Chereads / Tiga Pahlawan Bayangan / Chapter 1 - Prolog

Tiga Pahlawan Bayangan

🇮🇩ini_wulan
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 8
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Ana berdiri di depan pintu gerbang sekolah baru, memandang gedung yang tampak megah namun asing. Angin pagi berhembus pelan, membawa harum tanah basah dan dedaunan yang tertiup dari pepohonan di sekitar sekolah. Senja sebelumnya, ia sempat melamun, membayangkan apa yang akan terjadi hari ini. Namun kenyataan lebih keras dari yang ia duga.

Kembali harus memulai dari awal. Pindah sekolah bukanlah hal yang mudah, terlebih kali ini bukan karena pilihan sendiri. Ayah yang dipindah tugaskan ke kota lain membuat Ana harus meninggalkan teman-temannya, rumahnya, dan kenangan yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Keputusan untuk ikut ayahnya berangkat dinas bukanlah keputusan yang dapat ia kontrol.

Ia melangkah masuk ke dalam halaman sekolah, dan perasaan itu kembali hadir, rasa takut dan cemas. Rasa kesepian yang seakan mengikutinya ke mana pun ia pergi. Ana sudah biasa merasa seperti ini. Sejak kecil, ia terbiasa hidup berpindah-pindah mengikuti ayahnya yang sering dipindah tugaskan. Setiap kali pindah, ia selalu merasakan hal yang sama seperti menjadi orang asing di tempat yang baru.

Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda. Sebuah bayangan masa lalu, sebuah memori yang entah kenapa kembali menghantui pikirannya. Ana teringat saat-saat terakhir bersama teman-temannya di sekolah lama, bagaimana mereka tertawa dan berbagi cerita. Ana merasa seolah-olah ia meninggalkan sesuatu yang sangat berarti, sesuatu yang tidak akan pernah bisa ia temukan lagi di tempat baru ini.

"Semua akan baik-baik saja," Ana mencoba meyakinkan diri, meskipun hatinya meragukan kata-kata itu. Namun, apa pilihan lain yang ia miliki? Dunia terus berputar, dan ia harus terus melangkah.

Dengan langkah yang sedikit ragu, Ana memasuki sekolah baru itu. Tanpa sadar, ia menoleh ke belakang sejenak, berharap bayangan masa lalu itu masih bisa mengikutinya. Namun tak ada yang bisa ia bawa, hanya kenangan yang akan tetap tertinggal. Sekarang, ia harus menghadapi kenyataan baru.

Dan siapa tahu, di antara keramaian baru ini, ada pahlawan-pahlawan bayangan yang akan muncul, memberi warna pada hidupnya yang penuh dengan kebingungan dan harapan.