Chereads / The Prince I'm Looking For / Chapter 5 - Rumor Jenderal

Chapter 5 - Rumor Jenderal

"Yangeur!"

"Iya nona?"

Lidya, gadis itu mondar mandir kesana kemari. Tangan bertolak pinggang, wajahnya kusut dan gelisah.

"Cepat katakan, apa aku sangat cantik?" tanya Lidya menarik kerah dayangnya dekat dekat.

"Te-tentu sa-saja nona," jawabnya dengan badan yang kaku serta suara yang bergetar.

"Jawab yang jujur dan lugas dong ahh!" tuntut Lidya mendorong Yangeur nya menjauh.

Gadis pelayan itu kebingungan, dia menunduk dengan tangan yang disembunyikan didalam pakaian.

"Nona sangat cantik!" jawabnya dengan suara keras.

"YANG KERAS!"

"NONA SANGAT CANTIK BAHKAN LEBIH CANTIK DARI NONNA MANAPUN YANG SAYA LAYANI!" Teriak Yangeur itu memejam mata dengan nafas ditahannya.

"GOOD!" balas Lidya memberi jempol, dia puas.

'Tap tap tap taraptap tap'

Suara sepatu berjalan cepat dari arah pintu menuju kamarnya. Semakin dekat semakin terdengar hembusan nafas beberapa orang diluar sana. Lidya menoleh cepat, sedangkan Yangeur mengintip dengan 1 mata melirik ke arah pintu, tak lupa nafasnya masih ditahan.

'BUAGHH!'

Pintu di tendang keras dari luar, menampilkan seorang pria dengan setelan khas bangsawan dan beberapa pengawal setianya.

"Eh ku kira si samuel dugong itu," batin Lidya berkata.

"Hahh akhirnya.." Gadis pelayan langsung spontan mundur dan berdiri di belakang nonna nya, tatkala pria tersebut mendekati mereka. Nafasnya pun sudah bisa stabil.

"Siapa dia?" bisik Lidya pada Yangeur.

Yangeur mendekati telinga nonna nya itu, "Adik dari mahatuan. Namanya Athor. Dia anak kesayangan di rumah ini."

Matanya melotot, "Waww.. Anak emas?" dialog Lidya dengan suara yang kecil.

"Akhirnya aku bisa ketemu kamu juga, walaupun harus diam diam," ungkap orang yang bernama Athor itu tersenyum.

Athor tampak melirik sekilas pada mata batu permata yang di kalungkan di leher Lidya. Namun, wajahnya berubah kembali semula dengan ekspresi yang ceria.

"Perkenalkan, nama ku Athor. Kau bisa memanggil ku Athor."

"Oh iya." jawab Lidya singkat, ekspresinya datar tak bersahabat.

"Nama mu?" tanya Athor menuntut perkenalan. Matanya berbinar, exited.

Lidya berpikir sejenak, kalau dia bilang nama aslinya pasti akan sangat membahayakan. Bagaimana pun juga, dia belum tau tempat apa yang dia tinggali sekarang.

"Gue jawab apa ya? Kalau gue jawab nama asli apa ga bahaya?" batinnya.

"JAWAB!"

"Xiao Xiao! Eh?" Lidya terkejut.

Dia menutup mulut Dengan kedua telapak tangannya, "Bego! Itu kan nama karakter novel Romansa fantasy timur. Malah ga sengaja kesebut lg, aduh!" batinnya merutuk diri sendiri, "Eh tapi kan itu Miao Miao.." pikirnya lagi benar.

Pengawal yang geram dengan sikap orang asing yang lamban itu mengagetkan Lidya dengan suara bass nya.

"Cukup!" bentak Athor pada pengawalnya.

Itu membuat Lidya terkejut kedua kalinya, suara pria itu berbeda nada saat ia berbicara dengannya. Dengannya lembut dan ceria, tapi pada pengawalnya dia tegas dan dingin.

Matanya yang tadinya tajam pada pengawalnya, kini beralih manis menatap dirinya.

"Nonna Xiao Xiao.. Nama mu aneh juga," ujan Athor terkekeh kecil.

Dongkol!

Gadis itu memutar bola matanya bodo amat, ada sedikit rasa kesal saat nama nya di bilang aneh. "Ya ya.." sahutnya mencabik bibirnya diam diam di belakang.

"Ada perlu apa anda datang kesini?" tanya Xiao Xiao.

Karena kedepannya Lidya akan di panggil Xiao Xiao, maka akan kita sebut sebagai Xiao Xiao mulai saat ini agar tidak pusing.

