**************
BAB 22
~POV Zara~
Semua berhenti. Garpu saya melayang di udara sementara kata-kata Badai meresap ke dalam pikiran.
Rumah Ayah.
Siapa wanita asing ini?
Saya terpukul keras—pemuda ini sama sekali tidak tahu siapa saya. Dan begitu pula Zoe, berdasarkan raut kebingungan yang jelas terlihat di wajahnya.
Sebelum saya bisa menjawab, Zoe mengendurkan posisi duduknya, wajahnya berubah menjadi senyuman sinis. "Oh, saya mengerti. Kamu salah satu wanita itu kan? Berpura-pura memiliki rumah sementara keluarga sebenarnya pergi dan berharap bisa masuk ke ranjang bosmu."
Saya membeku, kata-katanya seperti pisau yang menusuk dingin.
Kemarahan menggelegak di dada saya, tapi saya mengepal tangan di bawah meja, bertekad tidak menunjukkan kelemahan.
Sebuah senyum sederhana yang menunjukkan betapa tidak terpengaruhnya saya oleh komentarnya terbentuk di bibir saya.
