Chereads / The Prince I'm Looking For / Chapter 7 - Jerat di Antara Dua Duri

Chapter 7 - Jerat di Antara Dua Duri

Beberapa detik berlalu, ada sampai 1 menit lebih tidak ada suara balasan. Xiao Xiao membuka matanya, melihat seseorang berdiri di depan pintu yang terbuka, tubuhnya menghalangi cahaya yang masuk.

'BUGH!'

Tanpa peringatan, wajahnya di tonjok, kesadarannya pun tumbang, Xiao Xiao jatuh pingsan.

Tak lama, matanya terbuka. Samar samar dia melihat remangan cahaya menyilaukan matanya. Sambil menahan sakit di hidung yang menyeruak, terasa aliran hangat keluar lamban dari hidungnya—darah.

"Ssshh... Aduh, dimana ini?" lirihnya.

Matanya menyipit menahan perih, mencoba memahami tempat yang asing ini.

Namun yang ia lihat membuatnya terkesiap. Ia duduk di kursi kayu, tangan dan kaki terikat rapat. Berontak sekuat tenaga, ia mencoba melepaskan diri. Tapi sia-sia.

"Apa-apaan ini? Kenapa aku diikat begini?!" gumamnya panik.

Tiba-tiba, suara dingin menyela.

"Rubah kecil ini rupanya sudah bangun ya?"

Seorang gadis berdiri di depannya dengan tangan bersilang di dada. Xiao Xiao membelalak saat mengenali wajah itu.

"Kamu?!"

Aku?" Gadis itu mendengus sinis, "Seharusnya aku yang tanya, apa yang kamu lakukan dengan pakaian aku?!"

Xiao Xiao tersentak. Ia mencoba tersenyum kaku, meski dadanya berdebar. "Sepertinya kamu salah orang. Aku nggak ngerti apa yang kamu bicarakan."

"Salah orang?!" Gadis itu menyeringai marah, matanya menatap tajam.

"Jelas-jelas kamu pakai bajuku! Baju itu bukan sembarang pakaian, tahu! Aku harus menunggu sebulan untuk memesannya. Aku habiskan uang jajanku untuk mencicil setiap detail hiasan di baju itu, dan kamu malah mencurinya, rubah licik!"

"Aku..." Xiao Xiao berusaha mencari alasan. "Aku minta maaf," dia cengengesan.

Rupanya dia Safira, gadis yang ia curi pakaiannya. Sebenarnya Xiao Xiao juga bingung di situasi seperti ini, jika waktu di ulang pun dia akan melakukan hal yang sama agar bisa kabur.

"Minta maaf?!" Gadis itu menahan tawa dingin. "Kamu pikir minta maaf cukup untuk mengganti semua ini?"

"Dengar, aku nggak tahu apa yang terjadi, tapi—"

"Diam!" Gadis itu memotong dengan nada tajam, "Aku tidak mau tahu, kamu ganti pakaian ku atau aku biarkan kamu disini sendiri sampai mati?!"

Xiao Xiao mendengus. "Ganti gimana? Aku aja gak tahu aku di mana sekarang! Lepasin dulu ikatannya, baru kita bicara."

Di tengah perdebatan itu, pelayan pribadi gadis tersebut berbisik ke telinga majikannya.

"Nona, apakah mungkin dia kekasih Tuan Alaghar?"

Safira terkejut sejenak, lalu menatap Xiao Xiao dengan lebih lekat. "Kekasih Alaghar? Kamu?"

"Alaghar?" Ia mendengus, mencoba mengalihkan. "Dengerin ya gadis macan, aku nggak tahu siapa dia, tapi yang jelas aku nggak peduli urusan kalian. Lepasin aku sekarang juga!"

Dua sejoli didepannya itu berdiskusi sibuk sendiri, mata mereka menatap tingkah gadis didepan sana.

"Kamu yakin dia yang dimaksud Alaghar? Kenapa kelakuannya tidak anggun sekali?" bisik Safira bertanya pada Yangeur nya.

Pelayan itu mengangguk serius, "Benar Nona, Yangeur tidak mungkin salah orang. Sekarang di kediaman paviliun Anggrek sedang ada huru hara. Mata mata kita bilang, kalau kekasih tuan muda jenderal kabur. Yangeur yakin orang nya pasti ini," jawab pelayan itu panjang lebar, meyakinkan.

Safira merenung sejenak memikirkan sesuatu, sedangkan Xiao Xiao mengamuk terus meronta ingin di lepaskan. Gadis itu menyipitkan mata, penuh curiga. Ia terdiam, memandangi Xiao Xiao dengan sorot tajam.

