. seperti ada setrum kecil di sela-sela jariku.

"Kalau adek percaya sama saya, Bisa ka jaga hatiku dek. dan kupercaya ki juga." ucapnya tanpa menengok ke arah ku. entah kenapa hatiku terasa tertusuk mendengarnya, karena aku yang paling tau kelakuan ku. apa aku bisa memegang kepercayaannya? saat itu aku hanya diam lalu tertawa, kami saling mencairkan suasana dengan obrolan receh, walau sebenarnya pikiran ku masih terlintas kata-katanya kala itu.

Aku mengantar kepergiannya, aku ke rumah Masaharu dan melihatnya pergi. dan esoknya akupun masuk asrama. yang mana tidak ada handphone. dan disinilah perjalanan SMA ku dimulai... ooopsss bukan SMA tapi Sekolah Asrama ku dimulai....

Awal aku melanggar janji ku....