Yangeur mencoel pinggang Xiao Xiao, "Nonna yang sopan sedikit." ujarnya berbisik takut takut melirik tuan muda di sebrangnya.

Xiao Xiao bergerak geli, melihat ke arah Athor yang juga melihatnya. Bodo amat.

"Kau cukup berani pada ku, tapi tidak apa. Kakak ku sangat menyukai barang cantik seperti mu, makanya dia membawa mu kemari," jawab Athor dengan senyum menyindir.

"Apa maksud mu?" tanya Xiao Xiao tak terima di samakan dengan barang.

Aneh sekali, wajah ramah nya cuman topeng sesaat saja rupanya.

"Kau.. Kau itu orang asing dari luar gunung Reya. Artinya, kau adalah orang asing bagi kami semua dan penduduk disini, aku juga tidak tau dari mana kau datang, makanya aku menemui mu. Dan ya, kau aku temukan bersama kakak ku di padang rumput gunung reya, itu adahal hal yang.. Sangat mengesankan? Bisa ku tanya dari mana kau berasal?" ungkap Athor.

Gadis itu tak paham, dia hanya diam tak menjawab. Dahinya berkerut, susah mencerna apa yang di katakan nya.

"Hahahah sudahlah, benar kata kakak ku," ujan Athor memutar bola matanya.

"Hah?" batin Xiao Xiao bingung.

Tanpa berterus terang lebih lanjut dia berbalik dan pergi diikuti pengawalnya keluar kamar.

Xiao Xiao pun berbalik dan menangkap Yangeur, "Cepat jelaskan apa maksudnya." suruh Xiao Xiao berbisik.

Diluar pintu, pintu kamar keberadaan Xiao Xiao sudah ditutup.

"Kirim mata mata untuk mengawasi gadis angkuh itu, pastikan tidak ada yang mencurigakan."

Para pengawalnya di sekitarnya mengangguk patuh, "Baik tuan!"

Didalam ruangan.

"Jelaskan Yangeur!" tuntut Xiao Xiao menarik baju depan pelayan tersebut.

"Yangeur tidak mengerti, tapi mungkin ini berhubungan dengan Mahatuan," jawab pelayan ini takut takut.

Xiao Xiao mendorong pelayan itu menjauh, ekspresi Yangeur pun merasa sedih tidak tahu harus membantu apa pada nonna nya.

"Kalau gitu, coba jelaskan yang kamu tahu terus tempat apa ini!"

Yangeur menunduk, "Nonna sedang berada di kota Nebula, tepatnya dinasty Arysta. Dan Nonna sedang berada di kediaman jenderal Alaghar, orang yang memimpin kota ini sekaligus kaki tangan sang penguasa dinasty. Tuan Jenderal sebentar lagi akan menikah dengan nona bangsawan dari keluar Ramier. Mereka menikah karena dijodohkan dari dua keluarga-"

"Singkat aja!" ucap Xiao Xiao memotong.

"Orang istana bergosip bahwa alasan mahatuan membawa nona karena mau menghindari penikahan, karena ibunda mahatuan sudah berjanji jika mahatuan bisa membawa gadis yang di inginkannya, maka pernikahan akan dibatalkan."

Sekarang ia paham maksud dari tindakan pria itu, "Jadi dia mau memanfaatkan ku?" bisik Xiao Xiao pada dirinya sendiri.

"Nona?" sapa Yangeur.

"Apa? Ada yang lain?" tanya Xiao Xiao meliriknya.

Yangeur mengangguk, ia mendekati Xiao Xiao dan berbisik, "Jika nona ingin pergi, Yangeur bisa membantu."

Badan gadis itu menjauh, wajahnya tersimpan sirat kasihan pada dirinya.

"Kamu kasihan sama aku?" tanya Xiao Xiao menebak.

Sekali lagi Yangeur mengangguk.

"Kenapa? Aku kelihatan menyedihkan kah?" tanya Xiao Xiao lagi menebak.

Pelayan itu menggeleng, "Tidak nona. Hanya saja Yangeur takut kalau nona akan terjebak disini," ucap Yangeur pelan, dia mendekat lagi.

"Banyak yang bilang kalau mahatuan bukan orang yang baik, sudah banyak pelayan wanita yang hilang misterius dan berakhir ditemukan tidak bernyawa. Anehnya, rumor menyebar kalau tuan sengaja menutupi kasus itu, ada kabar juga kalau tuan menyuap keluarga mereka dan merekrut pelayan baru setiap tahunnya." lanjut Yangeur dengan nada yang sangat pelan, dan mustahil didengar orang diluar ruangan.

"Dongeng apa lagi ini tuhan.." lirih Xiao Xiao ternganga.