"Kekasih Alaghar, ya?" Ia mendekat. "Aku nggak mengerti kenapa dia memilih orang seperti kamu. Lihat dirimu! Kumal, lusuh, dan-"

"Heh!" Xiao Xiao menyela dengan nada tajam.

"Jaga mulutmu, macan liar. Aku nggak peduli apa yang kamu pikirin. Lepasin aku, atau aku-"

"Atau apa?" Gadis itu menyeringai, "Berteriak? Mengancam? Lihat dirimu sekarang, rubah kecil. Kamu nggak punya kuasa apa-apa." lanjutnya terkekeh kecil.

Xiao Xiao kembali meronta, kali ini lebih keras.

"Lepasin! Aku nggak punya urusan dengan kalian! Aku cuma mau pergi jauh dari sini!"

Goyang sana goyang sini, tak mau diam. Melihatnya membuat yangeur pribadi Safira ini berdecak geleng geleng.

"Baiklah, aku akan melepaskanmu. Tapi dengan dua syarat."

Xiao Xiao menghentikan berontaknya, matanya berbinar penuh harap, "Serius?"

"Tapi..." gadis itu menyeringai kecil, "Dengan dua syarat." lanjutnya.

Wajah Xiao Xiao berubah tegang. "Apa syaratnya?" tanyanya hati-hati.

"Pertama, kamu harus mengganti pakaianku dengan yang baru itu tentu, tidak peduli bagaimana caranya."

Xiao Xiao terdiam sejenak. Ia menunduk, memandangi pakaian yang ia kenakan. Kotor, robek, dan hiasannya yang dulunya cantik kini rusak. Ia tersenyum kaku.

"Hehe... Kayaknya memang iya aku harus ganti," gumamnya tersenyum canggung.

Safira memutar bola matanya malas, "Tenang saja, aku sudah memikirkan bagaimana cara mu menggantinya." jawab Safira balik menatapnya dengan seringaian kecil.

"Kedua, jauhin Tuan Alaghar dan putus kan semua kontak apapun dengannya. Jaminannya adalah nyawamu, jika kamu ingin lepas kamu harus menyetujui dua hal itu," ungkap Safira menunjuk wajah Xiao Xiao.

Xiao Xiao menghindar dari tunjukan jari Safira, dia menggeser kepala nya ke samping, "Boleh aku ta-tahu caranya a-aku bayar hutangku?" tanya Xiao Xiao ragu ragu, perasaannya tak enak.

Di tempat lain, Tuan Alaghar menyandra Yangeur yang ditugaskan menjaga Xiao Xiao. Tubuhnya di jatuhkan dilantai menghadap sang jenderal yang tengah berdiri membersihkan pedang perang kesayangannya.

Yangeur itu gemetar, matanya sembab dengan pergelangan tangan dipegangi oleh kedua pengawal setia sang Jenderal dari Kanan dan kirinya.

"Pelangi, nama yang terlalu indah untuk pelayan rendahan sepertimu."

Alaghar mendekat ke arah yangeur tersebut, disini kita tahu bahwa nama asli Yangeur adalah pelangi.

"Aku tidak tahu kalau seorang budak bisa memiliki nama, apakah itu pemberian seorang yang istimewa?" ucap Alghar setengah berjongkok menyentuh rahang Pelangi dengan kepala pedangnya.

"T-tuan, saya tidak tahu apa-apa," jawab yangeur terbata-bata.

Alaghar terkekeh menyeringai, dia menekan kepala pedangnya yang tumpul ke titik leher pelayan itu.

"Katakan padaku, apa kau membantunya pergi dari sini?" tanya sang jenderal menatap tajam.

"JAWAB!" bentaknya.

"Saya tidak tahu tuan, saya hanya disuruh untuk mengambil cemilan lalu saat kembali para pengawal sudah menyeret saya kesini." jawab Yangeur itu berbohong.

Namun tuannya itu tidak puas. Ia mengayunkan pedangnya, melemparnya tepat hingga menancap pada pajangan dinding kepala rusa.

'Tang'

Suara pedang yang menggema.

Yangeur bergidik takut, dia hanya bisa diam tanpa berucap apapun karena takut keceplosan. Bagaimanapun, nona Xiao Xiao sudah baik padanya, dia harus menyelamatkannya dari jenderal mereka yang ambisius.

"PENGAWAL!" panggil sang jenderal.

"Siap tuan!" sahut mereka serempak.

Alaghar sempat menoleh sekilas ke arah pintu luar, "Pancing wanita itu dengan menggantung pelayan rendahan ini di alun alun kota. Jika sampai tengah malam wanita itu tidak kembali, penggal kepala pelayan ini dan bakar tubuhnya saat itu juga!" titah sang jenderal Alaghar, tak terbantahkan.