Suara hujan di luar jendela menyelimuti rumah Caleb dalam keheningan yang menekan. Ia duduk di sofa ruang tamunya, memandangi secangkir kopi yang kini sudah dingin. Di depannya, layar laptop menyala, menampilkan data dari flash drive yang berhasil ia bawa pulang. Mata Caleb terpaku pada satu file dengan nama "Proyek Integrasi Arcanum." Setiap baris dalam file itu menambah beban di pundaknya.
Organisasi ini telah menyusup jauh ke dalam sistem. Mereka memiliki akses ke pejabat tinggi, kontrol atas perusahaan besar, dan kekuasaan yang melampaui bayangan siapa pun. Caleb tahu, jika ia ingin menghancurkan Arcanum Syndicate Order, ia harus menyusup ke dalamnya. Namun, pertanyaan terbesar adalah bagaimana ia bisa melakukannya tanpa kehilangan dirinya sendiri.
Caleb membaca ulang dokumen itu. Ada dua cara utama untuk masuk ke dalam organisasi. Pertama, menjadi salah satu dari mereka. Itu berarti menyerah pada korupsi, mengkhianati prinsip-prinsipnya, dan hidup sebagai boneka yang dikendalikan oleh kekuatan gelap. Cara kedua? Menjadi salah satu "peserta" dalam program hukuman mati yang menjadi bagian dari game virtual untuk para terpidana mati.
Program ini dirancang untuk merekrut narapidana yang dianggap tidak memiliki nilai di mata masyarakat, namun memiliki kemampuan atau potensi yang dapat dimanfaatkan oleh Arcanum. Narapidana yang dihukum mati akan diberi tawaran: berpartisipasi dalam game virtual mematikan di mana hanya yang terkuat yang bertahan, atau menghadapi eksekusi.
Pilihan ini membuat Caleb terdiam lama. Tangannya bergetar ketika ia mengangkat cangkir kopinya. Sebagai seorang polisi, ia telah berjanji untuk menegakkan keadilan, melindungi yang lemah, dan melawan kejahatan. Namun, menjadi bagian dari Arcanum melalui korupsi berarti mengkhianati semua itu. Caleb tahu ia tidak bisa hidup dengan membawa beban itu.
Namun, pilihan kedua sama berbahayanya. Untuk masuk ke dalam program, ia harus menjadi seorang terpidana mati. Itu berarti, ia harus melakukan sesuatu yang membuatnya dijatuhi hukuman tertinggi. Tetapi apa? Caleb bukan pembunuh, dan ia tidak akan pernah melukai orang tak bersalah demi misinya.
Setelah berjam-jam berpikir, Caleb akhirnya mendapatkan ide. Ia akan "menyusup" ke dalam penjara dengan menciptakan sebuah skenario yang membuatnya tampak seperti seorang pelaku kejahatan kelas berat, tanpa benar-benar menyakiti siapa pun. Itu akan membutuhkan perencanaan yang matang dan risiko besar. Tetapi bagi Caleb, tidak ada pilihan lain.
Dua minggu kemudian, sebuah berita besar mengguncang kota. "Petugas Polisi Caleb Terlibat dalam Skandal Korupsi dan Perdagangan Narkoba," bunyi tajuk utama di media lokal. Berita itu menyebar cepat, menggambarkan Caleb sebagai pengkhianat yang telah bekerja sama dengan jaringan kriminal untuk menyelundupkan narkoba dalam jumlah besar. Bukti-bukti berupa dokumen keuangan dan foto-foto transaksi muncul di media.
Di balik layar, semua itu adalah hasil kerja Caleb sendiri. Dengan bantuan seorang hacker anonim yang ia rekrut sebelumnya, ia memalsukan dokumen-dokumen tersebut, memastikan semua jejak mengarah padanya tanpa melibatkan siapa pun yang tidak bersalah. Caleb menyerahkan diri ke pihak berwenang tanpa perlawanan, memainkan perannya sebagai polisi korup yang tertangkap basah.
Dalam waktu singkat, kasusnya diproses. Pengadilan berjalan cepat karena tekanan publik yang marah. Caleb dijatuhi hukuman mati atas "pengkhianatannya" dan dikirim ke fasilitas penjara dengan keamanan maksimum. Semua yang mengenalnya, termasuk rekan-rekan di kepolisian, merasa kecewa dan hancur. Namun, hanya Caleb yang tahu kebenarannya.
Di dalam selnya, Caleb mulai mempersiapkan langkah berikutnya. Ia tahu bahwa Arcanum memiliki cara untuk merekrut narapidana melalui game virtual. Tugasnya sekarang adalah menarik perhatian organisasi itu tanpa terlalu banyak menonjolkan dirinya. Ia mendekati beberapa narapidana lain, mendengar cerita mereka, dan diam-diam mengumpulkan informasi tentang bagaimana Arcanum bekerja di dalam penjara.
Sebuah malam yang gelap dan sunyi, Caleb akhirnya mendapatkan tanda pertama bahwa rencananya berhasil. Seorang pria berjas hitam mendatanginya di sel. Wajahnya tanpa ekspresi, tetapi matanya penuh dengan kekuatan dan ancaman.
"Kami tahu siapa kamu," katanya dengan suara rendah. "Jika kau ingin hidup, ada sesuatu yang harus kau buktikan dulu."
Caleb menatap pria itu dengan tenang. Ia tahu, langkah pertamanya menuju kehancuran Arcanum telah dimulai.