Di bawah langit yang mendung, seorang pemuda berumur 20 tahun berdiri di depan sebuah kuburan. Langkahnya berat, matanya kosong menatap nisan yang terbenam di tanah basah. Tangan kanannya memegang erat sebuah foto usang yang tampaknya sudah banyak dilihat dan dipegang. Foto itu adalah potret ayahnya, Elijah. Sejak kecil, Caleb hanya memiliki sedikit kenangan tentang sosok yang tertera di foto tersebut seorang pria yang tampak kuat dan penuh kehidupan, yang kini hanya menjadi kenangan di balik nisan ini.
"17 tahun," gumam Caleb pelan, suara anginnya seakan membawa kembali ingatan yang sudah lama terkubur.
Dia menatap foto itu, wajah ayahnya yang tampak muda dan penuh semangat. Wajah yang tak pernah ia kenal, tetapi selalu ia ingat dari cerita-cerita ibunya. Elijah, sang ayah, meninggal dalam sebuah kejadian misterius, meninggalkan mereka berdua Caleb dan ibunya, Anabel dalam kegelapan ketidakjelasan.
Saat itu, ketika Caleb baru berusia tiga tahun, ibunya memberitahunya tentang kepergian ayahnya. Namun, ada yang aneh dengan cerita itu. Ibunya tidak pernah menjelaskan dengan detail bagaimana atau mengapa ayahnya meninggal. Setiap kali Caleb bertanya, Anabel hanya mengalihkan percakapan atau menyarankan agar ia tidak terlalu memikirkan hal itu.
"Kenapa ayah meninggal?" tanya Caleb kecil, dengan penuh ketidakpahaman.
Ibunya hanya tersenyum, meski senyum itu terasa dipaksakan, "Ayahmu sedang menjalani tugas yang sangat penting. Dia ingin dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untukmu."
Namun, seiring bertambahnya usia, Caleb mulai merasakan bahwa ada sesuatu yang lebih besar, lebih gelap, yang tersembunyi di balik cerita itu. Sesuatu yang ibunya tak pernah ingin ceritakan. Ada keraguan yang tumbuh dalam dirinya, dan rasa ingin tahu yang semakin menggelora.
Maka, di hari yang kelabu ini, setelah hampir dua dekade berlalu, Caleb datang ke sini, ke tempat terakhir ayahnya beristirahat. Sekarang, ia sudah menjadi seorang polisi, dan dalam dirinya, ada satu tujuan yang tidak akan pernah pudar: mencari tahu kebenaran tentang ayahnya. Kenapa ayahnya meninggal? Apa yang sebenarnya terjadi? Dan mengapa ibunya tidak pernah menceritakan detailnya?
"Maafkan aku, Ayah," Caleb berbisik, menunduk. "Aku akan mencari tahu kebenaran, apapun yang terjadi."
Sebagai seorang polisi, Caleb telah menyelidiki banyak kasus yang rumit, tetapi tidak ada yang lebih rumit dari ini. Setiap jejak yang ia temukan mengarah ke kebingungannya. Tidak ada bukti yang jelas tentang kejadian yang menewaskan Elijah. Hanya desas-desus yang terdengar samar-samar tentang sesuatu yang jauh lebih besar dari yang ia bayangkan tentang organisasi tersembunyi, tentang kekuatan buatan yang lebih canggih dari manusia biasa. Namun, Caleb belum bisa menggali lebih dalam, karena setiap kali ia mendekati kebenaran, sesuatu atau seseorang berusaha untuk menghentikannya.
Tangan Caleb yang memegang foto itu sedikit gemetar, tetapi tekadnya tetap kuat. Ia tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban yang ia cari. "Aku janji, Ayah. Aku akan menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Aku akan membongkar semua yang tersembunyi."
Ketika Caleb menaruh bunga di atas nisan ayahnya, ia merasakan sesuatu yang aneh. Ada suara yang berbisik di dalam dirinya, suara yang memanggilnya lebih dalam ke dalam kegelapan masa lalu. Suara yang akan membawanya pada petualangan yang tak pernah ia bayangkan. Sesuatu besar sedang menunggunya di luar sana, dan Caleb tahu perjalanan ini baru saja dimulai.
Dengan satu langkah, Caleb berbalik dan berjalan pergi. Tapi kali ini, ia tahu, tak ada yang bisa menghentikannya. Tidak ada yang bisa menghalangi pencariannya untuk mengungkap kebenaran, bahkan jika itu berarti harus menghadapi kenyataan yang lebih gelap dari yang bisa ia bayangkan.